Jika makhluk pertama adalah qalam (pena), ayat pertama berbunyi iqra, perintah pertama dalam Al-Qur’an mengatakan bacalah! maka menulis menjadi sarana dakwah yang tak dapat diabaikan. Dan diantara tulisan yang dapat dijadikan sarana dakwah adalah artikel.

Artikel menurut  Wikipedia adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Di zaman ini tidak dapat dipungkiri, menulis artikel merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki para penyebar dan penebar kebaikan. Lewat tulisan seorang pengujar kebenaran dapat meluaskan jangkauan ilmu dan kebaikan yang diketahuinya.

Namun sebagian orang menganggap menulis sebagai suatu kemahiran yang sulit. Padahal sesungguhnya menulis adalah keterampilan yang dapat dikuasai melalui proses latihan.  Menulis baik artikel adalah sebuah keterampilan, keterampilan menulis akan muncul  jika rajin berlatih.

Namun Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Tentu saja motivasi bagi seorang pecinta kebaikan adalah niat menebar dan kebaikan dan kebenaran. Dengan menulis kebaikan lebih mudah tersebar dan menjangkau lebih banyak orang.

Menurut M. Anwar Djaenali  diantara kiat melatih ketrampilan menulis adalah pembiasaan dan sering membaca. “Modal utama seorang penulis adalah suka membaca”, katanya. Seorang penulis hendaknya  membaca sebanyak mungkin bahan bacaan terutama bidang yang ia sukai. Sebab tanpa modal awal membaca, sulit dibayangkan seseorang  menjadi penulis yang baik.   Dengan kata lain dapat dikatakn jika seorang penulis adalah orang yang malas membaca, bagaimanamungkin ia akan mengajak orang lain berminat untuk membaca tulisannya?

Banyak membaca adalah modal utama penulis karena sering membaca  memiliki beberapa manfaat, diantarany  (1) Mendapatkan pengetahuan / wawasan baru, (2) Terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya (3) Kaya dengan perbendaharaan kata.

Betul apa yang disampaikan Pak Anwar. Bahwa membaca sangat bermanfaat bagi seorang penulis. Karena lewat membaca seseorang akan mempeoleh pengetahuan dan wawasan baru. Wawasan baru tersebut bisa melangkapi pengetahuan sebelumnya yang hendak dituliskan. Atau bahkan ap pengetahuan baru yang didapatkan dari membaca dapat dituliskan sebagai sesuatu yang baru baik. Selain itu, dengan banyak membaca seseorang akan mendapatkan tambahan kosa kota yang bisa memperkaya khazanah berbahasa sipenulis atau calon penulis.

Selain pembiasaan, kemampuan dan ketrampilan menulis juga dapat diasah melalui latihan dan pembiasaan. Kita tentu masih ingat dengan pepatah, “Ala bisa karena biasa”. Bahkan secara umum ketrampilan ditumbuhkan melalui latihan dan pembiasaan. Termasuk ketrampilan berbahasa seperti menulis. Ustadz Anwar Djaelani mengatakan bahwa beliau dapat menulis berbagai artikel karena mendapat tema menarik setelah membaca peristiwa dan kejadian sehari-hari di sekitarnya, baik koran, televisi, internet dan sumber berita apapun.

Niat dan Semangat Saat Menulis!

“Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis? Sukses pada apapun bertumpu pada niat”, lanjut Anwar.

Pembiasaan saja tidak cukup tanpa disertai niat dan semangat. Semangat yang disertai niat akan melahirkan energi dahsyat dalam menulis. Tulisan yang didorong oleh semangat menebar kebaikan dan niat tulus mewariskan ilmu pengetahuan akan menginspirasi para pembaca. Dalam bahasa tutur ada ungkapan berbahasa Arab yang menyatakan; “Ma kharaja minal qalb waqa’a fil qalb, wa ma kharaja minal Lisan ma tajawaza Illal adzan; Apa yang keluar dari hati masuk ke hati, dan apa yang keluar dari ucapan semata maka hanya mampir ke telinga”. Demikian pula dalam bahasa tulis. Tulisan yang lahir dari hati, insya Allah akan sampai ke hati pembaca.

Sungguh, niat seorang penulis itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren  Gontor KH. Imam Zarkasy (1910-1985) yang menyatakan bahwa,  “Andai tak punya murid saya akan mengajar dunia dengan pena”. Alhasil, sampai saat ini tulisan-tulisan beliau masih terus menginspirasi para santri, alumni dan seluruh kaum Muslimin.

Di dunia Islam juga terkenal satu kisah tentang niat ikhlas seorang ulama dalam menulis buku. Adalah Imam Malik bin Anas yang optimis, buku yang ditulis dengan niat Lillahi Ta’ala akan kekal. Kisahnya ketika Pendiri Madzhab Maliki ini menulis kitab Al-Muwatha, murid-muridnya menyampaikan bahwa banyak  kitab serupa bermunculan dengan nama yang sama. Dengan penuh optimisme beliau mengatakan, Muwathaat yang ditulis karena Allah akan tinggal. Dan saat ini dunia tidak mengenal satu kitab berjudul Muwatha melainkan satu saja. Yakni Al-Muwatha yang disusun oleh Ulama bergelar Imam Darul Hijrah ini.

Menarik dan Aktual

Tulisan akan diminati pembaca dan dimuat oleh media atau penerbit jika  tema tulisan aktual dan menarik perhatian publik. Namun tidak ada halangajn bagi seorang penulis menulis suatu topik yang dianggapnya penting. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.

Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya. Oleh karena itu seperti dijelaskan sebelumnya, seorang penulis hendaknya “memperkaya diri” dengan banyak membaca. Baik  membaca tulisan  maupun membaca peristiwa dan kejadian di lingkungan sekitarnya.

Outline

Setelah tema tulisan ditetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum  menulis secara lengkap. Outline  dibuat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Walaupun demikian outline bukanlah sesuatu yang mutlak. Bisa saja tulisan dirangkai secara mengalir, bebas dan runut tanpa outline tertulis. Dengan kata lain ouline tersusun dalam kepada sipenulis.

Berikut contoh ouline:

Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi (Judul)

  • Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
  • Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
  • Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
  • Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
  • Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
  • Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
  • Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
  • Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)

Total, ada 16 paragraf.

Selanjutnya outline di atas dikembagkan dan disusun menjadi sebuah artikel yang menarik dengan memperhatikan tigal hal penting agar sebuah tulisan menggugah dan menginspirasi pembaca. Ketiga hal tersebut adalah (1) judul yang memanggil, (2) lead yang menarik dan menggoda, (3) pembahasan yang menawan, dan (4) penutup yang menggugah.

“Judul Pemanggil”

“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”. Ungkapan ini nampaknya mewakili pentingnya suatu tulisan diberi judul yang mengundang perhatian pembaca. Judul yang menarik akan mengajak pembaca membaca suatu tulisan. Secara umum judul yang baik harus;  (a) Mampu mencuri perhatian pembaca, (b) Mencerminkan tema / arah tulisan, dan  (c) Ringkas dan padat.

Contoh Judul:

Tawakal Tak Kenal Gagal (Majalah Ar Risalah)

Mendamba Pemimpin Saleh dan Muslih (Sedekah Plus)

Tutup Rapat Pintu Zina, Mudahkan Pernikahan (Sedekah Plus)

Judul  yang singkat padat sekitar 4 kata tidak termasuk kata tugas seperti yang, di, terhadap dan sebagainya.

Lead Penggoda

Lead adalah paragraf pertama setekah judul sebuah tulisan. Disebut pula dengan teras tulisan. Ia  semacam pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan  dijelaskan dalam inti tulisan. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.

Ada tiga model lead yang menggoda, yakni (1) Lead dengan gaya bertanya, (2) Kutipan yang memikat, dan (2) Narasi deskriptif yang merupakan simpulan dari isi tulisan.

Pembahasan nan Menawan

Pembahasan yang baik harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular.

Penutup yang Menggugah

Penutup merupakan bagian akhir tulisan yang memuat kesimpulan dan atau saran atas masalah yang diulas dalam tulisan. Kesimpulan disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Misalnya, “Denga demikian”, “Alhasil”.

Dengan demikian menulis artikel itu mudah asal ada kemauan, niat tulus, semangat tinggi, rajin membaca sebagai bahan baku tulisan, dan sering berlatih. Teruslah berlatih menulis. Mulai, mulai, dan mulai. []

 

Artikulli paraprakLaznas WIZ Dirikan Dapur Umum Korban Banjir Luwu Utara, Target Pasok Ratusan Paket Makanan Tiap Hari
Artikulli tjetërPANDUAN IBADAH IDULADHA 10 ZULHIJAH 1441 H DI TENGAH PANDEMI VIRUS CORONA (COVID-19

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini