Di hari ketiga Konferensi Internasional Forum Doha Qatar (Senin, 23/5),agenda pembahasan tentang upaya mewujudkan masyarakat madani atau civil society, Specialized Session : The Developmental Role of Civil Society in The Developing Countries- Selected Models.
Pada sesi terakhir Ustadz Zaitun mendapat kesempatan sebagai penanggap. Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini menyampaikan bahwa problematika dalam mewujudkan masyarakat madani saat ini terutama karena tidak adanya model nyata yang dapat menjadi contoh atau patokan.
“Sebab tidak ada walau satu negarapun atau satu komunitas manapun yg dapat memerankan sebagai model masyarakat madani” ujarnya. Karena itu seharusnya kita kembali merujuk model masyarakat madani yang telah pernah ada dalam sejarah.
“Itu dapat ditemukan dalam sejarah indah ummat Islam yang pernah mewujudkan masyarakat madani dalam banyak episode sejarahnya,” lanjutnya. Seperti pada masyarakat Madinah dibawa kepemimpinan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Juga di zaman Khulafaurrasyiidiin khususnya pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin khattab . Kemudian di zaman Umar bin Abdul ‘Aziz dari Bani umayyah dan di zaman Harun arrasyiid dari Bani abbasiyah. Dan beberapa episode lain sesudah itu di Andalusia (Spanyol) dan pada Khilafah Utsmaniyah.
Ada 3 unsur Penting, lanjut Pimpinan Wahdah Islamiyah ini, yang dapat menjadi alasan mengapa itu bisa menjadi model bagi perwujudan masyarakat madani.
Pertama, Dia sangat jelas dan lengkap dalam semua sisi ideal masyarakat madani. Kedua, Dia telah terjadi berulang ulang, sehingga bukan sesuatu yang kebetulan dan Ketiga, Konsep lengkap tentang dasar dan metode pembangunan masyarakat madani tersebut sampai sekarang masih otentik dan sangat lengkap dengan berbagai variasi pengembangannya. Bahkan konsep itu sangat dinamis tanpa harus kehilangan dasar-dasarnya.
“Karena itu saya mengajak para Pakar yang menggeluti bidang ini terlebih lebih dari kalangan kaum muslimin untuk kembali mengkaji secara mendalam hal tersebut dan tidak malu untuk menampilkannya dalam konferensi dan forum forum internasional seperti pada forum Doha ini,” papar Wakil Ketua MIUMI ini
Usai memberikan tanggapan tersebut, banyak dari peserta menyatakan salut dan sangat setuju dengan masukan tersebut. Di antaranya Professor Charles Chatterjee dari Ingris, Professor Seydou Diouf dari Senegal dan Duta besar Mauritania di Doha Qatar dimana forum ini juga dihadiri oleh banyak dubes dan diplomat manca negara yang bertugas di Doha
Pembicara pada sesi ini berasal dari 6 negara,yakni Oman, Turki, Qatar, USA, Bulgaria dan Tunisia. Sectetary General of Sultan Qaboos Higher Center fo Cultute and Science Oman,Habib bin Mohammad Al Riyami. School of Public Affairs University of Minnesota, USA Dr.Eric Schwartz. Executif Director Social Development Centre Qatar,Amal Al – Mannai. Director The Tunisia National Youth Observatory Tunisia, Mr.Mohamed Jouili. Member Trustee Council of the Tirkish Humanitarian Relief Foundation Turki. Expert,Bulgarian Institute of International Affairs, Bulgari, Mr. Vladimir Petrov Shopov.
Pada hari ketiga ini terdiri 2 sesi, Sesi pembahasan energi dan pembahasan Civil Society (*)