Ustad Zaitun: Tanggung Jawab Utama Pembinaan Keluarga di Pundak Ayah

Date:

(Jakarta-Wahdah.or.id)- Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI), Ustad Muhammad Zaitun Rasmin hafidzahullah mengatakan bahwa tanggung jawab utama pembinaan keluarga berada di pundak ayah. Hal itu beliau katakan pada kajian Majelis Ayah yang diselenggarakan oleh Divisi Kokoh Keluarga Indonesia Arrahman Qur’anic Learning (KKI-AQL) Jakarta, pada Sabtu malam (20/02). “Dalam keluarga yang paling bertanggung jawab suami (dari istri) atau ayah (dari anak-anak)”, tegas Ustad Zaitun yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Pusat ini.

Jika ada masalah apa-apa di rumah, tanggung jawab ayah”, terangnya. Sebab pada dasarnya seorang suami atau ayah adalah pemimpin dalam keluarga berdasarkan firman Allah, “Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita (terj. Qs. 4:34)” dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ . . . dan laki-laki adalah pemimpin di keluarga (rumah tangga)nya, dan ia akan ditanyai tentang yang dipimpinnya” (terj. HR. Bukhari & Muslim).

Bahkan menurut Ketua Ikatan Ulama & Da’i Asia Tenggara ini, ayah dan atau suami bukan sekadar pemimpin dalam keluarga tapi pemilik (owner) yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarga tersebut. “Dalam keluarga, ayah bukan hanya penanggung jawab, tapi owner (pemilik)”, ucapnya. Kalau dalam perusahaan tentu beda perhatian pemilik perusahan dan pimpinan. Pimpinan sekadar menjalankan tugas, sedangkan owner, terus berpikir tentang perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut. “Kita ini pimpinan dan pemilik, apapun yang terjadi itu tanggung jawab kita”, tegas inisiator Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia ini.

Sayangnya sebagian suami atau ayah tidak memposisikan diri sebagai pemilik dan pemimpin sekaligus. “Kita dalam keluarga kadang hanya sebagai pemimpin bukan sebagai pemilik, bahkan sebagian menempatkan sebagai anggota”, terangnya. Yang memposisikan diri sekadar pemilik bukan pemimpin, tidak mengatur dengan baik. Yang memposisikan diri sebagai pimpinan saja kadang tidak merasa memiliki tanggung jawab penuh, sekadar menjalankan tugas secara formalitas. “Yang terbaik kepala keluarga; pemilik dan pemimpin”, tegasnya lagi.

Sebagai pemilik dan pemimpin keluarga seorang ayah hendaknya mencurahkan perhatian sepenuh hati dalam membina dan mendidik anak-anaknya. “Kita sebagai owner karena anak-anak adalah darah daging kita, harus memberi perhatian sepenuh hati”, pungkasnya. Diantara buktu perhatian sepenuh hati adalah menerima kehadiran anak dengan penuh cinta dan suka cita, serta mengurus dan mendidik mereka juga dengan penuh cinta dan suka cita. (ed:sym)

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Programkan Gerakan 5T, Mukerwil VII DPW Wahdah Banten Siap Wujudkan Banten yang Maju dan Berkah

BANTEN, wahdah.or.id – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah...

Capai Skor IIWCP Kategori “BAIK”, Nazhir Wahdah Islamiyah Raih Piagam Apresiasi Dari Badan Wakaf Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Badan Wakaf Wahdah Islamiyah, Ustaz...

Susun Visi Misi Kota Wakaf, Musyawarah BWI Kab. Wajo dan Kemenag Libatkan Wahdah Wajo

WAJO, wahdah.or.id – Perwakilan Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah...

Kembali Memimpin Wahdah Islamiyah Jeneponto, Ustaz Basir Mengajak Peserta Musda V Bersatu Memberikan Yang Terbaik Untuk Butta Turatea

JENEPONTO, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah...