Wabah Musnahkan Penduduk Dunia Baru

Date:

Tiga masalah, tulis Harari dalam bukunya, yang sama menyibukkan pikiran orang China abad ke-20, orang India abad pertengahan, dan orang Mesir kuno ada tiga hal yang selalu ada di daftar puncak: kelaparan, perang, dan wabah. Dan kita sedang merasakan satu dari tiga hal tersebut, wabah.

Di bulan yang sama seperti saat ini, Maret, lima ratus tahun silam: 1520, sekitar 900 pasukan Spanyol dipimpin Hernan  Cortes mendarat di Meksiko. Itu adalah ekspansi Spanyol di Dunia Baru (Amerika) sejak Colombus mendarat di sana kali pertama pada tahun 1492. Cortes dan pasukannya datang ke Meksiko membawa beberapa kuda, senjata api, dan sejumlah budak.

Salah seorang budak yang ikut dalam ekspansi tersebut rupaya membawa virus mematikan dalam tubuhnya yang akan meledak suatu waktu. Virus yang ia bawa adalah cacar (smallpox). Setibanya di Meksiko, virus itu meletup keluar dari kulit si budak dalam bentuk ruam-ruam yang sangat mengerikan. Ia lalu ditidurkan di rumah seorang pribumi Amerika di Kota Cempoallan.

Dalam waktu singkat, ia menularkan virus tersebut kepada seluruh anggota keluarga pribumi tersebut. Kemudian berpindah ke tetangga-tetangga. Dan dalam 10 hari Cempoallan menjadi kota tempat ribuan mayat bergelimpangan. Yang terjangkit di Cempoallan mengungsi ke desa-desa di sekitarnya. Akhirnya mereka yang berada di desa-desa tersebut semua ikut terjangkit.

Penduduk pribumi Amerika tidak memiliki imunitas yang baik menghadapi virus. Wilayah mereka masih murni. Mereka bahkan tidak mengetahui adanya dunia luar -di luar dunia mereka- yang dihuni oleh penduduk kulit putih. Mereka menyangka orang-orang Spanyol berkulit putih adalah dewa-dewa yang turun dari langit.

Pada September 1520, wabah mengerikan yang dibawa oleh orang-orang Spanyol telah mencapai Lembah Meksiko. Pada Oktober, ia telah memasuki gerbang ibu kota suku Aztek, Tenochtitlan, sebuah kota metropolitan berpenduduk 250 ribu jiwa. Kaisar Aztek, Montezuma, menyangka bahwa Cortes adalah dewa yang kembali ke bumi sehingga ia mengizinkan Cortes bersama pasukannya memasuki ibu kota. Alhasil, Montezuma ditahan dan terbunuh. Ia lalu digantikan oleh Kaisar Cuitlahuac.

Akan tetapi tidak berlangsung lama. Dalam waktu dua bulan saja, sepertiga penduduk musnah termasuk Kaisar Aztek: Cuitlahuac. Bukan akibat senjata api yang membuat penduduk Aztek banyak terbunuh melainkan wabah cacar. Ketika tentara Spanyol tiba di Meksiko bulan Maret populasi negeri tersebut berjumlah 22 juta jiwa dan pada Desember di tahun yang sama, bersisa 14 juta jiwa.

Dengan demikian, yang berjasa besar memenangkan orang-orang Spanyol atas masyarakat pribumi adalah cacar. Padahal jumlah mereka tidak lebih 1000 orang berbanding puluhan juta penduduk pribumi. Epidemi yang dihasilkan akhirnya membunuh nyaris separuh populasi Aztek, termasuk Kaisar Cuitlahuac. Orang-orang Aztek yang masih hidup ciut nyalinya karena penyakit misterius yang merenggut nyawa orang-orang Indian namun tak menyentuh orang-orang Spanyol, seolah-olah menandakan betapa orang-orang Spanyol tak bisa dikalahkan. Pada 1618, populasi awal Meksiko sebesar 20 juta jiwa telah menukik tajam menjadi sekitar 1,6 juta.

Para pembunuh utama adalah kuman-kuman Dunia Lama yang tidak pernah dihadapi oleh orang-orang Indian. Orang-orang Indian tidak memiliki kekebalan ataupun resistensi genetis terhadap kuman-kuman tersebut.  Mereka juga belum memiliki ilmu kedokteran yang maju. Bahkan kaisar mereka bukanlah pemimpin sekelas Rasulullah yang mendapatkan wahyu dari langit.

Rasulullah tidak pernah menganggap manusia sebagai dewa. Baik Montezuma maupun Cuitlahuac juga tidak pernah memberi nasihat sebagaimana Rasulullah memberi nasihat kepada para sahabat jika terjadi wabah di suatu negeri. “Jika kalian mendengar tentang wabah (tha’un) di suatu negeri, maka janganlah kamu memasuki negeri itu. Apabila kalian berada di negeri yang terjangkit wabah itu, maka janganlah kalian keluar darinya karena hendak melarikan diri darinya.” Hadits agung ini terlontar dari lisan Rasulullah pada abad ke-7, jauh sebelum Cortes menginjakkan kakiknya di Meksiko abad 16.

Oleh: Mahardy Purnama, pemerhati sejarah

Bacaan:

  1. Yuval Noah Harari, Homo Deus. (terj)
  2. Jared Diamond, Guns, Germs, & Steel (terj)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Menghadapi Tantangan Dakwah, Wahdah Sulbar Adakan Lokakarya Tuk Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Kader

MAMUJU, wahdah.or.id – Dalam upaya memperkokoh dakwah yang berbasis...

Programkan Gerakan 5T, Mukerwil VII DPW Wahdah Banten Siap Wujudkan Banten yang Maju dan Berkah

BANTEN, wahdah.or.id – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah...

Capai Skor IIWCP Kategori “BAIK”, Nazhir Wahdah Islamiyah Raih Piagam Apresiasi Dari Badan Wakaf Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Badan Wakaf Wahdah Islamiyah, Ustaz...

Susun Visi Misi Kota Wakaf, Musyawarah BWI Kab. Wajo dan Kemenag Libatkan Wahdah Wajo

WAJO, wahdah.or.id – Perwakilan Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah...