Setiap penyakit yang diturunkan Allah pasti ada obatnya. Orang yang mengerti pasti mengetahuinya, dan orang yang tidak mengerti tidak mengetahuinya. Futur adalah penyakit rohani yang paling berat. Dia akan bertambah berat saat penderitanya tidak merasakannya sehingga bisa dipupus sedini mungkin. Mula-mula seseorang menyepelekan upaya terapinya. Setelah itu, dia akan kesulitan untuk menepisnya.
Futur adalah jalan menuju penyimpangan dan kesesatan. Kebanyakan orng-orang yang menyimpang setelah mereka berkomitmen dan beristiqamah, terlebih dahulu mereka melewati tahapan futur sebelum mereka menyimpang dan tersesat.
Dari sini urgensi bersegera mengobati futur pun semakin nyata. Metode terapinya, bisa dengan upaya preventif jika sesorang belum ditimpa futur, atau dengan mengupayakan faktor-faktor yang dapat menghilangkannya jika sesorang telah tertimpa. Metode terapi yang paling penting adalah memupus sebab-sebabnya. Yang demikian itu karena jika kita dapat memupus sebab-sebab futur, dengan izin Allah kita dapat menempuh jalan yang benar untuk menyelamatkan diri darinya.
Ketika saya menyebutkan penyabab futur, saya telah menyebutkan metode terapinya dengan ringkas. Karena itu saya berusaha untuk tidak mengulangi apa yang saya telah sebutkan itu, kecuali untuk perkara-perkara yang saya kategorikan sebagai sala satu pokok atau prinsip di dalam mengobati futur.
Karena menurut saya memupus faktor penyabab futur adalah cara terbaik untuk menyelamatkan diri darinya, maka akan saya sebutkan berbagai instrumen dan metode terapi sesuai dengan situasi dan kondisiya. Yang demikian itu karena instrumen dan perkara-perkara itu terang dan jelas. Tanpa dijelaskan panjang lebar pun sudah cukup.
Pertama-tama saya sampikan,perlu sekali mengetahui bahwa bahaya futur dan kewajiban membebaskan diri darinya baik dengan upaya preventif maupun kuratif. Ini supaya kita dapat mengambil faedah dari berbagai metode terapi dan bermacam solusi.
Diantara metode dan cara untuk menyelamatkan diri dari futur adalah;
1. Menjaga iman dan memperbaruinya,
2. Muraqabatullah dan banyak berdzikir kepada-Nya.
3. Ikhlas dan takwa,
4. Menjernihkan hati,
5. Menuntut ilmu, disiplin belajar, serta rajin menghadiri halaqah dzikir dan ceramah agama,
6. Memahami Fiqh Waqi’ (Fikih Realitas).
7. Manhaj yang benar, titik tolak yang mendasar, dan memperhatikan Manhaj Talaqqi,
8. Wasathiyah (adil, moderat, tengah-tengah),
9. Mengatur waktu dan intropeksi diri,
10. Komitmen kepada jamaah,
11. Menjaga orang-orang yang futur,
12. Tarbiyah yang menyuluruh dan komplit,
13. Melaksanakan beragam ibadah dan amal,
14. Teladan yang baik,
15. Cita-cita yang tinggi, tujuan yang mulia, dan semangat yang membaja,
16. Memperbanyak dzikrul mau dan mengkhawatirkan su’ul khatimah,
17. Sabar dan meneguhkan kesabaran,
18. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah,
Penjelasan tentang kedelapan belas poin di atas akan diurakan secara berseri pada tulisan selanjutnya insya Allah. (Yusuf)
Sumber: Dinukil dari Kitab Al-Futur; Al-Madzahir, Al-Asbab, Wa Al-‘Ilaj, Karya Syekh. Prof. DR. Nashir bin Sulaiman Al-Umar hafidzahullah.