Diantara cara mengobati (terapi) penyakit futur adalah dengan menjernihkan hati. Karena hati yang jernih dan dada yang selalu lapang merupakan modal utama menjaga keimanan dan semangat ibada.
Allah telah memberi anugerah kepada Nabi dengan melapangkan dada beliau. Allah berfirman, “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?” (Al-Insyirâh [94]: 1)
Allah menyifati penghuni surga dengan firman-Nya, “Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka. (Al-A’råf (7]: 43)
Allah juga telah memuji orang-orang yang beriman saat mereka berdoa, “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (Al-Hasyr (59): 10)
Saat menyifati orang beriman dan orang kafir dalam satu ayat Allah berfirman,
“Barangsiapa yang dihendaki Allah akan mendapat hidayah petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) lam, Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia Aadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit.” (Al-An’âm [6]: 125)
Menjernihkan hati dari iri, dengki, dan prasangka buruk adalah faktor terbesar dari lapangnya dada. Lapangnya dada dan sehatnya hati adalah dua hal berbanding lurus. Tidak ada yang lebih buruk dan lebih berat bagi seseorang melebihi hati yang dipenuhi dengan dendam, hawa nafsu, dan segala kotoran. Perkara-perkara yang akan membuatnya berhenti dari beraktivitas dan tidak tenang menjalani kehidupan.
Seseorang yang memiliki hati yang sehat dan dada yang lapang, pastilah seorang yang senantiasa bersemangat dan bersinar. Demikianlah keadaan bapak kita, Ibrahim , saat menghadap Rabbnya dengan hati yang sehat.
Di antara perkara yang dapat menjernihkan hati dan membersihkannya dari berbagai kotoran adalah sebagai berikut:
- Menjalin hubungan dengan sesama aktivis di medan da’wah ilallâh, membuka pintu diskusi dan mendekatkan arah pandangan. Sebab perbedaan itu tidak baik.
- Mencarikan alasan dan berbaik sangka kepada orang lain sebaik mungkin serta membalas perbuatan buruk dengan kebaikan. Allah berfirman,
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.” (Fushshilat [41]: 34)
Memberi maaf adalah perhiasan para ksatria. Allah berfirman, “Tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah.” (Asy Syûrâ (42]: 40)
- Berterus terang kepada sesama saudara seislam, tidak mempedulikan kabar burung, bersegera menghilangkan apa yang terjadi, dan me-recheck apa yang didengar. Sesungguhnya mengakhirkan dan menundanya hanya menambah buruk perkara dan mengakibatkan futur.
- Senantiasa mengingat kisah para sahabat yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. Di antara sifat mereka adalah tidak merebahkan badan di waktu malam melainkan hatinya bersih dari kedengkian kepada sesama muslim.
Salah satu sifat orang-orang yang beriman pun adalah bahwa mereka berdoa, “Dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (Al-Hasyr [59]: 10)
Jadilah sebagai bagian dari mereka, semoga allah memberikan taufik kepada anda.