Serial Khutbah Jum’at “Motivasi Beramal Sholeh”

Date:

cc6e9bcb439d469e18babdf7e1d74fb7_renungan-motivasi-450x303
“Serial Khutbah Jum’at” 130614
“Motivasi Beramal Sholeh”
Hadirin Jama’ah  Jum’at yang di rahmati Allah
Al-Qur’an berisi perintah dan larangan, perintah untuk kita ikuti dan larangan untuk kita jauhi. Disaat kita melaksanakan perintah Allah dengan tentunya Ikhlas semata-mata karena Allah serta mengikuti contoh dan sunnah dari Rasulullah, maka yakinlah, Allah tidak akan pernah menyianyiakan amalan kita itu. Bahkan Allah akan memberikan kepada setiap manusia yang melaksanakan perintah tersebut dengan begitu banyak keutamaan dan kemuliaan. Diatara keutamaannya, Allah berfirman
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS.16:97).
Keutamaan Beramal Sholeh
1. Akan diberikan kehidupan yang baik.
Inilah keutamaan yang didapatkan kepada orang-orang yang beramal sholeh. ia akan mendapat kehidupan yang baik. Jadi manakala kita ingin mendapatkan keselamatan didunia, ketenangan dalam hidup serta kebahagiaan maka kuncinya adalah banyak-banyaklah melakukan amalan kebaikan. Sebaliknya, tatkala seseorang melakukan kemaksiatan, maka yang ia dapatkan didunia adalah kehidupan yang sempit, sebagaimana firman Allah
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.(QS. 20 : 124)
Hadirin yang mulia,
Sungguh malang nasib orang-orang yang berpaling dari peringatan Allah (Al-Qur’an), didunia kehidupan yang sempit dan diakhirat dikumpulkan dalam keadaan buta. Harta yang dipunyai bukan merupakan jaminan kebahagiaan, jikalau berpaling dari peringatan Allah. Boleh jadi yang didapat adalah kehidupan yang sempit. Contoh yang nyata adalah para koruptor. Apa lagi yang kurang untuk mereka, harta melimpah, semua fasilitas disiapkan negara, namun karena loba/rakus terhadap harta, akhirnya diambillah harta itu dengan cara yang bathil. Akibatnya, hidupnya tidak akan tenang, selalu gelisah. Apalagi kalau KPK mendapatkan bukti atas korupsinya, maka terkadang sang koruptor lari keluar negeri karena tidak mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bumi indonesia yang begitu luas, serasa sempit baginya. Bagaimana kalau sang koruptor diatangkap dan dijebloskan kepenjara, maka ruangannya mungkin jauh lebih sempit dari rumah kita. Bukan hanya dia saja yang kena dampaknya, bagaimana malu istrinya, anak-anaknya serta keluarga kepada masayarakat sekitar karena dicap keluarga koruptor. Demikian pula contoh-contoh yang lain. Oleh karena itu, jikalau kita ingin mendapatkan kehidupan yang baik didunia, maka hendaklah kita banyak melakukan amalan kebajikan.
Keutamaan yang berikutnya jamaah jum’at yang  mulia adalah
2.  Ganjaran pahala yang sangat besar
Inilah keutamaan yang lain dari amalan sholeh. Allah akan mengganjar dengan pahala yang jauh lebih baik dari apa yang dikerjakan. Sebahgaimana dalam sebuah hadits qudsi disebutkan “setiap amal anak cucu adam itu adalah untuknya dan setiap satu kebaikan yang ia lakukan maka Allah akan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat…..”. Subhanallah, begitu banyaknya pahala didapatkan untuk orang yang beramal sholeh. Bukan hanya itu saja, bahkan boleh jadi pahalanya akan terus mengalir walau nyawa sudah berpisah dengan jasad. Sebagaimana  sabda Rasulullah yang artinya “Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah hubungannya dengan dunia kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya”. Inilah tiga amalan sholeh yang akan terus menerus mengalir pahalanya walaupun jasad sudah berkalang dengan tanah. Demikian pula didalam Al-Qur’an yang berbunyi
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya” (QS. 95 : 6)
Demikian pula ada jaminan syurga untuk orang-orang yang senantiasa beramal sholeh,
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS. 2 : 25)
Jamaah jum’at yang mulia
3. Hanyalah amal yang kita bawa saat meninggal dunia ini
Tidak akan pernah menrugi orang-orang yang senantiasa beramal sholeh, karena disaat meninggal dunia maka amalan inilah yang sangat bermanfaat. Sebagaiman Rasulullah bersabda yang artinya “ di saat manusia meninggal (mayat) maka ada tiga yang akan mengantarkannya kekubur, dua yang kembali dan satu yang tinggal bersama dengan dia (si mayyit). Yaitu, keluarga, harta dan amal. Dua yang kembali yakni keluarga dan harta (tidak bersama simayyit) dan yang tinggal hanyalah amal”. Keluarga, bagaimanapun sayangnya seorang istri kepada suaminya, walaupun disaat menikah ia berjanji sehidup semati namun saat suaminya meninggal, ia hanya menyelenggrakan jenazahnya, mengantar kekubur kemudian dia pun kembali dengan urusannya. Tidak ada seorang istri yang ingin ikut serta masuk keliang kubur. Demikian pula anak yang ia sayangi, dibesarkan dan dipelihara sampai dewasa, namun setelah ayah meninggal tidak ada yang ingin ikut serta. Ditinggallah sang ayah sendiri ditempat yang sepi, untuk mempertanggung jawabkan segalanya.
Harta yang sangat kita cintai, jamaah sekalian, disebabkan karena mengejar harta, terkadang pergi pagi pulang sore peras keringat banting tulang untuk mendapatkan harta. Bahkan gara-gara memburu harta, ditinggallah shalat dengan sengaja, diambillah harta yang bukan miliknya dengan cara yang bathil. Namun disaat meninggal, adakah harta yang kita bawa?, adakah harta yang akan menemani kita disaat itu ?. Semuanya ditinggal dan menjadi milik ahli waris kita. Baju yang begitu indah yang kita pakai, setiap hari berganti-ganti, namun disaat kita meninggal adakah baju itu mengiringi kita ?. Rupanya kain yang dibalutkan ketubuh kita hanyalah kain kafan yang harganya tidak seberapa dan tidak pernah kita pakai sewaktu kita hidup didunia. Lantas apa yang bermanfaat pada saat itu ? rupanya yang bermanfaat hanyalah amal belaka. Disinilah penyesalan manusia, disaat dia sehat bugar tidak dipakai untuk beribadah kepada Allah. Disaat harta berlimpah tidak digunakan untuk  berinfak dan bersedekah. Penyesalan inilah yang disebutkan dalam Al-Qur’an
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. 63 : 10)
Disaat nyawa sudah sampai ditenggorokan, barulah ia tersadar bahwa ada yang namanya kematian, ada yang namanya hari pembalasan. Disaat itulah muncul penyesalan, mengapa semasa hidup tidak dipergunakan untuk ibadah kepada Allah ? mengapa disaat sehat dan harta lapang, tidak digunakan untuk bersedekah ?. disaat itulah penyesalan semakin memuncak, sehingga ia pun berdoa dengan doa yang tidak ada gunanya lagi. Barulah ia mau berjanji untuk bersedekah dan akan bersungguh-sungguh untuk beribadah dan menjadi orang yang sholeh. Sungguh sesal pada saat itu tidak ada gunanya lagi, mengapa ? karena Allah tidak akan memundurkan dan memajukan amal seseorang kalau ajal itu sudah sampai kepadanya.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. 63 : 11)
Olehnya, marilah kita motivasi diri kita untuk beramal sholeh. Selagi kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup, mari kita manfaatkan untuk mengisinya dengan amal kebaikan. Marilah kita mengajak istri, anak serta keluarga kita untuk terus beramal, sebab yang bermanfaat disaat manusia meninggal hanyalah amal.
Semoga bermanfaat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Tutup Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin: Terima Kasih Bapak Prabowo Kami Doakan Bapak Sehat Selalu

MAKASSAR, wahdah.or.id - Mukernas ke-XVII Wahdah Islamiyah yang digelar...

Pendidikan Karakter Membangun Generasi Emas 2045: Komitmen Wahdah Islamiyah Mendukung Program Mendikdasmen RI

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik...

Ketua Komisi 7 DPR-RI Ajak Wahdah Islamiyah Aktif di Politik untuk Kesejahteraan Umat

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Komisi & Dewan Perwakilan Rakyat...

Wahdah Islamiyah Perluas Jangkauan Dakwah di 253 Daerah Indonesia dan 5 Negara Di Dunia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah, organisasi dakwah yang terus...