Betapa indah bila suatu bahasan mengulas tentang kitab teragung, dan ini akan semakin indah bila bahasan tersebut mengerucut pada surat paling utama didalamnya, dan keindahan itu semakin memuncak bila bahasan itu tertuju pada ayat yang paling utama dalam Kitab Agung ini. Yaitu Ayat Kursi:
اَللهُ لآَإِلهَ إِلاَّهُوَالْحَىُّ الْقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Artinya :”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS : Al-Baqarah : 255)
Jika Al-Fatihah adalah surat teragung dari 114 surat Al-Quran, maka ayat kursi ini adalah ayat teragung diantara lebih dari 6.000 ayat Al-Quran Al-Karim. Sebab itu, fadhilahnya telah ada dalam hadis-hadis shahih, diantaranya:
1.Bahwasanya ia merupakan ayat paling utama dan agung dalam Al-Quran sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
2.Ayat ini bisa menjadi penjaga seorang hamba yang membacanya sebelum tidur pada waktu semalam penuh hingga pagi hari sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah.
3.Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat kursi setiap kali selesai dari shalat wajib, maka tidak akan ada yang menghalanginya untuk masuk surga.” (HR Nasai, Ibnu Sunni, dan Thabrani, hasan).
Sungguh segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan karunia ayat kursi yang hanya membutuhkan satu menit untuk dibaca selepas shalat wajib lima kali sehari, dan ini insyaa Allah sangat cukup memasukkan seorang hamba kedalam surga ketika ia mati dalam keadaan konsisten melakukannya.
Berikut tafsir ayat kursi ini:
• Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum (“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya):
Sungguh penggalan ayat ini menyinggung suatu perkara yang besar yaitu tauhid kepada Allah ta’ala, yang selalu disebutkan berulang-ulang dalam Al-Quran. Perkara inilah yang harusnya dijadikan seorang hamba sebagai fondasi kehidupannya didunia ini, dan diakhirat kelak ia pasti akan diberikan balasan atasnya. Dialah Allah: Laa ilaaha illaa huwa (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia), diantara sifat-Nya “Al-Hayyu (Yang Hidup)” yaitu hidup secara mutlak yang tidak memiliki ajal, sebab kehidupan hakiki dan kekal abadi hanyalah bagi Allah semata. Seluruh makhluk akan mati dan tidak akan tersisa kecuali Allah. Disamping itu Dia juga bersifat “Al-Qayyuum (Berdiri sendiri dalam mengurus makhluk-Nya)” yaitu berdiri sendiri dalam mengatur semua urusan-Nya dan urusan seluruh makhluk-Nya tanpa memerlukan siapa pun, adapun selain-Nya maka tidak dapat berdiri sendiri, dan mengatur segala urusannya kecuali atas izin-Nya. Dia terus menerus mengurusi makhluk-Nya, sedangkan para makhluk terus menerus memerlukan-Nya, Dia tidak perlu dengan makhluk-Nya, sebab Maha Pencipta, Pemberi rezeki dan Tuhan yang berhak disembah tidak memerlukan selain-Nya.
• Laa ta’khuzuhuu sinatun wa laa nauum (tidak mengantuk dan tidak tidur).
Diantara bentuk kesempurnaan-Nya adalah Dia tidak merasakan adanya rasa kantuk meskipun sedikit, apatah lagi tertidur, Dia tidak pantas untuk tidur, sebab Dialah yang mengatur segala urusan makhluk-Nya, memperhatikan maslahat dan kehidupan mereka.
• Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil-ardhi (kepunyaan-Nya lah segala apa yang dilangit dan dibumi).
Dia lah Raja dan Penguasa mutlak seluruh penduduk langit dan bumi berupa makhluk-makhluk yang kita ketahui dan yang belum kita ketahui. Dia yang menciptakan pasti mengetahui apa yang Dia ciptakan, sehingga Dia lah yang pantas untuk mengatur mereka dan menguasai apa yang Dia ciptakan. Karena semua yang selain Allah adalah makhluk, maka mereka semua hanyalah kepunyaan Pencipta mereka yaitu Allah.
• Mandzalladzii yasyfa’u ‘indahu illaa biidznihi (Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya)
Merupakan suatu kesempurnaan kekuasaan dan pengaturan adalah tidak seorang pun dapat memberi syafaat kecuali atas seizing Sang Pencipta, meskipun ia adalah manusia paling utama yaitu para nabi dan rasul, mereka juga tidak dapat memberi syafaat kecuali setelah Allah memberikan izin pada mereka, demikian pula halnya syafaat para malaikat, harus seizin-Nya, sebab seluruh syafaat hanyalah milik Allah semata.
• Ya’lamu maa baina ayidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihi illaa bimaa syaa-a (Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.).
Ilmu Allah meliputi seluruh makhluk tanpa terkecuali, serta seluruh urusan baik yang telah berlalu, yang sedang berlangsung ataupun yang akan datang, baik yang nampak atau yang tersembunyi, baik urusan itu milik manusia ataupun jin. Mustahil bagi para hamba untuk mengetahui sesuatu kecuali sesuai dengan kehendak-Nya, juga ilmu tentang sifat-sifat makhluk, dan nama-namanya, tidak dapat diketahui oleh manusia kecuali atas ajaran Allah terhadap mereka.
• Wasi’a kursiyyuhussamaawaati wal-ardhi (Kursi-Nya meliputi langit dan bumi).
Sungguh betapa besarnya kursi ini yang merupakan tempat kedua kaki-Nya, sampai-sampai meliputi besarnya ukuran langit dan bumi. Kursiy ini bukan lah makhluk Allah yang paling besar, karena ada yang lebih besar lagi darinya yaitu ‘Arsy yang ukurannya tidak diketahui kecuali Allah. Seorang hamba yang memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah berupa kursiy dan ‘arsy ini hanya bisa menyerahkan urusannya kepada Allah yang menciptakannya, dan merasakan kemuliaan karena telah menjadi seorang hamba Sang Pencipta Yang Maha Agung tersebut.
• Wa laa ya-uuduhuu hifdzhuhumaa wa huwal-‘aliyyul’adzhiim (Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar).
Urusan pemeliharaan langit dan bumi sama sekali tidak lah membuatnya sulit dan lelah, padahal langit dan bumi itu beserta yang ada pada keduanya sangat besar. Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Kuasa juga Maha Tinggi Dzat-Nya, dan Kekuasaan-Nya atas segala makhluk, Dial ah Yang Maha Agung yang tunduk dan merasa kecil segala kebesaran makhluk yang ada dihadapan-Nya.
Setelah bahasan ringkas mengenai tafsir ayat ini, saya yakin pada saudara pembaca yang budiman bahwa Anda telah mengetahui rahasia dan hikmah dibalik terpilihnya ayat ini sebagai ayat paling agung dalam Al-Quran, yaitu ayat ini merupakan gambaran ringkas aqidah seorang mukmin kepada Tuhannya, serta hakikat penghambaannya terhadap Sang Pencipta Yang Maha Tinggi lagi Agung.
(Disadur dari: I Am Islam).