TAFSIR SURAT AL HUJURAAT ( AYAT 1 – 12 )

Surat Al Hujurat adalah surat yang di turunkan setelah hijrah atau disebut surah madaniyyah, fokus pembahasan yang terbesar dalam surah ini adalah masalah-masalah social yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

  • Ayat 1
    " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasunya dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui".

    – Larangan berkata mendahului perkataan Allah berupa Al-Qur’an & petunjuk rasul-nya berupa As-sunnah, sebat Al-qur’an sunnah adalah dua pokok atau dasar dan konsep yang hidup dalam masyarakat dan wajib dijadikan azas dalam menjalankan aspek segala kehidupan.
    – Ayat ini memerintahkan untuk menolak segala sesuatu yang di tinggalkan dan di agungkan selain Al-qur’an dan sunnah.
    – Larangan mendahului perkataan Allah dan larangan bersunnah mendahului sunnah Rasulullah.
    – Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk bertaqwa dan takut kepada Allah baik dalam per buatan mauoun perkataan.
    – Sesungguhnya Allah maha mendengar & maha mengetahui, keduanya termasuk nama-nama Allah yang hikma, yang di dalamnya terkanuung sipat-sipat Azza wa jalla.
    – Allah mendengar dan melihat apa-apa yang dikatakan dan perbuat hamba-hamba Nya.

  • Ayat 2
    " Hai orang-orang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagai mana kerasnya ( suara ) sebangian kamu terhadap sebangian yang lain supaya tidak dihapus ( pahala ) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari".

    – Larangan untuk mengangkat suara ketika berada bersama Rasulullah SWA
    – Sebat turunnya ayat ini; Abu Bakar dan Umar pernah berbeda pendapat dan saling berdebat sampai suara keduanya terdengar keras, sedangkan Rasulullah bersama mereka, maka turunlah ayat ini sebagai petunjuk dan larangan untuk mengangkat suara.
    – Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika turun ayat ini, terhempaslah tsabit bin Qoir dijalan sambil menengis, ketika itulah, lewatlah Ashim bin bin ‘ Adi bin Ajian seraya bertanya:" Mengapa engkau menangis" Ia menjawab:" Aku takut ayat ini, turun berkenaan dengan diriku, kaerna aku prang yang bersuara keras ".Hal ini diajukan Ashim kepada rasulullah SWA, kemuduan Tsabit pun dipanggil. Rasul bersabda:" Apakah engkau tidak rida jika engkau hidup terpuji, mati syahid & masuk surga?. Tsabit menjawab :" Aku rido & aku tidak akan mengeraskan suaraku selama-lamanya kepada Rasulullah SWA ." ( Di riwayatkan oleh Ibnu Jabir bersumber dari Muhammad bin Tsabit bin Qois bin Syamas )
    Demikianlah sahabat menafsirkan ayat ini berkenaan dengan dirinya, dan para sahabat adalah orang-orang menghormati Rasulullah, tidak mengangkat suara mereka dihadapan Rasulullah SWA sebangai penghormatan dan penghargaan.
    – Dalam ayat ini bisa diambil faidah bahwa amalan seseorang itu bisa terhapus tampa ia sadari. Dalam satu hadits Rasulullah SAW artinya:" Janganlah diantara kalian mengucapkan suatu perkataan yang ia tidak ketahui apa faidahnya, karena perkataan iti bisa dilemparkan dirinya kedalam neraka sepanjang 70 hasta "

Artikulli paraprakKEPEMIMPINAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
Artikulli tjetërPernikahan Dini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini