Siapakah Dukun Itu?
Kalau dulu ada banyak sinetron mistis, sekarang pun masih mistis tapi dengan bumbu relijius. Jika dulu, sinetron mistis menampilkan dukun-dukun berpenampilan angker, sinetron "mistis relijius" menempatkan orang-orang berjubah putih, bersurban dan bersenjatakan tasbih sebagai pengusir setan.
Ada beberapa istilah dalam bahasa arab yang maknanya agak dekat dengan kata dukun, diantaranya:
1. ‘Arraaf
Kata ‘arraaf disebutkan oleh Nabi dalam sabdanya,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا
"Barangsiapa yang mendatangi ‘arraaf lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari." (HR. Muslim).
2. Kahin
Rasulullah Shallallahu alaihi wasaallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّد
"Barangsiapa yang mendatangi seorang kahin kemudian membenarkan (meyakini) apa yang ia ucapkan, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ." (HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah dan Ahmad).
3. Munajjim (ahli nujum)
Ahli nujum adalah orang yang menghubung-hubungkan peristiwa-peristiwa kosmologi dengan kejadian-kejadian di bumi. Artinya, seorang ahli nujum itu mengaitkan fenomena yang telah, atau akan terjadi di bumi dengan letak dan posisi bintang-bintang, waktu terbit dan tenggelamnya serta yang semisalnya. Termasuk ramalan bintang atau zodiak.
Perbuatan ini termasuk satu jenis sihir dan perdukunan, sehingga diharamkan karena hanya berdasar pada ketidakpastian yang tidak ada hakekat kebenarannya sama sekali. Sejatinya, tidak ada korelasi antara apa yang terjadi di bumi dengan apa yang terjadi di langit.
Dulu, ada keyakinan jahiliyah bahwa gerhana matahari dan bulan, tidak lain sebagai pertanda kematian seorang yang agung. Maka ketika Ibrahim, putra Rasulullah meninggal, Nabi menggugurkan keyakinan tersebut, beliau bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَ
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena meninggal atau hidup (lahir)nya seseorang." (HR. Bukhari dan Muslim)
Keyakinan ini termasuk syirik akbar apabila dipercaya bahwa bintang-bintang itu ikut mengatur rangkaian kejadian di alam semesta.
Tapi, ada jenis lain dari ilmu perbintangan, yakni menjadikan terbitnya bintang sebagai petunjuk akan masa, musim, waktu penyemaian, panen, dan semisalnya. Maka jenis ilmu ini diperbolehkan karena dipergunakan untuk urusan-urusan duniawi.
Sedangkan jenis ketiga yaitu mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui waktu-waktu shalat, arah qiblat, dan semisalnya yang termasuk perkara-perkara yang disyariatkan, maka hukum mempelajari ilmu ini disyariatkan dan kadangkala menjadi fardhu kifayah atau fardhu ‘ain.
4. Sahir (Tukang Sihir)
Secara garis besar, sihir yang menggunakan kekuatan setan terbagi menjadi dua. Yaitu sihir takhyili (ilusi) dan sihir hakiki. Sihir ilusi adalah sihir yang membuat orang memandang sesuatu yang berbeda dengan hakekatnya, seperti pesulap yang menggunakan kekuatan setan. Sedangkan sihir hakiki adalah sihir yang bisa mempengaruhi hati dan fisik. Seperti sihir cerai, pelet, santet dan yang lain.
Jenis Perdukunan
Masyarakat memilah perdukunan berdasarkan praktik dan penampilan mereka menjadi dua, dukun putih dan dukun hitam. Dukun putih jika praktiknya digunakan untuk menolong orang, seperti; menyembuhkan penyakit, mencari barang hilang, dan sebagainya. Adapun dukun hitam adalah dukun yang melakukan praktik-praktik untuk mencelakai orang, seperti dukun santet, dukun pelet, gendam dan sejenisnya.
Dukun putih jika si dukun memakai gamis, surban dan bersenjatakan tasbih. Rajahnya bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Mantera ada bacaan Arabnya. Sedangkan dukun hitam berpenampilan seram, menakutkan, berpakaian serba hitam, suka tempat gelap, serta akrab dengan batu akik dan kemenyan.
Padahal, mengukur kebaikan seseorang semata-mata dari sisi pakaian jelas bisa tertipu. Toh, setan bisa saja menghiasi dukun sakti dengan pakaian ustadz.
Karenanya, ulama tabi’in, Laits bin Sa’ad mengatakan, "Jika kalian menyaksikan seseorang bisa berjalan di atas air, janganlah terpedaya dengannya hingga kalian cocokkan keadaannya dengan Al Qur’an dan As-Sunnah."
Ketika ucapan ini sampai ke telinga Imam Asy-Syafi’i, beliau berkomentar, "Bukan hanya itu—semoga Allah merahmati beliau (Laits)—bahkan seandainya kalian melihat seseorang bisa berjalan di atas bara api atau melayang di udara, maka janganlah terkecoh olehnya hingga kalian cocokkan keadaannya dengan Al Qur’an dan As-Sunnah."
Beliau juga berkata, "Jika kalian melihat ada orang yang bisa berjalan di atas air dan terbang di udara sedangkan dia menyelisihi sunnah, maka ketahuilah (kesaktian) itu berasal dari setan."
Walhasil, jika dengan melakukan ritual-ritual tertentu, seperti menyepi dan semedi, berendam di air, puasa bid’ah dan syirik, ruwatan, dan jenis-jenis ritual lainnya seseorang bisa menjadi sakti, maka jangan terpedaya, kesaktian itu datangnya dari setan.
Dalam pandangan syariat terhadap keduanya—dukun hitam dan dukun putih—tidak ada bedanya. Haram hukumnya mendatangi mereka karena keduanya mendapatkan sumber amunisi yang sama, setan.
Senjata Para Dukun
Para dukun memiliki “senjata” sebagai pegangan, di antaranya:
1. Mantera
Dengan inilah para dukun beraksi yang mana inti dari mantera itu adalah doa kepada jin atau menyerunya agar mau memandangnya dan untuk menyempurnakan kesesatannya. Biasanya para dukun atau paranormal mencampur mantera mereka dengan kata-kata Islami atau bahkan potongan ayat suci Al Qur’an untuk mengelabui manusia.
Adapun jampi-jampi untuk penyembuhan yang tidak dicampuri kesyirikan dan kebid’ahan dikenal dengan ruqyah syar’iyyah. Yaitu kumpulan dari ayat-ayat Al Qur’an, ta’awwudz (permintaan perlindungan) dan doa-doa dari Nabi yang dibacakan untuk diri sendiri atau pun orang lain. Para ulama sepakat akan kebolehannya.
2. Jimat pusaka
Jimat adalah benda keramat yang dipercayai memiliki kekuatan gaib sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah. Benda-benda seperti keris, badik, dan lain-lain, dijadikan jimat dengan keyakinan bahwa benda tersebut adalah keramat.
Bukan hanya benda mati yang dikeramatkan, bahkan sebagian orang mengeramatkan makhluk hidup. Seperti yang terjadi di keraton Solo, seekor kerbau bule dikeramatkan, bahkan jahilnya lagi kerbau tersebut diberi nama Kyiai Slamet.
Rasulullah bersabda tentang jimat,
مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَك
َ
"Barangsiapa menggantungkan jimat maka dia telah berbuat syirik." (HR. Imam Ahmad, Hakim dan Abu Ya’la).
Dan banyak lagi senjata-senjata yang digunakan oleh para dukun dan paranormal untuk menjalankan kesesatan syirik mereka.
Dan akhirnya kita memohon kepada Allah untuk melindungi kita dan umat ini dalam keterjatuhan pada meminta pertolongan kepada selain Allah .
Wallahul Haadi Ila Sabiilir Rasyaad
Syandri Syaban
Sumber: “Dukun Hitam Dukun Putih”
Abu Umar Abdillah