Seorang muslim ataupun muslimah hakiki pasti merindukan yang namanya Lailatul-Qadr. Bahkan sudah sepantasnya sebagai muslim/muslimah untuk mempersiapkan amalan dan doa yang mesti dilakukan dan dipanjatkan pada malam yang penuh berkah ini. Dalam hadis Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: “…di dalamnya (lailatul-qadr) Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang diharamkan dari kebaikannya maka ia benar-benar telah diharamkan kebaikan apapun“. (HR. Nasai, no. 2108 dan Ahmad, no. 7148 dan dishahikan oleh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah, 2/456, juga diriwayatkan dari hadis Anas bin Malik radhiyallahu’anhu dalam Sunan Ibnu Majah, no. 1644)
Tidak dipungkiri, ada banyak saudara-saudari kita yang sangat berharap menjumpai Lailatul-Qadr dengan amal ibadah yang maksimal, namun dihalangi oleh beberapa udzur dan halangan yang membuat mereka tak akan maksimal bermunajat dan beribadah didalamnya. Diantara mereka adalah orang sakit, wanita haidh/nifas, dan lain sebagainya. Terkhusus pada pembahasan ini, penulis hanya akan mengangkat pembahasan tentang jenis-jenis amal ibadah yang bisa dilakukan oleh seorang wanita haid/nifas secara maksimal dalam Lailatul-Qadr secara khusus, dan pada malam-malam Ramadhan secara umum.
Wanita haid/nifas tentunya tidak dibolehkan melaksanakan ibadah shalat sehingga ia tidak bisa mendirikan qiyam lail baik berupa tarawih, tahajjud, ataupun witir pada Lailatul-Qadr, sehingga ia tidak bisa meraih pahala yang disebutkan dalam hadis:
من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya: “Barangsiapa yang mendirikan shalat pada Lailatul-Qadr dengan keimanan (meyakini adanya pahala) dan mengharapkannya, niscaya dosa-dosanya yang berlalu akan diampuni”. (HR Bukhari 1901 dan Muslim: 760).
Dalam Lailatul-Qadr ini juga ia tidak bisa melaksanakan ibadah umrah, tawaf, atau membaca Al-Quran sambil menyentuh Mushaf secara langsung.
Akan tetapi terkhusus qiyam lail tersebut, semoga ia tetap mendapatkan pahalanya walaupun ia sedang haid atau nifas bila ia melakukan dua hal berikut:
Pertama: Sebelumnya ia telah bertekad untuk memaksimalkan ibadah pada malam itu. Ini sesuai hadis populer Muttafaq ‘alaihi : “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya”.
Kedua: Pada malam-malam Ramadhan –sebelum datangnya haid- ia selalu rutin beribadah melaksanakan qiyam lail, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
Artinya: “Jika seseorang sakit atau melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.” (HR Bukhari: 2996).
Selain itu, ada banyak amal ibadah yang banyak dilalaikan oleh wanita haid/nifas pada malam Lailatul-Qadr ini, dimana amal ibadah tersebut tidak kalah pentingnya dari ibadah shalat tersebut, utamanya doa. Berikut beberapa amalan tersebut:
Pertama: Banyak berdoa karena Lailatul-Qadr adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, juga merupakan malam penetapan taqdir. Aisyah radhyallahu’anha pernah bertanya kepada Rasulullah ; Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu kalau saya mendapati Lailatul-Qadr, apa yang harus saya perbanyak untuk berdoa? Beliau menjawab: Berdoalah :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اْلعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi mencintai ampunan, maka ampunilah diriku“. (HR Nasai dalam AlKubra ; 7665, Tirmidzi : 3822, dan Ibnu Majah : 3850, sanadnya shahih).
Juga banyak mendoakan umat islam yang lain, Imam Nawawi berkata: “Pada malam itu (lailatul-qadr) disunatkan memperbanyak doa untuk kepentingan dan permasalahan kaum muslimin, sebab ini merupakan syiar/tandanya orang-orang shalih, dan hamba-hamba Allah yang ‘arif (bijak)”. (Al-Adzkaar : hal.191).
Kedua: Banyak berdzikir kepada Allah ta’ala dengan berbagai jenis dzikir yang disyariatkan. Seperti: Subhaanallaah, Walhamdulillah, Walaailaahaillallaah Wallaahuakbar, atau Subahaanallahi Wa bihamdihi Subhaanallahil-‘adzhiim, atau dzkir-dzikir lainnya. Karena dzikir disunatkan dalam setiap waktu, namun pada mala mini lebih diutamakan lagi.
Ketiga: Banyak bertaubat dan membaca istighfar. Ini sangatlah penting, karena bagaimanapun juga kita sebagai muslim pasti melakukan dosa baik besar ataupun kecil, dengan sengaja ataupun tidak. Lailatul-Qadr merupakan moment paling baik untuk menghapus dosa-dosa kita tersebut dengan air mata taubat nashuha dan ucapan istighfar yang ikhlas keluar dari hati dan lisan kita, apalagi bila waktu tersebut adalah disepertiga malam terakhir Lailatul-Qadr, yang dimana doa dan permohonan taubat didalamnya sangat dikabulkan oleh Allah ta’ala.
Keempat: Membaca Al-Quran, namun dengan pelapis, sebab wanita haid/nifas tidak boleh menyentuh Mushaf secara langsung. Atau kalau bisa boleh membaca Al-Quran dari buku tafsir atau dari HP, karena keduanya tidak dianggap sebagai Mushaf yang haram disentuh oleh orang yang berhadas.
Cat: Banyak ulama yang berpendapat bahwa wanita haid/nifas tidak boleh membaca Al-Quran, dan tidak pula boleh menyentuhnya baik dengan pelapis ataupun tidak. Namun pendapat yang benar adalah bolehnya membaca Al-Quran dan menyentuhnya dengan menggunakan pelapis. Wallaahu a’lam. Tentang pembahasan ini silahkan merujuk pada artikel sebelumnya dalam situs ini ( www.wahdah.or.id )
Kelima: Bersedekah. Ini merupakan salah satu amalan paling utama dalam bulan Ramadhan, namun tentunya bersedekah pada waktu Lailatul-Qadr ini lebih utama dikarenakan keberkahan waktu dan malam ini.
Keenam: Muhasabah/Intropeksi dan evaluasi diri. Sangat penting untuk muhasabah dan intropeksi diri pada malam ini dihadapan Allah ta’ala. Sebab hal ini akan membangkitkan rasa berdosa, dan banyak lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah. Dengan perasaan inilah seorang hamba secara otomatis akan bersimpuh memohon ampunan dan maghfirah dari-Nya, hatinya akan khusyu’ dan merasa kahsy-yah kepada-Nya.
Inilah beberapa amalan wanita haid/nifas pada malam Lailatul-Qadr, dan juga bagi bagi kaum laki-laki dan wanita suci, semoga bermanfaat. Aamiin.
Untuk lebih menambah wawasan tentang Lailatul-Qadr (letaknya, tanda-tandanya, trik-trik mendapatkannya, keutamaannya, amalan-amalan sunnah didalamnya, atau lainnya) silahkan baca di link berikut: http://wahdah.or.id/lailatul-qadr-2/ dan http://wahdah.or.id/lailatul-qadr/
Oleh Maulana La Eda, L.c