Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah pernah di tanya:
إذا عرف أن الميت منافق فهل يصلى عليه؟
Jika seorang mayit telah diketahui bahwa ia adalah seorang munafik, apakah jenazahnya perlu dishalatkan?
Beliau rahimahullah menjawab:
لا يصلى عليه، لقوله تعالى: {وَلا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَداً} إذا كان نفاقه ظاهراً، أما إذا كان ذلك مجرد تهمة فإنه يصلى عليه، لأن الأصل وجوب الصلاة على الميت المسلم فلا يترك الواجب بالشك.
Jenazahnya tidak boleh dishalatkan, berdasarkan firman Allah azza wajalla:
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At-Taubah: 84)
Hal ini jika kemunafikannya zhahir (jelas). Adapun jika kemunafikan itu hanyalah suatu tuduhan, maka jenazahnya tetap dishalatkan. Sebab hukum asalnya adalah wajib menshalatkan seorang muslim yang telah meninggal dunia, sehingga tidak boleh meninggalkan kewajiban hanya karena perkara yang meragukan.
Majmu fatawa Syaikh Ibnu Baz rahimahullah jilid 13
Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/13891
Penerjemah: Ustadz Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy