Targab Kader Makassar Seluruh Level Tarbiyah, Ketua Harian DPP WI Ust. Rahmat Abdurrahman Beri Wejangan Terkait Definisi Dakwah

Date:

MAKASSAR, wahdah.or.id — Masjid kubah 99 yang merupakan icon mewah kota Makassar dipadati kader Wahdah Islamiyah se-Kota Makassar. Kolaborasi Departemen Kaderisasi DPP, DPW dan DPD Wahdah Makassar sukses menggelar kegiatan Tabiyah Gabungan tiga level marhalah yaitu marhalah Tanfiziyah, takwiniyah dan marhalah takrifiyah, Ahad (26/05/2024).

Dengan ramah dan wajah penuh senyuman, Ust. Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., MA yang merupakan Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah ini mengajak berinteraksi para peserta yang hadir dengan meminta mereka mengangkat tangan untuk melihat jumlah yang hadir di setiap level tarbiyah kader Wahdah se-Kota Makassar.

Dalam sambutan beliau, ia mengingatkan tentang definisi dakwah. Hal tersebut beliau angkat, mengingatkan target Tarbiyah Gabungan bahwa semua kader Wahdah Islamiyah yang ada di Makassar secara khusus adalah semuanya da’i pada profesi dan tempat mereka masing-masing.

Sambil memberikan isyarat dengan tangan kanan, dengan jari jemari beliau sejajarkan. Ust. Rahmat menjelaskan definisi dakwah menurut sebagian ulama.

“Dakwah menurut sebagian ulama diartikan dengan empat definisi. Pertama, adalah Ajakan. Dan itu yang paling sering kita dengarkan. Lebih dekat dengan kegiatan edukasi. Yang Kedua dakwah adalah sosialisasi. Yang ketiga adalah marketing. Dakwah itu adalah pemasaran. Dan yang keempat adalah, dakwah itu adu gagasan” jelasnya.

Doktor di bidang syariah/hukum Islam ini menganjurkan empat point yang merupakan definisi dakwah tersebut untuk dikaji dan didalami di halakah-halakah tarbiyah para kader Makassar yang hadir.

Beliau menyebutkan bahwa menjadi seorang da’i, hendaknya memiliki jiwa melayani.

“da’i itu, memang memiliki jiwa pelayanan. Da’i itu, memang menanamkan dalam diri sifat service, sifat khidmah, sifat pelayanan” lanjut beliau.

Menguatkan apa yang beliau sampaikan terkait da’i adalah pelayan, Ust. Rahmat mengutip satu hadis tentang seorang pelayan yang memberi minum, dialah orang yang paling terakhir minum.

“saqil qaumi, akhiruhum syurban. Yang memberi minum orang lain, minum yang paling terakhir.” ujar beliau.

Beliau menegaskan bahwa jika dakwah dibawa ke ranah sosial, maka hendaklah jiwa pelayanan yang seharusnya dikedepankan.

Targab yang menghadirkan Ketua Dewan Syariah, Ust. Dr. Muh. Yusran Anshar, Lc., MA dan Ketua DPP Bidang Kaderisasi Ust. Qasim Saguni, MA menjadi pemateri ini, ditutup dengan pembagian kelompok untuk pelaksanaan program GSD atau “Gerakan Sejuta Da’i untuk Indonesia Berkah”. [*]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Sinergi Tiga Lembaga Wahdah Islamiyah Wujudkan Pembangunan Ramah Lingkungan

MAKASSAR, wahdah.or.id - Departemen Lingkungan Hidup Wahdah Islamiyah menggelar...

Wahdah Islamiyah Pasangkayu Raih Penghargaan atas Dedikasi Membina Warga Binaan

MAMUJU, wahdah.or.id - Semangat pengabdian dalam membina sesama kembali...

Pendidikan Ala Nabi, Solusi Krisis Moral Masa Kini

Wahdah.Or.Id - Sesak rasanya mendengar berita tentang perilaku bejat...

Didoakan Malaikat Karena Rutin Infak dan Sedekah Tiap Pagi

Didoakan Malaikat Karena Rutin Infak dan Sedekah Tiap Pagi "Hanya...