MAKASSAR — Melalui kegiatan Talk Show Ketahanan Keluarga bertajuk “Kiat-Kiat Harmonisasi Rumah Tangga” Dewan Pimpinan Wilayah Wahdah Islamiyah (DPW WI) Provinsi Sulawesi Selatan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Hamid Habbe, SE. M.Si., mengajak kepada seluruh keluarga untuk bijak dalam mengelola keuangan keluarga.
Dalam webinar yang dibuka oleh moderator Muhammad Ridwan ini, Prof Hamid menyampaikan bagaimana pentingnya cara mengelola keuangan dengan baik dan memberikan pandangan kepada setiap keluarga untuk dapat merdeka secara finansial di mana hal ini sangat diperlukan mengingat tantangan finansial akan selalu datang silih berganti khususnya dalam masa pandemi.
Prof Hamid mengatakan banyak hal yang menjadikan krisis keuangan keluarga bisa terjadi. Salah satunya adalah Fly Paper effect atau gaya dan prilaku yang tidak bisa menyesuaikan dengan pemasukan. Menurutnya banyak orang yang tidak sadar jika pemasukannya tidak bisa mencukupi gaya hidupnya namun ia memaksakan untuk tetap hidup seperti itu.
“Ini sesungguhnya yang patut kita waspadai. Sebab tak sedikit di antara kita yang demikian. Apalagi mental accountingnya juga bermasalah. Di dalam rumah ia hemat sementara saat makan di luar mereka tak peduli seberapa mahalnya makanan yang ia konsumsi,” ujarnya, Ahad (9/1/2022).
Ia melanjutkan, tahap pertama yang harus dimiliki seseorang itu adalah financial security di mana setiap orang harus mampu mencukupi kebutuhan pokoknya, lalu setelah itu diikuti oleh kemerdekaan finansial di mana tolok ukurnya adalah ketika seseorang tidak memiliki masalah dalam cash flow bulanan.
Ia juga menjelaskan kemandirian finansial dan kebebasan finansial merupakan dua hal yang berbeda. Dalam kemandirian finansial yang dijadikan parameter ialah apabila seseorang sudah tidak bergantung pada pinjaman dan dapat menjalani hidup secara cukup. Prof. Hamid menyinggung tentang fenomena keluarga yang hampir seluruh pemasukannya dihabiskan untuk sesuatu yang bersifat konsumsi.
“Tanda bahwa kita merdeka secara finansial bisa dilihat dari yang pertama kita tidak punya masalah cash flow bulanan, bagaimana kita pandai mengatur budgeting keluarga. Tidak semua habis dimakan, ada saving dan investasi,” tukasnya.
Untuk memiliki kemerdekaan secara finansial, ia menambahkan seseorang meski mempunyai good habbit secara finansial. Dalam artian, tidak terpengaruh dengan gaya hidup. Mampu membedakan antara kebutuhan dan gaya hidup. Maka disinilah peran suami yang menjadi pencari nafkah.
“Namun patut diperhatikan, sebagai muslim, nomor satu adalah zakat, infak dan sedekah. Karena ini adalah pipa pemasukan. Keluarkan dulu, baru yang dikonsumsi, secukupnya saja. Insyaallah saving dan investasi akan menyusul,” urainya.
Sebagai informasi, webinar yang diikuti oleh 2.500 peserta dari seluruh Indonesia berlangsung interaktif dengan adanya sesi konsultasi terkait pengelolaan keuangan. Selain itu Webinar ini merupakan rangkaian pra kegiatan Musyawarah Wilayah yang bakal dihelat pada tanggal 16 Januari 2022. []