Wapres Minta Polri Tidak Gegabah
(Harian Fajar/Kamis/27 Agustus 2009)
JAKARTA-Wakil Presiden HM. Yusuf Kalla meminta masyarakat dan polri tidak terjebak stigma kelompok dakwah tertentu sebagai kelompok teroris. Aparat tetap diminta menuntaskan pengejaran terhadap teroris tanpa membuat saling curiga di tengah masyarakat.
“Kita tidak bisa menggeneralisasi pakaian tertentu pasti anggota kelompok teroris. Saya lihat kemarin yang ngebom pakai jas dan jins. Kalau itu dasarnya, apakah semua yang pakai jas dan jins akan diperiksa? Kan tidak bisa,” kata JK di Jakarta, Rabu 26 Agustus.
JK tidak menampik ada kelompok masyarakat yang membiarkan perekrutan calon pelaku bom bunuh diri atau dengan sukarela menyembunyikan anggota kelompok teroris. Terhadap pelaku terror dan orang yang membantunya, JK meminta polri menindak tegas. Namun, terhadap pihak yang tidak terlibat, dia meminta masyarakat tidak perlu memusuhinya.
“Tidak perlu ada aturan khusus tentang dakwah, tapi perlu ada aturan tentang etika berdakwah. Intinya, dakwah jangan menghasut orang untuk berbuat kejahatan, karena agama melarang menghasut dan menfitnah,”ujarnya.
JK meminta pemerintah daerah, terutama camat dan kepala desa, bersama aparat Departemen Agama di lapisan terbawah mendekati kelompok-kelompok dakwah di daerahnya. “Bukan untuk mematai-matai, tapi untuk memberi guidance jangan berdakwah dengan materi yang menyinggung SARA. Mereka harus dirangkul agar tidak eksklusif, tapi membaur dengan masyarakat di sekitarnya,”tegasnya