Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah (WI), Ustad Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA menyatakan bahwa ada lima spirit yang hendaknya diraih dari Ramadhan. Hal itu beliau katakan pada tabligh akbar menyambut Ramadhan di Samarinda, Kalimantan Timur baru-baru ini. “Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang seharusnya disambut penuh sukacita. Lalu menyerap spirit Ramadhan dalam memperjuangkan kemaslahatan ummat dan bangsa”, terangnya. “Sebab Islam bukan hanya mengandung ibadah mahdhah, tapi datang membawa kemaslahatan bagi ummat Islam dan seluruh ummat manusia”, imbuhnya.
Dalam konteks Indonesia, mewujudkan kemaslahatan bagi ummat Islam, berarti mewujudkan kemaslahatan bagi bangsa. “Kalau ummat Islam di negeri ini memperoleh kemaslahatannya, otomatis akan maslahat bagi bangsa karena umat Islam mayoritas. Kalau ummat Islam peroleh kemslahatan hakiki, bangsa juga mendapat maslahat. Oleh karena itu Kalau kita menginginkan kemaslahatan bagi bangsa dan negeri ini, maka wujudkan kemaslahatan bagi ummat Islam”, paparnya.
Menurutnya, ada lima spirit Ramadhan yang dapat dijadikan modal dalam perjuangan mewujudkan kemaslahatan ummat dan bangsa. Yakni, Spirit kepatuhan & ketaatan kepada Allah, Spirit perjuangan, Spirit pengorbanan, Spirit kesabaran, dan Spirit Kasih sayang. ”Dengan spirit ini kita memasuki Ramadhan bukan saja dengan semangat meraih pahala tapi semangat mendapat spirit ini demi kejayaan ummat dan bangsa kita. Itu adalah cita-cita kita”, jelasnya.
“Pada bulan Ramadhan disyariatkan berpuasa. Seluruh ummat Islam yang berjumlah satu milyar lebih melakukan ibadah ini secara serentak tanpa dikomando sama sekali. Mereka menahan dari makan dan minum serta pembatal puasa lainnya, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, bahkan bangun menjelang subuh makan sahur yang tdk bisa dilakukan di luar ramadhan. Ini adalah spirit ketaatan. Ini memberi pesan semangat, sesungguhnya ummat ini masih punya kesadaran untuk tunduk dan patuh pada perintah Allah”, urai wakil ketua MIUMI ini.
Demikian pula halnya dengan spirit perjuangan. “Saat Puasa kita berjuang menghindari hal-hal yang dapat membatalkan dan mengurangi kesempurnaan pahala puasa”, ujarnya. Menurut beliau perjuangan utama seorang Muslim adalah da’wah dan menyebarkan Islam ini. Akan tetapi perjuangan tidak akan pernah terwujud dengan benar, tanpa pengorbanan. “Di bulan Ramadhan jelas sekali spirit pengorbabann. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Perang Badar, Uhud, Fathu Makkah dan yang lainnya terjadi pada bulan Ramadhan. Isyarat bahwa Ramadhan adalah bulan perjuangan dan pengorbanan” urainya. “Oleh karena itu marih raih spirit pengorbanan untuk kemaslahatan ummat dan bangsa”, ajaknya.
Adapun spirit kesababaran sangat jelas karena Ramadhan adalah bulan latihan bersabar. Puasa yang kita kerjakan pada bulan ini salah satunya melatih kita untuk bersabar dan tidak emosional. Oleh karena itu salah satu adab yang diajarkan oleh Nabi jika kita diajak berkelahi adalah mengatakan, “Saya sedang puasa”. “Di sini Nabi mau mendidik kita melalui puasa untuk bisa mengedalikan emosi. Karena emosi selalu membawa keburukan. Bukan hanya keburukan pada orang yang kita lawan, tapi pada diri sendiri juga”, jelasnya. “Harusnya spirit ini diambil. Mari terapkan kesabaran, di rumah, di jalan, di tempat kerja dan sebagainya. Kadang kita tidak sadar, banyak perbuatan yang kita sesali hanya karena tidak sabar tidak mengendalikan emosi” pungkasnya,
Selanjutnya Sabar dan tidak emosional dapat melahirkan spirit kasih sayang. “Sabar dan tidak emosioanl akan melahirkan kasih sayang” imbuh ketua komisi Luar Negeri MUI Pusat ini. Menurutnya beberapa ibadah maliyah (harta) seperti sedekah pada bulan Ramadhan memiliki hikmah menumbuhkan kasih sayang kepada sesama. “Termasuk yang sangat penting adalah memberi buka puasa. Selain pahalanya besar, ia juga melahirkan kasih sayang kepada sesama”tegasnya. (sym)