SIDRAP, TRIBUN-TIMUR.COM –Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Tahfidul Quran (LP2TQ), Wahdah Islamiyah Sidrap kali ini mengembangkan program unggulan yakni, menghafal 30 jus Alquran, hanya dalam 10 pekan.
Hal tersebut diungkapkan oleh pihak panitia ustaz Marhali Abdul Rahman saat diwawancarai di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, beberapa waktu lalu.
Menurut Marhali, kali ini merupakan tahap yang ketiga kalinya, setelah digelar beberapa bulan sebelumnya. Uniknya, metode penghafalan Alquran yang digunakan oleh LP2TQ Wahdah berbeda dengan metode penghafalan lembaga tahfiz pada umumnya.
“Santri yang terlibat di dalamnya, tidak langsung digenjot sedemikian rupa, hingga bisa menghafal Alquran, secara terus menerus selama 10 pekan. Akan tetapi, santri hanya mengikuti bimbingan selama satu pekan tiap bulannya, jadi lama waktu yang digunakan sekitar 10 bulan,” jelas Marhali.
Bukan hanya itu, Marhali menambahkan, untuk merefresh ingatan para hafidz, tiap pekannya, para santri tersebut di pindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
“Jadi hanya satu pekan dalam satu bulan, dan tempatnya tiap pekan dipindahkan dari satu masjid ke masjid lainnya, atau di rumah warga yang meminta di jadikan tempat penghafalan,” kata Marhali.
Ia juga menambahkan selama ini program tersebut diikuti sejumlah santri unggulan yang telah memenuhi kriteria dari tiga pesantren penghafal Alquran Wahdah Islamiyah Sidrap, Tahfidzul Quran As-Salam, Tahfidzul Quran At-Tauhid, Tahfidzul Quran Al-Iman.
Peserta program menghafal Alquran ini pesertanya dibatasi hanya sampai 30 orang. Selain dari Sidrap program ini diikuti juga oleh peserta dari luar Sidrap, diantaranya dari Kabupaten Pinrang, Enrekang, Polman, Soppeng, Wajo, Bone, Gowa,Makassar, Madura, bahkan beberapa dari Kolaka dan Aceh.
“Alhamdulillah, kegiatan ini terbilang sukses karena diantara peserta ada yang melebihi target hafalan, sampai pada penutupan tahap III ini tercatat 3 santri telah menyelesaikan hafalannya,” ujar Marhali.
Menurutnya, semua ini tidak terlepas dari respon dan partisipasi masyarakat yang sangat menggembirakan. Terbukti ke terlibatannya secara langsung dalam hal penyediaan tempat dan konsumsi sampai kadang mereka yang mengantar sendiri ke tempat daurah.
“Bahkan tidak sedikit dari masyarakat telah menawarkan rumahnya untuk ditempati pada bulan-bulan berikutnya. Seperti diketahui bahwa kegiatan daurah hafal Quran 10 pekan ini peserta dikarantina di luar lingkungan pesantren selama sepekan, tujuanya untuk memotivasi masyarakat lebih banyak lagi berinteraksi dengan Alquran dan juga membuat suasana baru bagi para peserta dan tentunya pemilik rumah,” tambahnya.
Terpisah, Zulkifli Zain, tokoh masyarakat Baranti, Kecamatan Sidrap, yang dikonfirmasi mengaku sangat gembira, selama satu pekannya, rumahnya dipenuhi lantunan ayat Al Qur’an dari para penghafal cilik.
“Alhamdulillah, kami sangat senang dengan kegiatan ini, karena dalam agama sendiri dianjurkan agar rumah tersebut diterangi dengan bacaan Al Qur’an, agar berberkah,” ujar pengusaha emas tersebut, yang akrab disapa Aji Pilli.
Sumber : Tribun News