GOWA, wahdah.or.id – Diantara tanda keberhasilan Ramadhan adalah melahirkan akhlak mulia, menurut Ustaz Zaitun Rasmin bahwa hal tersebut dapat kita dapatkan melalui pendidikan bulan Ramadhan yang telah kita jalani sebulan lamanya.

“Termasuk keberhasilan Ramadhan yang ditutup dengan Idhul Fitri adalah menjadikan akhlak yang baik dan mulia, betapa tidak dari semangat cinta berbagi dan peduli terhadap sesama. Ramadhan menjadi bulan tarbiyah, yang mendidik akhkak kita menjadi lebih baik dengan kesabaran dan menahan diri kita dari berbagai ucapan yang tidak baik,” kata Ustaz Zaitun dalam Tabligh Akbar dan Silaturahim Syawal 1444 H DPP Wahdah Islamiyah di Masjid Agung Syaikh Yusuf Gowa, pada hari Ahad (14/5/2023).

Salah satu akhlak buruk yang ditekan selama Ramadhan adalah emosi, emosi ini yang banyak mengakibatkan berbagai masalah yang terjadi dalam rumah tangga.

“Betapa banyak masalah dan musibah yang terjadi baik ditingkat keluarga, masyarakat bahkan dunia yang di akibatkan oleh emosi yang tidak terkontrol. Dan Ramadhan hadir untuk menekan dan menahan agar emosi dan kemarahan kita dapat terkontrol, yang hasilnya diharapkan melahirkan akhlak mulia,” ungkapnya.

Ustadz Zaitun menegaskan bahwa orang yang merayakan kemerdekaan dan kemenangan Idhul Fitri adalah mereka yang dapat mengontrol nafsunya, utamannya nafsu yang selalu mengarahkan kepada keburukan.

Tujuan puasa adalah agar kita menjadi pribadi yang bertakwa, dan orang yang bertakwa di antara cirinya adalah mampu menahan marah, dan memaafkan manusia. Hilangnya rasa marah dan terkontrolnya emosi akan melahirkan akhlak yang baik, dan dari situlah akan muncul cinta dan kasih sayang.

“Mari cek diri setelah Ramadhan, apakah setelah Ramadhan kita semakin sayang kepada sesama, keluarga, dan tetangga? Mari isi hati dan jiwa kita dengan kasih sayang dan cinta. Jauhkan diri kita dari dendam dan marah,” ujarnya.

Cinta dan kasih sayang menurut Ustaz Zaitun hendaknya menjadi hal yang mendasari kata-kata dan perilaku kita bahkan pribadi kita. Hadirkan kasih sayang di rumah kita, di hati istri dan anak-anak kita.

“Saya mengajak kepada seluruh kader, pengurus dan serta simpatisan dan masyarakat untuk menjadikan kasih sayang dan cinta kepada siapapun. Cinta harus menjadi pemandu dalam kehidupan kita dan itu dimulai dalam internal kehidupan kita,” harapnya.

“Kasih sayang yang mulai dibangun di dalam keluarga, dari suami kepada istrinya. Ditengah berbagai masalah dan ujian yang kita hadapi dalam kehidupan kita. Orang yang bisa terlatih menjaga kasih sayang dalam keluarganya, maka merekalah yang akan berhasil menebar kasih sayang diluar kepada umat dan masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, Ustaz Zaitun juga menegaskan bahwa Indonesia hari ini makin maju dengan pembangunan fisik. Namun bagi kita pembangunan fisik negeri harus dibarengi dengan pembangunan manusianya, pembangunan generasi Qurani.

“Kemuliaan kita adalah dengan Al-Qur’an, dan kemuliaan itu dapat kita wujudkan di Indonesia dimulai dengan pembentukan generasi Rabbani, dengan belajar dan mengajar Al-Qur’an,” imbuhnya.

Sebagai penutup, pembentukan generasi Qur’ani akan berdampak dalam menaati segala aturan, baik aturan Allah dan Rasul-Nya, bangsa dan negara. Dengan jalan tersebut maka kejayaan dan kemenangan Islam akan diraih.

“Semua ini dapat kita wujudkan dengan taat pada aturan Allah dan Rasul-Nya, taat aturan berbangsa dan bernegara, termasuk juga taat dalam aturan organisasi, dengan demikian apa yang kita harapkan bagi negeri kita dapat terwujudkan. Taat aturan dan kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, demi kejayaan dan kemenangan Islam,” tutupnya.

Rep, Editor: Muh Akbar

Artikulli paraprak40 TIM Garuda Diturunkan untuk Mengamankan dan Menertibkan Peserta Tabligh Akbar Wahdah Islamiyah di Gowa
Artikulli tjetër3 Konsekwensi Sebagai Makhluk Sosial, Ketika Beriman Kepada Allah dan Hari Akhir

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini