Perintis Said Bin Haritsah dengan murabbi ustadz Taufan Djafri, kembali mengirimkan dua orang anggotanya ke kota Jayapura Papua yaitu ustad Abdurrahman dan Ustadz Jamal Demma. Kota Jayapura merupakan kota kedua di Papua yang sambangi dan saat ini dai juga sudah berada di Kota Monokwari.
Sejarah Islam masuk di kota Jayapura diceritakan oleh seorang Antropolog Papua Dr.J.R. Mansoben (1977):”Agama besar pertama yang masuk ke Irian Jaya (Papua) adalah Islam.” Menurut Van der Leeder (1980,22), agama Islam masuk di kepulauan Raja Ampat atas pengaruh dari Kesultanan Tidore tidak lama sesudah agama tersebut masuk di Maluku pada Abad XIII.
Luas Kota Jayapura adalah 940 Km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari 5 distrik, terbagi habis menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung. Geliat dakwah Islam mulai menggeliat dengan hadirnya terlebih dahulu ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU dan DDI yang berpusat di Sul-Sel dan lain-lain.
Bagi Wahdah sambutan yang diterima dari berbagai tokoh Islam dan pemerintahan cukup antusias dengan kedatangan utusan ormas yang lahir di Makassar ini. Adapun kegiatan yang dilakukan kedua ustadz tersebut diantaranya silaturahim ke ketua KKSS Propinsi Papua bapak H. Syamsudin Tumpa. Juga silaturahim ke Wakil Walikota Jayapura bapak H. Nuralam dengan memberikan selayang pandang Wahdah. Kunjungan ke Kesbangpol Propinsi Papua, Kesbangpol kota Jayapura , Polda Papua, Kementrian Agama. Universitas Yapis yang diterima langsung oleh bapak DR. Luqman Jamaluddin, Lc.MA.
Selain intens mengadakan kunjungan ke berbagai instansi pemerintah dan tokoh masyarakat, juga mereka memberikan dakwah Islam, pengobatan ruqyah dan bekam yang diadakan di masjid Polda Papua. Program andalan halaqah perintis di 16 ibukota Propinsi di Indonesia adalah pengajaran Dirosa untuk orang dewasa, juga tidak luput dari kegiatan yang dilakukan di kota Jayapura.
{phocagallery view=category|categoryid=29|limitstart=0|limitcount=0}
Bisa minta no contak wahda di jayapura