SYAFA’AT

Date:

SYAFA’AT
Muqaddimah
Salah satu bagian dari prinsip dan pokok aqidah Islam adalah mengimani seluruh rukun iman yang enam, yakni Iman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, serta mengimani takdir baik dan buruk. Tidak sempurna keimanan seseorang bila menolak dan mengingkari salah satu dari keenam rukun iman tersebut.

Tulisan ini akan menguraikan secara singkat tentang syafa’at yang merupakan bagian dari iman kepada hari akhir. Kerena iman kepada hari akhir mencakup beberapa hal diantaranya, (1) Mengimani adanya hari kebangkitan (ba’ts) setelah kematian, (2) mengimani adaanya balasan (jaza) dan perhitungan amal (hisab), (3) mengimani berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat seperti syafa’at, -mendatangi- haudh, -melintasi-shirath, mizan (timbangan amal), dan penyerahan-penerimaan mashahif (buku catatan amal), (4) mengimani keberadaan neraka dan surga, serta (5) hal-hal lain yang menyertai peritiwa hari kiamat, seperti tanda-tanda hari kiamat, peniupan sangka kala, peristiwa kiamat itu sendiri, fitnah kubur serta nikmat dan adzab kubur.

Pengertian Syafa’at
Kata syafa’at berasal dari kata asy Syaf’u yang bermakna genap lawan dari kata al-witru (ganjil), yaitu menjadikan sesuatu yang ganjil menjadi genap. Sedangkan menurut istilah, syafa’at adalah penengah atau perantara bagi yang lain dengan mendatangkan suatu kemanfaatan baginya atau menolak mudharat. Syafa’at mmerupakan bagian dari do’a sehingga tidak boleh diminta kepada selain Allah dan atau selain yang direstui dan diridhai Allah.

Macam-macam Syafa’at
Secara umum syafa’at menurut al-Qur’an terbagi dua, yakni syafa’at mutsbatah dan syafa’at manfiyyah. Syafa’at mutsbatah adalah syafa’at yang ditetapkan dalam al-Qur’an atau diterima oleh Allah. Sedangkan syafa’at manfiyah adalah syafa’at yang dinafikan ditolak. Syafa’at yang ditolak adalah syafa’at yang datang dari orang musyrik dan atau syafa’at untuk orang musyrik. Sedangkan syafa’at yang diterima adalah syafa’at dari dan atau untuk orang beriman dan bertauhid yang memenuhi syarat serta mendapat idzin ridha dari Allah.

Adapaun syafa’at yang diterima (mutsbatah) ada enam, yakni;

  • Syafa’at ‘Udzma (syafa’at agung) kepada para ahli mauqif untuk ditegakkan qadha atas mereka. Inilah yang disebut sebagai al-maqam al-mahmud (posisi paling terpuji) yang hanya dimiliki oleh nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Syafa’at kepada penduduk surga untuk memasukinya, dan yang pertama memasukinya adalah Nabi kita shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
  • Syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pamannya untuk diringankan siksaannya.

Ketiga macam syafa’at tersebut merupakan kekhususuan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak satupun selain beliau memiliki hak untuk memberikan syafa’at dalam tiga hal tersebut.

Selanjutnya tiga jenis syafa’at berikut ini umum bagi para para nabi dan Rasul lainnya, para syuhada fi Sabilillah, orang-orang beriman, Al-Qur’an dan puasa. Ketiga jenis syafa’at tersebut adalah.

  • Syafa’at kepada orang yang berhak masuk neraka agar tidak masuk ke dalamnya,
  • Syafa’at kepada orang yang masuk neraka untuk keluar darinya,
  • Syafa’at kenaikan derajat bagi penghuni surga

Setiap Nabi dan Rasul masing-masing akan memberikan syafa’at kepada ummat dan kaumnya. Termasuk Nabi kita, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau akan memberikan syafa’at kepada ummatnya yang telah diputus atau divonis masuk neraka, lalu dengan syafa’at beliau mereka tidak dimasukan ke dalamnya. Demikian pula dengan orang yang telah masuk ke dalamnya. Mereka dikeluarkan setelah mendapat syafa’at dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu hal tersebut hanya berlaku bagi ummatnya yang tauhidnya masih bersih dan tidak tercampuri oleh kesyirikan. Syafa’at tersebut juga berlaku bagi orang yang timbangan kebaikannya sama dengan keburukannya, lalu Nabi memberi syafa’at kepada mereka untuk dimasukkan ke dalam surga. Nabi juga akan memebri syafa’at kepada sekelompok ummatnya untuk masuk surga tanpa hisab. Demikian pula syafa’at kepada ummatnya yang telah masuk syurga. Mereka mendapat syafa’at dari Nabi dan dari yang lainnya (diantaranya hafalan dan bacaan al Qur’an) untuk naik tingkat menempati surga yang derajatnya lebih tinggi.

Selain para Nabi dan Rasul kaum Mu’minin secara umum dan para syuhada secara khusus akan memberikan syafa’at dalam tiga atau salah satu dari ketiga jenis syafa’at di atas. Disebutkan bahwa salah satu keutamaan yang akan diperoleh para syuhada adalah dapat memberi syafa’at kepada 70 orang keluarganya.

Puasa dan Al-Qur’an juga termasuk pemberi syafa’at kepada orang-orang beriman pada hari kiamat nanti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa, “Pada hari kiamat al-Qur’an akan datang sebagai pemberi syafa’at kepada para sahabatnya”. Dalam hadits lain beliau menyampaikan bahwa puasa dan al-Qur’an akan datang memberikan syafa’at.

Syarat Syafa’at

Syafa’at yang ditetapkan oleh Al Qur’an dan diterima oleh Allah hanya bagi orang bertauhid dan beriman, yang memenuhi dua syarat yaitu;
1. Idzin Allah kepada syafi’i (pemberi syafa’at) untuk memberikan syafa’at, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam beberapa ayat, diantaranya Surah Al-Baqarah ayat 255 dan Saba ayat 23;
مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Tiada seorang pun yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seidzin-Nya”. (terj. Qs. Al-Baqarah:255).
وَلَا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِندَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
“Tiada bermafaat syafa’at di sisi-Nya kecuali bagi orang yang telah diidzinkan-Nya”. (terj. Qs. Saba:23).
Kedua ayat tersebut menafikan syafa’at yang tidak mendapat idzin dari Allah. Yang berlaku dan berguna hanya syafa’tnya yang telah mendapat idzin dari Allah.

2. Ridha Allah kepada pemberi syafa’at dan penerima untuk menerima syafa’at, sebagaiamana firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 28;
وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ ﴿٢٨﴾
“Dan mereka (Malaikat) tidak dapat memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai (Allah)”, (terj. Qs. Al-Anbiya:28).
Kedua syarat di atas juga terrangkum secara bersamaan dalam satu ayat pada firman Allah, Surah an-Najm ayat 26 dan Thaha ayat 109;
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ ﴿٢٦﴾

“ Dan berapa banyak Malaikat di langit, syafa’at mereka tidak tidak berguna sedikitpun, kecuali seudah Allah mengidzinkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan diridhai-Nya”. (terj. Qs. An-Najm:26).
يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا ﴿١٠٩﴾
“Pada hari itu tidak bermanfa’at syafa’at kecuali dari orang yang diidzinkan oleh Ar Rahman dan Dia ridhai perkataanya”. (terj. Qs. Thaha: 109).

Kedua ayat di atas mengabarkan bahwa syafa’at hanya berlaku bila ada idzin dan ridha dari Allah. Yakni idzin kepada pemberi syafa’at dan ridha kepada pemberi dan penerima syafa’at. Maksudnya idzin dan ridha kepada pemberi syafa’at untuk memberi syafa’at dan ridha-Nya kepada penerima syafa’at untuk menerima syafa’at. Ahli tauhid sekalipun tidak memiliki syafa’at , kecuali setelah mendapat idzin dan ridha dari Allah. Bahkan Malaikat sekalipun, sebagaimana dalam ayat di atas, syafa’at mereka tidak berlaku sama sekali kecuali dengan idzin dan ridha Allah. Jika Malaikat saja yang disifati oleh Allah sebagai hamba-hamba yang mulia (‘Abadun Mukramun) , tidak berguna syafa’at merea tanpa idzin dan ridha Allah, bagaimana dengan selain mereka. Oleh karena itu ahli Tauhid pun tidak memiliki syafa’at, kecuali setelah ada idzin dan ridha Allah, berdasarkan firman Allah dalam surah Al-baqarah ayat 255, “Tiada seorang pun yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seidzin-Nya”. (terj. Qs. Al-Baqarah:255).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Wadah Baru untuk Pendidikan dan Dakwah Islam di Kawasan Bontobahari Bulukumba

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Proses pembangunan Pondok Pesantren Abu Bakar...

Mitra Wahdah di Gaza: Terima Kasih Wahdah, Terima Kasih Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA)...

Rakyat Gaza Kembali Diserang, Wahdah Islamiyah Respon Kondisi Terkini dengan Aksi Bela Palestina

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menjelang sepuluh hari terakhir Ramadan 1446...

Gagas Perubahan: Pemudi Wahdah Perkuat Kolaborasi Antar Komunitas di Ramadan Talk

MAKASSAR, wahdah.or.id - Sebanyak 70 pemuda perwakilan komunitas, remaja...