gambar-medan-pertempuran-pejuang-islam-khalifah

Disebuah museum yang bernama “Musee de l’Homme” yang terletak disudut salah satu kota paling ‘nista’ sedunia yaitu Kota Paris, terpajang sebuah tengkorak tak bersalah, demi sebuah pengabadian Sejarah ‘Kejayaan’ Prancis tatkala mewujudkan misi penjajahan dan penyebaran aqidah protestan dikalangan umat Islam Mesir dan Afrika Utara. Tragisnya, dibawah tengkorak sang pahlawan muslim tersebut terpampang sebuah tulisan berbahasa Prancis “Criminel” yang berarti “Penjahat”. Ya, tengkorak Sang Pahlawan Muda Islam ; Sulaiman Al-Halaby –rahimahullah- yang memimpin salah satu gerakan perlawanan Al-Azhar terhadap Si Diktator dan Penjahat Perang Napoleon Bonaparte di Mesir. 1

Ditempat lain, disisa wilayah peninggalan Kerajaan Majusi Persia, tepatnya di Kota ‘khurafat’ Kasyan, sebuah kuburan yang menjulang tinggi lengkap dengan kubah dan hiasan kaligrafi modern dijadikan sebagai ikon ‘kedengkian’ sekaligus pengabadian akan salah satu kriminal terbesar sepanjang sejarah islam. Dibawah kubah kuburan ‘pahlawan majusi’ ini terpahat dengan gagahnya sebuah nama “Baba Syuja’uddin Abu Lu’lu’ah Fairuz” pembunuh Khalifah Umar radhiyallahu’anhu. Yang lebih mengenaskan, kuburan sang durjana ini malah dijadikan oleh Kaum Syiah sebagai tempat ngalap berkah, kesyirikan, tawassul, dan pelampiasan ragam laknat, cacian dan kedengkian terhadap Khalifah Umar radhiyallahu’anhu, Khalifah meluluh lantahkan Kerajaan nenek moyang mereka ‘Majusi Persia’. 2

Kita beralih dinegeri kita. Siapa yang tidak kenal dengan nama Kapitan Pattimura, yang dijadikan kebanggaan ‘semu’ tersendiri oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) sebagai salah satu Pahlawan Kristen dengan nama asli tapi palsu ; Thomas Mattulessy ??!. Tragisnya, atas nama Sejarah Kemerdekaan Indonesia (SKI) , pemerintah Indonesia begitu tega mengajarkan kepalsuan ini kepada seluruh anak Indonesia demi membuktikan dan mengabadikan andil Kaum Kristen dalam membela NKRI dari para penjajah. Terlepas dari kepalsuan tuduhan ‘Kristen’ yang disematkan pada pahlawan muslim dengan nama islam “Ahmad Lussy” ini, namun ‘kepalsuan sejarah’ ini terlanjur menjadi sebuah kenangan abadi Kaum Kristen Indonesia. Tak tanggung-tanggung foto beliau pun dipajang atau lebih tepatnya ‘diabadikan’ dalam salah satu uang kertas ‘termurah’ (Rp, 1.000,-), semuanya demi sebuah pengabadian sejarah. 3

Tiga contoh -dari ribuan contoh- ini menggambarkan betapa tingginya semangat mereka untuk mengabadikan sejarah umat dan bangsa mereka walaupun lewat cara yang keji, murahan, nista dan tak tahu malu. Juga menunjukkan begitu tamaknya mereka terhadap setiap momen yang bisa membuat besar kepala dan nama mereka secara bersamaan. Namun islam yang hakiki, sangat jauh berbeda dengan umat yang tersebut diatas.

Umat Islam adalah umat yang tetap mulia lagi abadi sepanjang zaman, meski tak ada ‘tengkorak Yazdajraj Kisra Persia’ atau ‘Abdullah bin Saba’ ‘ yang diabadikan disalah satu museum Kota Madinah, atau ‘gambar Umar radhiyallahu’anhu yang dipajang diuang kertas murahan’, ataupun ‘Kuburan Pahlawan islam yang dijadikan tempat kesyirikan’. Walau kadang harus merasakan kelemahan dizaman atau tempat tertentu, namun umat ini tak akan pernah mati dan sirna, selama Al-Quran dan Sunnah masih terpatri dalam hati dan dada sekelompok dari mereka tentunya sesuai dengan pemahaman salaf umat ini. Bahkan sejarah peradaban manusia membuktikan bahwa umat islam adalah satu-satunya umat yang tetap abadi walaupun harus diperangi oleh seluruh Umat, Negara, Kerajaan dan Imperium/Kekaisaran yang ada dimuka bumi ini, dimulai dari Kerajaan Majusi Persia, Kekaisaran Romawi Barat dan Timur, Koalisi Negara-negara Salib/ Barat, Uni Sovyet, Kekaisaran Mongolia (Taataar), Kerajaan Habsyah, dll hingga Iran-nya Al-Khumaini (Ash-Shofawiyah) yang berdiri diatas jejak Kisra Persia. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam yang disampaikan oleh Mu’awiyah radhiyallahu’anhu :

«لا تزال طائفة من أمتي قائمة بأمر الله، لا يضرهم من خذلهم أو خالفهم، حتى يأتي أمر الله وهم ظاهرون على الناس»

Artinya : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menjalankan perintah Allah. Mereka tak peduli akan orang-orang yang merendahkan dan menentang mereka, hingga datang keputusan Allah. Dan mereka lebih unggul daripada yang lainnya.”4

Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengomentari hadis ini dan juga hadis “keasingan islam” beliau berkata : “Beginilah Beliau -yang jujur lagi dibenarkan sabdanya- menyatakan bahwa sekelompok umatnya akan terus mulia dan Berjaya diatas kebenaran, orang yang menyelisihi dan merendahkan mereka tak akan bisa memberikan mereka mudharat. Adapun keberadaan islam yang terus menerus asing lagi rendah diseluruh muka bumi ini sebelum hari kiamat, maka ini tidak akan pernah terjadi”.5

Walaupun umat islam -selama berabad-abad- sejak awal kejayaannya kadang jatuh bangun akibat konspirasi Kaum Kuffar yang selalu bekoalisi dengan ‘kekasih-kekasih’ mereka dari kalangan Kaum Munafik disetiap zaman, namun kalimat Allah ta’ala dan syariat-Nya tetap dijunjung tinggi. Setiap kali satu kekhalifahan runtuh, tak berselang lama muncul kekhalifahan lain yang sepertinya atau yang lebih berjaya darinya.

Akan tetapi pada tahun 1923 M/1342 H –sekitar 92 atau 94 tahun yang lalu-, Musthafa Kemal, yang bergelar palsu ” Ataturk ; Bapak Revolusi Turki” dengan bangga menghilangkan ‘Kekhalifahan Islam Turki Utsmani’ dan melengserkan Khalifah terakhirnya ‘Sultan Abdul Hamid II’. Setelahnya, kekhalifahan islam kian tenggelam dalam lautan ‘Liberalisme, Sekulerisme, dan Hukum Perundang-undangan Thaghut’, bahkan negeri-negeri islam tidak hanya menjadi rebutan/negeri-negeri jajahan Kaum Salibis Eropa, namun juga menjadi korban Kristenisasi, Pembodohan, Pemikiran Sesat dan Perbudakan. Tentunya keruntuhan Khilafah Utsmaniyah ini tidak terlepas dari ‘jasa baik’ Kaum Syiah Shofawiyah kala itu diwilayah Iran dan Afganistan yang senantiasa merongrong Khilafah Utsmaniyah sedari awal kejayaannya. Setelah lengsernya Khilafah terakhir ini, negeri-negeri islam kian terlena dengan euphoria dan janji-janji para penjajah Kaum Salib yang mengklaim akan menyebarkan peradaban dan modernisasi dinegeri-negeri jajahan mereka. Klaim ini persis dengan klaim sahabat-sahabat karib mereka (Kaum Munafik) dan telah dibantah oleh Allah ta’ala sendiri dalam firman-Nya ;

وَ إِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوْا فِي الْأَرْضِ قَالُوْا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ(11) أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَ لَكِنْ لاَّ يَشْعُرُوْنَ(12)

Artinya : “Dan jika dikatakan kepada mereka, “Janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi”, mereka hanya menjawab, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang membuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak sadar “. (QS Al-Baqarah 11-12).

Terkecuali, daerah kecil lagi terpencil dipusat Jazirah Arab peninggalan Syaikh Mujaddid Muhammad bin Abdul-Wahhab dan Raja Muhammad bin Su’ud –rahimahumallaah- yaitu Kerajaan Arab Saudi. Walaupun negeri ini juga kondisinya ‘jatuh bangun’, namun akhirnya bisa eksis dengan menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar hukum dalam banyak perundang-undangannya. Namun ia hanyalah suatu negara, bukan system Khilafah yang bisa menyatukan umat islam dibawah Khilafah dan Harakah yang satu.

Fenomena ini adalah satu-satunya problem yang terjadi dalam peradaban umat islam sejak Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu, dimana kekhalifahan yang dinanti tak kunjung tiba hingga akan memasuki masa satu abad lamanya. Negeri-negeri islampun lupa dengan ‘Hukum dan Perundang-Undangan Langit’ yang termaktub dalam Kitab Al-Quran dan Sunnah suci Nabi mereka, dan menggantinya dengan hukum Thaghut yang berbeda-beda warnanya ; ada Perundang-undangan Prancis, Inggris, Belanda, Spanyol, hingga Uni Sovyet. Bahkan yang tak kalah serunya, sebagian pemerintah negeri-negeri islam ini pun ikut-ikutan memerangi semua yang berbau islami, mengharamkan banyak kurikulum islami dari departemen pendidikan dan sekolah-sekolahnya.6

Walaupun kita tidak menafikan adanya Thoifah Manshurah yang disebutkan dalam hadis diatas, namun kondisi dan keadaan mereka sangatlah memprihatinkan, sampai-sampai dibanyak negeri islam sendiri mereka tak bisa menegakkan agama islam dengan segala syiarnya sekalipun, atau bahkan rukun islam sendiri seperti shalat dan zakat dilarang untuk ditegakkan, tidak sedikit dari mereka dijerumuskan kedalam penjara ‘negeri islam’ hanya karena memperjuangkan islam sendiri.

Sungguh, dalam abad ini, kebanyakan umat yang berjumlah lebih dari satu milyar ini masih terlena dalam tidur panjang, atau sebutlah dalam ‘belenggu kejahiliyahan’ hingga melupakan atau sampai jahil terhadap adanya risalah samawi yang mesti mereka jadikan petunjuk, dan sebarkan keseluruh umat manusia.7

Namun, dengan bergulirnya waktu, kebangkitan islam itu kini semakin tumbuh. Muncul dari tengah-tengah negeri dan masyarakat yang masih mendengkur dalam gelapnya malam yang panjang. Cahaya kebangkitan itu kini mulai bersinar walaupun tak seterang harapan dan cita-cita yang diinginkan. Yang lebih menggembirakan, suara kebangkitan ini serentak menggema tidak hanya dari negeri umat islam, namun juga dari negeri-negeri non islam. Generasi muda tidak hanya semata semangat menuntut ilmu, atau semangat menampakkan syiar-syiar islam diberbagai Negara, namun lebih daripada itu semangat dakwah dan perjuangan Shahwah Islamiyah mereka kian menggema diseluruh dunia. Sediki demi sedikit identitas umat ini kian kembali pulih. Sehingga tak sedikit kita mendapati bahwa generasi muda umat ini dengan seluruh ulamanya semakin giat menyampaikan risalah yang selama ini terlupakan ditengah-tengah masyarakat islam, yaitu risalah yang dikhususkan oleh Allah untuk umat islam sendiri ;

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Aali ‘Imran : 104).

Sungguh, hidupnya kembali risalah suci ini menunjukkan masa depan Kebangkitan Islam yang cerah, sebab dakwah islamiyah adalah ciri / identitas umat yang akan selalu berjaya dan sebagai titik balik menjamurnya kaum yang mendapat pertolongan Allah ta’ala / Thoifah Manshurah. Olehnya, orang tua, remaja, pemuda dan pemudi umat ini yang kini ada dalam medan dakwah dan jihad, atau yang bergelut dengan kesibukan ilmu –apapun jenisnya-, selama tujuan dan niatnya adalah untuk menyongsong Kebangkitan ini, dan turut andil dalam sampainya manhaj rabbani dan risalah samawi ini keseluruh umat manusia, maka merekalah generasi emas yang dinantikan oleh sejarah umat manusia.

Sahabat… islam akan terus menuju arah kebangkitan dan kejayaan, maka marilah turut bergabung dalam kafilah ilmu dan dakwah… bukanlah islam yang membutuhkanmu… namun dirimulah yang membutuhkan islam dan kejayaannya. Islam akan tetap ada dan menguasai dunia peradaban baik dengan keikutsertaanmu ataupun tanpa dirimu. Kembalilah kepada Al-Quran dan Sunnah sebab keduanya merupakan pedoman dan keabadian umat islam, tak seperti pengabadian ‘Tengkorak Sulaiman Al-Halabi’, atau ‘Kuburan Palsu Abu Lu’lu-ah’ ataupun ‘Gambar Kapitan Pattimura di Uang Kertas Murahan ‘ demi membuktikan kejayaan umat mereka.

Segeralah bergabung, dan katakanlah pada sejarah ; Kami Telah Kembali !!

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya : ” dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa “, (QS Aali ‘Imran : 133).


 

1 . Lihat kitab : Mi-ah min ‘Udzhamaa-I Ummatil-Islam (hal.65).

2 .Baca link berbahasa arab : http://alburhan.com/main/articles.aspx?article_no=4865#.VLVjzrH_3IU

3 .Baca link : http://mediaumat.com/sosok/5168-116-kapitan-pattimura-korban-deislami-sejarah.html

4 .HR Muslim )1037).

5 .Majmu’ Fatawa : 18/296

6 .Lihat : Mi-ah min ‘Udzhoma-I Ummatil-islam : hal.448-449.

7 .Lihat Kitab : Ath-Thoriq Min Huna (hal.78).

Artikulli paraprakGlobalisasi Media Sosial
Artikulli tjetërHadirilah kegiatan seminar remaja oleh DPD Wahdah Islamiyah Tojo Una-Una

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini