SURAKARTA, wahdah.or.id Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC) yang diketuai oleh Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menyelenggarakan World Peace Forum ke-8, Kamis- Jumat, 17-18 November 2022 di Surakarta.

Forum yang diselenggarakan selama dua hari ini menghasilkan “The Surakarta Message” yang merupakan pernyataan sikap bersama oleh para peserta World Peace Forum mengenai perdamaian dunia. Tema utama forum ini adalah human fraternity (persaudaraan) sebagai jalan tengah untuk menuju perdamaian dunia.

Di tengah adanya berbagai konflik dunia, dampak Covid 19, dan berbagai krisis lainnya, human fraternity sebagai nilai universal dianggap sebagai jalan tengah. Caranya dengan memperbanyak dialog antar agama dan budaya.

Dengan cara itu, diharapkan akan terwujud perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan dunia. Bukan hanya skala global, human fraternity juga harus melibatkan “local wisdom” (kearifan budaya lokal).

Karena besarnya harapan tersebut, maka diperlukan kerjasama serta dialog antar institusi lokal maupun internasional, masyarakat serta pemerintahan, media, lembaga pendidikan, dan tentu saja antar agama.

Lebih dari 70 orang dari Indonesia dan 20 negara dari 5 benua mengikuti forum ini. 20 negara tersebut adalah Australia, Arab Saudi, Bosnia Herzegovina, Italia, India, Lebanon, Maroko, Malaysia, Mesir, dan Pakistan. Juga hadir delegasi dari Palestina, Philipina, Rusia, Slovakia, Thailand, Timor Leste, USA, UK, UEA serta Vatikan.

Adapun peserta dari Indonesia, melibatkan berbagai ormas Islam dan ormas keagamaan lainnya. Hadir pula Ustaz Dr. Muhammad Zaitun Rasmin sebagai perwakilan dari Wahdah Islamiyah.

Hal penting lainnya dari Forum Dunia untuk Perdamaian ini adalah diluncurkan apa yang disebut “Global Fulcrum on Islamic Middle Path”. Sebuah gerakan global untuk menjadikan wasatiyah Islam sebagai “mainstream” beragama. Tentu sekali lagi hal ini bukan baru bagi Umat ini memang dikenal dengan “ummatan wasathan”. Tapi ini merupakan bahagian dari keseriusan Umat untuk menyelesaikan berbagai kecenderungan radikal dalam kehidupan. Tentu tidak saja dalam kehidupan beragama. Tapi hampir dalam semua aspeknya, termasuk ekonomi dan politik.

Melalui Forum Dunia untuk Perdamaian ini kita harapkan dunia akan semakin membuka mata tentang realita Islam dan umatnya. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa salah satu ancaman terhadap human fraternity adalah adanya “imaginary view of one another”. Yaitu kecenderungan menilai orang lain tidak berdasarkan fakta. Tapi lebih kepada imajinasi-imajinasi yang dikembangkan, khususnya oleh media dunia.

Rep: Ibawi
Editor: Akbar

Artikulli paraprakLAZNAS WIZ Distribusikan Mushaf Al-Qur’an ke Pulau Kodingareng Makassar
Artikulli tjetërSelamat Atas Terlaksananya Muktamar ke-48, Muhammadiyah Telah Memberikan Kontribusi Besar kepada Umat, Bangsa dan Negara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini