Taubat Yang Semurni-murninya

Date:

? Tentang Taubat

Alloh berfirman,

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ..
[سورة التحريم 8]

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,..
(QS. At Tahrim:8)

Ayat ini merupakan 1 dari sekian panggilan Alloh untuk orang-orang yang beriman. Panggilan dari Dzat yang paling mulia untuk orang-orang yang mulia. Dari ayat ini menunjukkan kewajiban bertaubat dengan ikhlas.

? Makna Taubat

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

أَيْ تَوْبَةً صَادِقَةً جَازِمَةً تَمْحُو مَا قَبْلَهَا مِنَ السَّيِّئَاتِ، وَتَلُمُّ شَعَثَ التَّائِبِ وَتَجْمَعُهُ وَتَكُفُّهُ عَمَّا كَانَ يَتَعَاطَاهُ مِنَ الدَّنَاءَاتِ.

Yaitu taubat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya dari kehinaan” (Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim, 4/191).

Imam Suyuthy berkata,

صَادِقَة بِأَنْ لَا يُعَاد إلَى الذَّنْب وَلَا يُرَاد الْعَوْد إلَيْهِ

Taubat yang jujur, yaitu dia tidak kembali (melakukan) dosa dan tidak bermaksud mengulanginya.” (Tafsir Jalalain, 1/753).

? Klasifikasi dosa dan syarat taubat

1. Dosa yg berkaitan dengan Hak Alloh

? Mengakui dan menyesal.
? Meminta ampunan.
? Bertekad untuk tidak mengulangi.

2. Dosa yang berkaitan dengan hak manusia

Selain 3 syarat di atas, ditambah dengan
?Mengembalikan haknya orang yg didzolimi dan atau meminta keikhlasannya.

? Keutamaan Taubat

?Kecintaan Allah ‘azza wa jalla.

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

?Masuk surga dan dijauhkan dari neraka,

 إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً

… Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)

?Mendapat doa malaikat

,الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)

? Di Bawah Langit Baghdad

Bisyr ibnul Harits adalah seorang laki-laki yang dikenal dengan kebiasaannya begadang malam dan tenggelam dengan kemaksiyatan. Mendengarkan musik semalaman sampai terbit fajar, kemudian tidur dan tidak melaksanakan sholat shubuh.

Suatu malam, lewatlah seorang yg sholeh dan mengetuk pintu rumah bisyr. Dan keluarlah pembantu rumah tersebut. Orang ini bertanya,”Pemilik rumah ini apakah orang yg “merdeka” ataukah seorang “budak”?. Pembantu tersebut menjawab,”Orang yg merdeka”. Maka orang ini menimpali,”Iya benar… ia tentu orang yang “merdeka”, karena kalau seandainya dia seorang “budak” (hamba Alloh) tentu dia tidak akan berani bermaksiyat seperti itu..” Kemudian orang itu pergi.

Pembantu itu masuk ke dalam rumah dan menceritakan percakapannya dengan laki2 tak dikenal tadi kepada majikannya. Bisyr tersentuh hatinya demi mendengar kalimat orang sholeh itu, lalu Bisyr keluar dengan berlari mengejar orang sholeh yang mendatangi rumahnya. Ketika bertemu, maka bisyr menyampaikan ucapan terimakasihnya dan minta diajari bertaubat. Maka orang itu mengajaknya untuk sholat shubuh bersamanya dan kemudian mendidiknya sampai Bisyr dikenal sebagai ahli ibadah yang bagus di Baghdad.

Karena ketika keluar rumah tadi terburu-bur, Bisyr tidak sempat memakai alas kaki. Maka sejak saat itu, Bisyr dikenal dengan panggilan Bisyr Al Hafy (Yg tidak memakai alas kaki).

Makkah Al Mukarromah
22 Maret 2016

Riky Abu Musa, Lc

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Kolaborasi WIZ dan ASBISINDO: 139 Anak Yatim dan Dhuafa Dapat Santunan Serta THR

MAKASSAR, wahdah.or.id - LAZNAS WIZ bersama Perkumpulan Bank Syariah...

Pekan Terakhir Ramadan, 750 Paket Iftar Didistribusikan WIZ dan KITA Palestina ke Jalur Gaza

GAZA, wahdah.or.id - Kehidupan masyarakat di Gaza Palestina saat...

Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Wadah Baru untuk Pendidikan dan Dakwah Islam di Kawasan Bontobahari Bulukumba

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Proses pembangunan Pondok Pesantren Abu Bakar...

Mitra Wahdah di Gaza: Terima Kasih Wahdah, Terima Kasih Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA)...