Wahdah Rambah Tanah Toraja

(Pengukuhan Cabang Ke 33 dihadiri Non Muslim)

Dalam rangka pengembangan dakwah menuju visi 2015, yakni adanya cabang di seluruh kota/kabupaten di Sulawesi, termasuk daerah yang tergolong kategori minus (minoritas).

 

Olehnya itu , untuk tujuan tersebut, Kabupaten Tator yang berada di wilayah utara sulsel ini, Ahad 5 Jumadil Ula 1429 H/ 11 Mei  2008 M dikukuhkan secara resmi DPP WI menjadi cabang WI ke 33. Acara ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah Salubarani dekat perbatasan Kabupaten Enrekang.

Pengukuhan yang dirangkaikan dengan pembukaan seminar pendididikan ini dihadiri sekitar 200 peserta,kebanyakan dari guru-guru madrasah dan umum, baik dari muslim maupun dari kalangan Non Muslim.

Mewakili Kandepag, Kepala Seksi Mapenda (Madrasah Pendidikan Agama) Tator Drs.Syamsuddin dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa  dengan adanya ormas ini dapat turut membantu tugas-tugas Departemen Agama dalam pengembangan pendidikan dan pembinaan generasi muda ke depan.

“Generasi muda akan dibekali iman dan taqwa sehingga ada implementasi dalam masyarakat, dicermini karakter dan sikap, semuanya tidak terlepas dari pendidikan Islam”, lanjutnya.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum DPP Ustadz Muh.Ikhwan Abd.Jalil, Lc mengatakan  bahwa WI merupakan organisasi yang menempatkan dakwah dan pendidikan sebagai elemen penting dalam masyarakat. Dalam menjalankan program kerjanya, WI senantiasa menerapkan prinsip saling bekerjasama (ta’awun) dan saling menasehati (Tanashuh).

“Banyak tantangan moral, akidah di hadapan kita. Tantangan tersebut tidak cukup ditangani pemerintah atau satu pihak saja, tapi merupakan tanggung jawab kita semua. Makanya perlu bekerja semaksimal mungkin dengan semangat yang dilandasi dengan keikhlasan”, jelas Ustadz yang juga sebagai Ketua Bidang IV DPP WI.

Turut hadir pula dalam acara ini, di antaranya angota DPRD Kab. Tator, Lurah, pihak kepolisian, serta tokoh agama  dan masyarakat setempat.
 
Seminar Pendidikan Islam
Setelah pengukuhan dilanjutkan dengan seminar pendidikan Islam dengan tema revitalisasi peran pendidikan Islam dalam membangun generasi muda. Seminar ini dibawakan empat pemateri, yakni Wakil Ketua Umum DPP WI, Kasi Mapenda Depag Tator, Kasi Pendidikan Luar Biasa Subdin Pendidikan Dasar Drs. H.A. Patawari, M.Pd dan Widyaswara Madya LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Sulsel Drs.Mardin, M.Pd membawakan materi kebijakan pendidikan berbasis syariah Islam harapan dan tantangan. Sedianya seminar ini akan diisi langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Drs.H.A.Patabai Pabokori.

Pemateri dari Dinas Pendidikan provinsi, memberikan gambaran tentang pendidikan berbasis syariat, diawali dengan tiga pertanyaan: (1) mampukan sisdik Islam menjadi agen pembaharuan, (2)Pendidikan sebagai pusat keunggulan iptek, dan (3) mampukah pendidikan Islam menumbuh kembangkan kepribadian.

“Tujuan pendidikan Islam  merupakan usaha untuk membangun manusia yang utuh. Makanya diperlukan suatu program implementasi aksi diantaranya menata sistem pendidikan sentralistik menuju pemberian hak masyarakat untuk membangun pendidikan (pertinggi inisiatif masyarakat) dan  otonomi pendidikan tidak berarti melepaskan diri dengan nkri”, papar penatar senior LPMP.

Ada beberapa kesimpulan  yang diberikan kepada peserta seminar,yakni wujudkan sikap bersama untuk membangun pendidikan berbasis Islam, pendidikan islam merupakan pendidikan manusia utuh, lakukan penelitian untuk menemukan model, serta perlu adanya payung hokum yang jelas mengatur hal tersebut

Sedangkang Ustadz Ikhwan dalam pemaparannya, mengawali materinya tentang unsur-unsur penting pendidikan, yakni menjaga fitrah, pengembangan kemampuan, pengarahan potensi fitrah dan pentahapan dalam proses.

Selanjutnya, bahwa pengembangan kepribadian itu mencakup empat aspek yang konfrehensif meliputi pengembangan fisik, akal, emosional, dan interaksi dengan sesama. Namun yang paling penting dalam hal revitalisasi pendidikan adalah mengembalikan fungsi dan peran Keluarga, madrasah, masyarakat dan masjid, terkhusus lagi peran keluarga. Merupakan kesalahan besar orangtua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak ke pihak sekolah, semestinya pendidikan dalam keluarga merupakan yang pertama dan utama dalam pembentukan kepribadian.

 

Artikulli paraprakWI Bandung Gelar Syariah Expo 2008
Artikulli tjetërAl Bashirah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini