Sekemampuanmu, Berkontribusilah Dalam Dakwah Walau Itu Terbilang Kecil Wahdah.or.id— Setelah ditetapkannya hari dan tanggal Musyawarah Kerja Nasional atau yang masyhur dikenal dengan kata MUKERNAS. Dari Cabang, Daerah, Wilayah hingga Pusat mulai bergerak untuk menyukseskan pertemuan sekali setahun itu.

Informasi yang telah tersebar, Mukernas XV Wahdah tahun ini akan diselenggarakan pada bulan Oktober di Makassar, tepatnya di Asrama Haji Sudiang, Kamis hingga Ahad (24-27/10/2022).

Tulisan sederhana ini akan sedikit menyuguhkan aksi dan usaha para Da’i utusan dari daerah. Kali ini, datang dari Dewan Pengurus Wahdah Riau.

Tulisan ini tidak membahas hal yang besar. Bahkan mungkin sebagian akan menganggapnya hal sepele. Tapi, tdak. Ini bukan tentang hal yang sepele. Semangat para Da’i muda utusan ini, patut tuk disuport bahkan patut kita cemburui dan acungi jempol atas usaha mereka.

Mereka tak mau ketinggalan dalam kafilah dakwah. Mereka ingin ikut serta. Mereka ingin hadir bersama untuk mewujudkan Negri yang diberkahi dengan mengenalkan al qur’an kepada masyarakat Nusantara untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Di grup bersama, grup DPP-DPW WI VISI 2030 dan grup Pimpinan WI Indonesia, Kadep. DUWD Ust. Akino Iskandar memosting satu potret yang cukup menggugah dan mengundang perhatian.

Dalam foto atau gambar yang dishare tersebut, saya mengenal satu sosok diantara mereka. Ya, di foto itu ada Ust. Muhammad Ariel Yudiman. Da’i Muda lulusan STIBA asal Donggala Sulteng ini, begitu tangguh dan amat penyabar dengan kondisinya di medan dakwah. Beliau terbilang ketua DPW yang masih muda yang ditempatkan di Bumi Lancang Kuning atau yang dikenal dengan RIAU.

Ada yang menarik dari percakapan beliau dengan Kadep. DUWD yang dishare di grup tersebut. Terlihat Ust. Ariel berempat. Sebenarnya berlima, satu dari mereka yang bertugas sebagai yang mendokumentasikan.

Di chat yang tershare, Ust. Ariel, begitu sapaan beliau, menyebutkan bahwa mereka sementara berkumpul untuk membahas dana transportasi untuk hadir di Mukernas secara offline.

“bismillah” begitu chat Ust. Ariel

Mereka menargetkan enam juta rupiah untuk tiket pulang pergi dan keperluan selama mengikuti event tahunan itu.

Ilustrasi Hal yang Kecil

Enam juta itulah target mereka. Kecil? Ya, mungkin sebagian akan menganggap target itu terlalu kecil. Tapi, bagi Ust. Ariel dan para pengurus lainnya, itu adalah hal yang sudah cukup menguras perhatian dan tenaga.

Beliau menyebutkan strategi bagaimana cara meraih target itu. Diantaranya adalah kerjasama antara DPW dan MWW setempat. Dan dua cara berikutnya adalah mengshare ajakan via WA ke kenalan-kenalan tuk berkontibusi dalam kebaikan. Selain itu, proposal resmi dari event Mukernas juga akan diajukan ke Pemerintah dan para Pejabat setempat.

Mengajak yang lainnya untuk ambil andil dalam kebaikan, kenapa tidak? Toh, itu adalah bentuk dan tanda baiknya iman seseorang.

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “tidaklah beriman salah seorang di antara kalian (dengan iman sempurna) sebelum ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45)

Pelajaran apa yang kita bisa petik dari semangat anak-anak muda ini? Banyak. Diantaranya adalah harusnya kita yang mengaku lama bergelut di dunia dakwah menundukkan kepala di hadapan semangat mereka yang terbilang masih pemula dalam pergerakan dakwahnya di Daerah.

Apa yang mereka lakukan berlima dan mungkin masih ada beberapa temannya yang tidak tertangkap camera, harusnya membuat kita menangis sedih. Menangis karena sebenarnya, bukan kita tidak berpunya, tapi mungkin kita masih enggan tuk berusaha meraih apa yang ingin kita miliki.

Ayat berikut mungkin bisa menjadi pendorong semangat itu. Menangislah ketika tak ada yang bisa dikontribusikan untuk berjuang. Namun, jangan jadikan ayat ini sebagai pelegitimasi atas kemalasan kita tuk tidak berkontribusi. Jangan jadikan ayat ini sebagai penguat pilihan yang lebih memilih menangis dari pada berusaha mencari solusi agar bisa berkontribusi.

وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ إِذَا مَآ أَتَوۡكَ لِتَحۡمِلَهُمۡ قُلۡتَ لَآ أَجِدُ مَآ أَحۡمِلُكُمۡ عَلَيۡهِ تَوَلَّواْ وَّأَعۡيُنُهُمۡ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمۡعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُواْ مَا يُنفِقُونَ

Artinya: “Dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang).” (Qs. At-Taubah: 92)

Jika semuanya sudah ditempuh. Dan mungkin belum jodoh, Allah takdirkan kontribusi kita hanya mampu menshare info-info seputar kegiatan Dakwah. Maka, di situlah kita boleh menangis karena masih sedikit dan masih kecilnya kontrubusi yang kita berikan untuk Dakwah dan agama kita, agama Islam.

 

Oleh: Absaid

(Kapus. Medikom DPP Wahdah Islamiyah)

Artikulli paraprakRatusan Peserta Hadiri Tasyakuran Dirosa Akbar Wahdah Islamiyah Gowa
Artikulli tjetërKhutbah Jum’at – Pembatal-Pembatal Amalan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini