Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, ustadz DR. Muhammad Zaitun Rasmin mengisi seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Wahdah Islamiyah Sudan bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan pada Jumat, 3 November 2017 di Aula KBRI, Khartoum, Sudan. Seminar yang mengangkat tema “Peran Alumni Timur Tengah Dalam Menyongsong Persatuan Umat Di Tanah Air” ini dihadiri oleh Dubes RI untuk Sudan, bapak Burhanuddin Badruzzaman.

Menurut ustadz Zaitun, diantara jalan mewujudkan persatuan umat adalah adanya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya persatuan. Banyak orang yang menyepelekan hal ini dan menganggapnya biasa saja, namun kenyataannya masih banyak diantara kita yang tidak memiliki kesadaran yang cukup akan pentingnya persatuan. Buktinya, sedikit saja perbedaan bisa memicu ketidakharmonisan atau terhambatnya komunikasi antar saudara.

Lebih lanjut, ketua GNPF-Ulama ini mengungkap adanya stigma negatif terhadap alumni negara Arab yang harus dihapus. Yakni anggapan bahwa alumni timur tengah tidak mementingkan persatuan, karena mereka lebih peduli pada kebenaran. “Seolah-olah dipertentangkan itu (antara persatuan dan kebenaran), padahal harusnya persatuan juga adalah bagian dari kebenaran.” Kata ustadz Zaitun yang juga alumni timur tengah.

Persatuan yang dimaksud adalah persatuan yang tidak melanggar syariat. “Tapi masalahnya kita sering terlalu cepat dihantui dengan sesuatu yang seolah-olah melanggar lalu kita mengabaikan upaya-upaya mewujudkan persatuan.” Jelasnya.

Meski stigma tersebut menurut ustadz Zaitun hanya sebagai kesan dari orang tertentu dan juga tidak lepas dari framing media, tapi tidak dipungkiri bahwa ada sikap-sikap dari oknum alumni dan mahasiswa negara arab yang menunjukkan stigma itu. Bahkan lebih dari itu dianggap “problem maker”, sebagai pemecah belah persatuan.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi alumni negara Arab untuk menepis hal negatif tersebut. “Sebetulnya alumni negara Arab sangat peduli pada persatuan, tapi kesan yang muncul seperti itu, jadi inilah tanggung jawab, karena itu, mudah-mudahan seminar hari ini dijadikan sebagai referensi, sebagai motivasi bahwa insyaAllah alumni dan mahasiswa negara Arab bisa menjadi pelopor bagi persatuan.” Kata ustadz Zaitun disambut takbir para peserta seminar.

Selain mengisi seminar tersebut, pada hari Ahad 5 November 2017, ustadz Zaitun bersama syaikh Abdul Karim menjadi pemateri pada seminar internasional di African Conference Hall IUA.[]

Artikulli paraprakHukum Wanita Ziarah Kubur
Artikulli tjetërMerawat Orang Tua Merupakan Gerbang Menuju Surga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini