“Do’a merupakan jalan paling efektif dan penting untuk mewujudkan harapan”. Demikian ditegaskan oleh ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah (WI), Ustad Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA dalam kajian Subuh di Masjid A-Muhajirin, Komp. Mekar Sari Cimanggis Depok hari ini, Rabu (09/07). “Do’a merupakan wasilah paling efektif dalam mewujudkan harapan. Bahkan do’a dapat mewujudkan hal-hal yang mustahil sekalipun”, imbuhnya.
Dalam sejarah kita temukan banyak kisah tentang kekuatan do’a dalam mewujudkan harapan. Semisal do’a seorang tukang sepatu yang dikisahkan oleh Ibnul Munkadir dan dikutip oleh Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala, Kisah tiga pemuda yang terjebak dalam Goa sebagaimana dikisahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kisah Sa’id bin Jubair, dan sebagainya.
Selain itu Ustad Zaitun juga menyebutkan beberapa syarat diterima (istijabah) nya do’a, diantaranya; Keikhlasan. “Ikhlas disini mencakup keikhlasan dalam do’a dan seluruh aktivitas sehari-hari”, ujarnya. Seperti yang dikisahkan oleh Nabi tentang tiga pemuda yang terperangkap dalam Goa, dimana masing-masing berdo’a dan bertawassul dengan amal mereka yang paling ikhlas. Di samping itu, Kebersihan jiwa dan harta benda juga merupakan syarat do’a mustajabah. Dalam hadits Shahih, Nabi menyampaikan tentang orang yang do’anya tidak terkabul karena makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari sumber yang haram.
Syarat lain bagi terkabulnya do’a yang disebutkan Ustad Zaitun adalah do’a tersebut dipanjatkan pada kondisi dan sifat tertentu, seperti; Para mujahidin fi sabilillah; orang yang terdazlimi, do’a musafir, do’a orang tua kepada anaknya, do’a untuk saudara fi dzahril ghaib (orang yang didoakan tidak mengetahui), dan do’a tersebut dipanjatkan pada waktu-waktu mustajab.
Sedangkan penghalang terkabulnya do’a adalah tidak mengindahkan syari’at Allah seperti tidak memperhatikan kehalalan dan keharaman harta benda, serta meninggalkan amar ma’ruf dan nahyi munkar. “Nabi menyebutkan bahwa pengabaian terhadap amar nahyi munkar dapat menjadi sebab tertolaknya do’a”, pungkasnya.