Paris, Perancis – Konflik bersenjata di Mali mungkin akan segera berakhir karena Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan operasi melawan militan Islam yang mengambil alih Mali sudah memasuki “tahap akhir”.
Hollande mengatakan bahwa telah terjadi pertempuran hebat di pegunungan Ifoghas, tempat yang diduga sebagai persembunyian militan Al-Qaeda yang tergabung dalam Islamic Maghreb (AQIM).
“Ini adalah tahap akhir dari operasi di Mali karena tampaknya sebagian besar pasukan AQIM berkumpul di sana,” ujar Hollande, Sabtu lalu di Paris, Perancis.
Sebanyak 4.000 orang pasukan Perancis diterjunkan sejak 11 Januari lalu untuk memerangi militan Islam yang mengambil alih bagian utara Mali tahun lalu.
Tentara Perancis sudah berhasil mengambil alih kembali kota Gao, Kidal dan Timbuktu.
Hollande juga memuji pasukan dari Chad atas dukungannya dalam pertempuran di pegunungan Ifoghas tersebut.
“Sahabat kita dari Chad meluncurkan serangan kemarin dan kehilangan banyak prajurit dalam pertempuran tersebut. Saya ingin menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada pemerintah Chad.
Sebanyak 13 pasukan Chad dan 65 militan terbunuh dalam pertempuran yang terjadi Jumat lalu.
Pemerintah Chad telah berjanji akan mengerahkan 2.000 pasukan dalam operasi African-led International Support Mission to Mali (Afisma).
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat juga menawarkan bantuan dengan mengirimkan pesawat tanpa awak untuk memantau pergerakan musuh.
Penulis: Faisal Maliki Baskoro/FMB
Sumber:BBC
Disalin dari : beritasatu.com