Melihat perempuan-perempuan bercadar berlalu lalang, dan sedikit syok setelah mengorek informasi dari security bahwa kebanyakan wanita-wanita yang memakai cadar itu guru di sekolah ini. “Ayah, kita tidak salah sekolah?”, bertanya sedikit pelan dan mengajak suaminya cari sekolah lain.
Potongan cerita di atas, adalah kisah awal Ibu Julmiaty, S.Pt. saat akan mendaftarkan anaknya sekolah di SD IT Wahdah Islamiyah. Kisah yang diungkapkan di acara Silaturahim Akbar SDIT Wahdah Islamiyah 01, Sabtu 11 November di Aula Hasanuddin, Gedung LAN Antang. Ibu yang akrab disapa Ummu Danisha , mewakili pengurus Persatuan Orang Tua Murid (POM) SDIT Wahdah Islamiyah 01 menyampaikan program kerja POM.
Sebagai ketua Pengurus POM, Ibu Julmiaty mengajak keaktifan dan keikutsertaan seluruh orangtua murid dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan POM, karena kegiatan yang dilaksanakan POM bermanfaat untuk orangtua sendiri.
Ummu Danisha juga mengisahkan dirinya saat mulai ikut kelompok tarbiyah, dan ikut program mengaji DIROSA, yang akhirnya membuatnya sadar bahwa ia masih salah-salah dalam melafazkan huruf, “Kekurangan ngaji saya, akhirnya sedikit demi sedikit bisa teratasi dari sini”, ngakunya. “Ingin ummi yang belum memiliki kelompok dirosa untuk bergabung juga”, lanjut Ibu dari Dafina, Danisha, dan Daffa ini penuh haru.
“Tidak perlu khawatir, karena tarbiyah ini gratis. Ustadz dan ustadzah SD Wahdah membagi Ilmunya gratis”, bujuknya kepada 600an lebih orang tua murid yang memenuhi Aula. “Kalau dulu, belum ngerti cara shalat yang benar, alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai bisa”, Selain itu juga bisa tahu adab-adab dan tata cara shalat sesuai yang dicontohkan Rasulullah, lanjutnya. Ummu Danisha menambahkan bahwa akhir bulan ini akan dibuatkan daurah untuk Ibu-ibu.
Selain Dirosa, metode belajar praktis belajar Al-Qur’an untuk orang dewasa, dan Tarbiyah, program pembinaan agama.
POM juga memiliki rencana program seperti Bakti Sosial setiap Ramadhan, Qurban, Pekan Kreatifitas Anak Shaleh, pengajian tiap bulan, dan seminar muslimah berbisnis. Baru-baru ini POM menggandeng Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengadakan sosialisasi penanggulangan bencana kebakaran.
Lanjut kisah di atas, karena pakaian yang dipakai orangtua murid rata-rata berhijab longgar dan dirinya merasa agak asing, akhirnya Ummu Danisha memberanikan diri bertanya kepada calon orangtua lain yang berpakaian mirip dirinya, menyelidik alasannya mau juga mendaftarkan anaknya sekolah di sini. Ibu yang ditanya itupun menjawab, “karena saya punya anak tetangga (yang sekolah di SD IT Wahdah Islamiyah) yang sering main di rumah. Suatu saat diberi kue, dia langsung jongkok jika tidak ada kursi, dan pernah suatu hari menolak kuenya dan berkata lagi puasa, puasa Asyura”. Setelah mendengar penjelasan ibu tadi, kemudian Ummu Danisha bergumam dalam hati, bolehlah dicoba mendaftar di sekolah yang katanya cuman butuh dua hari kuota murid baru sudah full 6 kelas.[MT/ZL]