Terapi Futur (3): Ikhlas dan Takwa

Oleh karena lemahnya keikhlasan merupakan salah satu faktor penyebab futur, maka ikhlas, menjaganya, dan memperbaruinya adalah faktor utama untuk menjaga diri dari futur. Yang demikian itu karena untuk orang yang ikhlas dan bertakwa, Allah akan menjadikan cahaya dan pembeda di dalam hatinya. Allah berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ

“Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil kepadamu.” (Al-Anfal (8]: 29).

Allah menjanjikan furqan kepada orang-orang bertakwa. Yang dimaksud dengan furqan menurut Ibn adalah sebagai pemilah antara haq dan batil. Karena, “Siapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka ia akan diberi taufiq untuk mengenali yang haq dan batil, sehingga hal tersebut menjadi sebab ia memperoleh pertolongan dan keselamatan, serta jalan keluar dari berbagai urusan dunia dan (menjadi sebab) kebahagiaanya pada hari kiamat dan penghapusan kesalahan-kesalahannya,”. (Tafsir Ibn Katsir, 2/1227).

Penjelasan rinci tentang makna furqan dapat dibaca di sini.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَٰهُ وَجَعَلْنَا لَهُۥ نُورًا يَمْشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَٰفِرِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?” (Al-An’am [6]: 122)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Al lah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Hadid [57]: 28)

Onak dan duri yang merintang di jalan seorang juru dakwah dan penuntut ilmu banyak sekali. Syahwat yang tersembunyi, membanggakan diri, dan bergantung kepada dunia, semua ini obatnya adalah ikhlas dan takwa. Allah berfirman.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. (AI-Ankabut [29): 69)

Maksud ayat ini menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili adalah, “Orang-orang yang berjihad dalam kebenaran Kami untuk menyebarkan dakwah Kami, maka sungguh Kami akan menunjukkan mereka kepada jalan kebaikan dan ridha Allah. Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang memperbaiki amal mereka dengan menolong mereka di dunia dan memberi mereka pahala di akhirat”.

Sungguh, kita masih dapat menyaksikan para ulama yang umumnya sudah berkepala delapan, namun dia masih berada di puncak semangatnya seperti seseorang yang berumur tiga puluhan. Rahasianya adalah ketakwaan mereka dan keikhlasan mereka-demikian menurut penglihatan kita, adapun batin mereka, hanya Allah yang tahu. Itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.[]

Artikulli paraprakUSTADZ ZAITUN RASMIN JABAT WAKIL SEKRETARIS DEWAN PERTIMBANGAN MUI
Artikulli tjetërFaktor Penyebab Futur (20): Angan-angan Kosong

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini