Wahdah Islamiyah Tarakan-Forum Ukhuwah Muslimah Tarakan

“what happened on the VALENTINE day ever?  

(Radar Tarakan Edisi Senin 13 Februari 2012hal 24)

Saat ini banyak Anak Baru Gede  muslimah yang ikut-ikutan dan mengekor pada budaya Barat akibat pengaruh televisi dan media massa lainnya. Termasuk pula dalam hal ini perayaan Hari Valentine Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila menyangkut perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan.

Padahal Rasul telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru kebiasaan suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi). Untuk membendung Perayaan tersebut Lembaga Muslimah Wahdah Islamiyah Tarakan bekerjasama dengan Forum Ukhuwah Muslimah Tarakan mengadakan Kajian “what happened on the VALENTINE day ever? Yang diselenggarakan pada hari Ahad 12 Februari 2012 di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Gunung Lingkas Tarakan.

Perayaan Valentine telah tersebar dan membudaya terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa . Valentine mulai dari makna dan asal-usul hari valentine yang ternyata bersumber dari tradisi paganisme masyarakat romawi kuno, Selain itu juga dipaparkan bagaimana tinjauan islam terhadap peringatan hari Valentine yang kesimpulan akhirnya bahwa Islam melarang keras kaum muslimin untuk ikut-ikutan memperingati hari velentine karena dapat merusak aqidah dan salah satu bentuk tasyabbuh yang dilarang dalam Islam.

Para ulama telah menasehatkan bahwa merayakan hari valentine tidak boleh, karena: Pertama, ia merupakan hari raya yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam. Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita). Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.

Kajian ini dihadiri peserta yang terdiri dari siswa dan mahasiswa dari beberapa sekolah menengah yang terdapat di Tarakan seluruh peserta memperlihatkan antusiasme yang tinggi. Ini terbukti dengan suasana kajian yang hidup dan komunikatif. e-paper

Artikulli paraprak400 Pengurus Wahdah Islamiyah Mukernas di Makassar
Artikulli tjetërSyuriah PBNU Batalkan Kerjasama dengan Iran

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini