KENDARI, wahdah.or.id — Ribuan masyarakat memadati Masjid Al-Alam Kota Kendari dalam kegiatan Tabligh Akbar yang dirangkaiakan dengan wisuda 103 Hafiz Quran, Sabtu (13/01/2024). Kegiatan ini diinisiasi oleh Wahdah Islamiyah Sulawesi Tenggara.
“Alhamdulillah hari ini bisa bersua dengan ribuan masyarakat Sulawesi Tenggara di Masjid Al-Alam Kota Kendari. Bahagia dan haru. Apalagi tabligh akbar ini dirangkaikan dengan wisuda 103 Hafiz Quran. Maa syaa Allah, tabaarakallah,” ujar Ustaz Zaitun.
Pemimpin Umum wahdah Islamiyyah, Ustaz Zaitun Rasmin menyampaikan dalam kajiannya, jika orang yang berprestasi bukan bagaimana proses menghafal 30 juz namun bagaimana cara untuk menjaga hafalan 30 juz tersebut.
Apa yang dilakukan hari ini, kata dia, hanyalah satu pintu untuk memasuki yang lebih nyata. Orang yang menghafal Al-Qur’an bukan proses dia menghafal sampai 30 juz, atau 20 juz, atau 15 juz, yang merupakan prestasinya bukan itu.
Namun, tambah dia, ketika seseorang sudah sampai pada tahap hafalan 30 juz sekalipun, itu adalah pintu untuk prestasi, tapi juga harus menjaga hafalannya.
“Menghafal itu penting. Sangat penting. Ini adalah prestasi. Tapj belum final. Ini baru awal, untuk membuka pintu prestasi berikutnya. Menjaga hafalan untuk tidak di lupakan, menjaga hafalan agar mewarnai kehidupannya itulah prestasi yang sesungguhnya,” katanya.
Ustadz Zaitun Rasmin juga berpesan agar anak-anak terus meningkatkan dan mempertahankan hafalan Al Qur’an yang dimilikinya.
“Marilah anak-anakku untuk terus tingkatkan usaha kalian dalam mempertahankan hafalan dan menyebutkan ayat-ayat itu, melafalkan ayat-ayat itu maupun mempertahankan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ucapnya.
Ustadz Zaitun juga menyampaikan kepada masyarakat yang hadir, sebagai seorang ustadz, sebagai pemimpin ormas mengingatkan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya.
Jangan sia-siakan kesempatan, pilihlah orang-orang yang kalian pandang mempunyai kemampuan dalam menjalankan kebenaran, menjalankan Undang-Undang, dan mencegah kemungkaran, mencegah korupsi, mencegah kesewenang-wenangan, mencegah kedzoliman.
“Jangan hanya karena diberikan sembako, hanya diberikan uang, hanya diberikan fasilitas tertentu lantas memilih,” ucapnya.
Salah satu Hafidzah 30 juz Al Qur’an, Nining Setianingrum (20) mengatakan, motivasi untuk menghafal itu dari masing-masing internal saja. Karena jika melihat motivasi dari hadist, dan Al Qur’an itu sangat banyak sekali.
“Terutama yang paling terkenal itu memasangkan mahkota kepada orang tua, yang nantinya cahayanya lebih terang daripada matahari. Kita bisa menarik 10 anggota keluarga. Intinya yang membuat kita bisa semangat itu adalah keimanan,” tuturnya.
Nining juga mengaku, menghafal itu butuh teman seperjuangan, sahabat, guru yang selalu menasehati, butuh kondisi yang kondusif untuk menghafalkan Al-Qur’an.
“Karena terkadang hari ini kita semangat hari kita mendapat mungkin satu halaman, satu lembar. Tapi besok ketika banyak masalah kita mungkin hanya bisa hafal beberapa ayat, makanya ketika kita melihat semangat orang lain, ketika kita dapat motivasi dari ustaz dan ustazah kita itu akan membangkitkan lagi semangat. Intinya kalau kita sudah bertekad Insya Allah, Allah mudahkan pasti ada jalannya,” tambahnya
Koordinator lapangan wisuda Tahfiz, Nur Hikmah mengatakan, tujuan dari kegiatan ini selain syiar kepada masyarakat se-Sulawesi Tenggara, namun wahdah Islamiyyah juga memiliki banyak program yang bersinergi dengan apa yang memang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu untuk masyarakat berakhlak mulia.
“Kita banyak menawarkan program terutama seperti santri, pondok tahfiz Al-Qur’an, kemudian juga program-program yang berkaitan dengan perbaikan bacaan Al Quran. Kemudian dari tingkat dewasa, anak anak sampai yang orang tua ya semua bisa mengikuti program Wahdah Islamiyyah,” pungkasnya. [*]
Rep: Medikom WI Sultra