Sejarah Pengadaan
Sejak tahun 2003 miladiyah Wahdah Islamiyah telah mengelola unit ambulance dalam membantu kaum Muslimin yang tertimpa musibah. Beberapa tahun lalu pengurus Wahdah Islamiyah sering menyaksikan kesedihan kaum Muslimin karena mahalnya tarif pemakaian ambulance. Tak jarang mereka merasa bingung darimana mereka harus mendapatkan dana penggunaan ambulance
Mencermati masalah tersebut, Wahdah Islamiyah membentuk kepanitiaan khusus yang bertugas untuk mengadakan armada ambulance. Alhamdulillah, panitia (saat itu Drs. Umar Sholeh sebagai ketua panitia dan H. Abdurrahman Laica sebagai bendahara) berhasil mendapatkan bantuan wakaf 1 (satu) unit mobil minibus second merek Toyota Kijang Jantan dari seorang dermawan di Makassar. Karoseri mobil wakaf tersebut kemudian dimodifikasi agar dapat dipergunakan sebagai armada ambulance standar, yang dana modifikasinya berasal dari sumbangan kaum Muslimin secara patungan.
Hingga tulisan ini dimuat, unit ambulance Wahdah Islamiyah telah melayani ratusan kali jasa pengantaran jenasah kaum Muslimin, baik dari rumah sakit ke rumah duka, maupun dari rumah duka ke lokasi pemakaman Islam.
Ketua Umum PP-WI pun Siap Menjadi Driver
Alhamdulillah, saat ini armada ambulance Wahdah Islamiyah memiliki relawan tenaga driver secara terjadwal sehingga insya Allah dapat melayani kaum Muslimin setiap saat jika dibutuhkan. Sebelumnya, tenaga driver ambulance dilaksanakan oleh para pengurus Wahdah Islamiyah yang bertugas adalah mereka yang pada saat dibutuhkan tidak memiliki kesibukan, sehingga ketua umum PP-WI pun apabila semua pengurus lain memiliki kesibukan di lembaga WI, juga berkewajiban melayani ummat dengan menjadi tenaga driver. Hal tersebut pernah terjadi pada tahun 2004 miladiyah lalu, ketika Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc (ketua umum PP-WI saat itu) siap mengantarkan jenazah seorang Muslim kota Makassar menuju ke lokasi pemakaman di Kab. Gowa. Saat itu banyak warga yang tidak mengetahui kalau tenaga driver nya adalah ketua umum PP-WI sendiri.
Biaya Pemeliharaan
Semula Wahdah Islamiyah berupaya untuk membebaskan biaya penggunaan armada ambulance kepada kaum Muslimin yang membutuhkan. Namun demikian, seiring besarnya biaya operasional, termasuk biaya bahan bakar bensin (BBM), service, dan sparepart, maka dengan sangat terpaksa mengharapkan keikhlasan para pengguna ambulance untuk memberikan infaq pemeliharaan armada tersebut. Tentu saja infaq tersebut nilainya disesuaikan dengan jarak perjalanan yang ditempuh
Ambulance di Lokasi Bencana
Pasca bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang memporakporandakan sebagian besar pesisir propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara, 26 Desember 2004 miladiyah lalu, Wahdah Islamiyah (melalui Team Penanggulangan Musibah) bekerjasama dengan yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) dan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Sulsel juga menggalang bantuan bagi korban. Sebagian dana yang berhasil dikumpulkan oleh ketiga lembaga tersebut dibelikan satu unit mobil minibus second merek Mitsubishi Kuda untuk dijadikan ambulance.