Membaca merupakan jalan bertumbuh secara mandiri karena membaca menuntun kita lebih banyak tahu serta membuat lebih sehat dan bertanggung jawab.
Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan. Tak perlu bicara banyak dalil tentang ini. Karena begitu jelas dan melimpah. Kita ketahui, ayat yang pertama turun adalah perintah untuk membaca. Iqra. Bacalah!
Membaca juga merupakan sarana yang memungkinkan bagi siapa saja untuk bertumbuh secara mandiri. Khususnya dalam aspek pengetahuan, kebijaksanaan, kedewasaan, dan keluasan wawasan. Ia ibarat guru yang diam. Meski diam, ia terus memberi beragam pengetahuan.
Tanpa bantuan orang lain kita bisa mengintip berbagai informasi yang kita lalui lewat bacaan. Sebab buku adalah wadah yang penuh dengan ilmu pengetahuan, pohon yang tak pernah berhenti berbuah, bahkan dia adalah guru yang tak pernah memarahi dan menghukum.
Membaca, Menuntun untuk Lebih Banyak Tahu
“Membaca adalah alat belajar manusia yang paling penting, yang dengannya mencapai puncak-puncak pengetahuan dari dulu hingga sekarang”, kata Syaikh Ahmad Bunain. Ia menambahkan, “Kalimat pertama yang turun kepada Rasulullah adalah “Iqra”!, bacalah. Dan yang terakhir turun adalah “La yuzlamun”, mereka tidak dianiaya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah Agama pengetahuan dan keadilan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang “banyak membaca” Al-Qur’an dalam shalat malamnya. Walaupun membaca sesuatu yang tertulis tidak bisa beliau lakukan. Sebab itu sudah menjadi takdirnya sebagai yang “ummiy” (tidak dapat membaca (teks) dan menulis.
Tapi kebiasannya yang banyak melantunkan Al-Qur’an dalam Shalat malam atau di waktu lain sudah cukup menjadi teladan bagi kita untuk mencari tahu lebih banyak lewat membaca. Khususnya membaca Al-Qur’an yang merupakan sumber utama pengetahuan.
Menggapai Kemajuan Baru Lewat Membaca
Islam mengajak bicara para pemeluknya dengan kalimat perintah “Bacalah”! Perintah ini merupakan ayat pertama yang diturunkan Allah dalam Kitab Al-Qur’an. Ini adalah isyarat bahwa membaca adalah gerbang pengetahuan untuk membuka cakrawala manusia dan memahami apa yang diketahuinya.
Seorang pemikir Islam mengatakan bahwa, “Keberadaan “Iqra” yang menjadi kalimat awal pada risalah yang terakhir ini, merupakan isyarat datangnya era baru dalam kenabian dan sebuah metode baru dalam menjumpai Allah. . . Ayat ini menjadi bukti yang terjaga untuk mendapatkan pengetahun. Dengan membaca manusia bisa mendapatkan pengetahuan orang-orang dahulu. Dengan membaca derajat manusia akan terangkat”.
Ibnu Jauzi berkata, “Membaca adalah satu cara paling baik membekali diri dengan ilmu. Karena siapa yang merasa cukup dengan apa yang dia tahu, maka prasangkanya itu sudah cukup membuatnya egois pada pendapatnya sendiri, dan ia akan merasa dirina besar, yang menghambatnya untuk mengambil manfaat dari membaca. Dan membaca akan menampakan kesalan dirinya”.
Membaca, Mengajari Kita Menghargai Kehidupan
Seorang sastarawan Mesir, Al-Aqqad ditanya tentang kecintaannya dalam membaca. Dia mengatakan, “Aku hobi membaca karena hanya punya satu kehidupan di dunia ini. Hanya dengan membaca yang memberi seorang manusia lebih banyak kehidupan. Karena membaca membuat hidup ini bertambah dalam meskipun ia tidak membuatnya bertambah panjang secara hitungan pikiranmu hanya satu pikiran, perasaanmu, hanya satu perasaan, khyalanmu adalah khayalan satu orang jika kamu hanya bersandar pada dirimu saja”.
“Akan tetapi”, jelasnya “jika kamu hubungkan pikiranmu dengan pikiran orang lain, khayalanmu dengan khayalan selain milkmu, maka tidak ada yang terjadi kecuali pikiran akan menjadi dua, perasaan menjadi dua, dan dengan sinergi seperti ini pikiran akan menjadi seratus dalam kekuatan, kedalaman dan kesinambungan”.
Benar apa yang dikatakan penyair Mesir di atas. Sebab kumpulan tulisan yang menjadi buku merupakan kumpulan pikiran, perasaan, pengetahuan, ide, gagasan dan mimpi-mimpi besar para penulisnya. Maka semakin banyak berinteraksi dengan buku, semakin luas wawasan dan pengetahuan serta semakin beragam impian yang dicitakan.
Oleh karena itu tak ada alasan untuk tidak membaca berbagai hal yang membuat hidup lebih berenergi. Sebab membaca mengajarkan kita untuk menghargai hidup. Bahkan membaca adalah kehidupan itu sendiri. Karena dengan membaca kita dapat terus bertumbuh dalam menjalani hidup ini.
Membaca, Membawa Kita Lebih Bertanggung Jawab
Membaca bukan karena kita seorang pelajar. Tapi kita membaca karena merasa punya tanggung jawab untuk terus menerus mengisi diri, jiwa, dan akal yang selalu butuh asupan. Betapapun banyaknya buku yang pernah kita baca, kita pasti masih kekurangan.
Setiap individu harus ada rasa tanggung jawab dalam membaca. Membaca bukan sekadar karena kita ingin menjadi bijak. Tetapi, membaca itu mengajak kita supaya keluar, dan meninggalkan alam ketidaktahuan, kejumudan, kejahilan dan dunia gelap. Selebihnya kembali kepada seseorang atas dasar apa ia membaca.
Pada dasarnya membaca adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa setiap manusia. Karena setiap orang memiliki rasa ingin tahu, sifat ingin mengenali dan mempelajari. Tetapi itu dengan membaca manusia bukan hanya memperoleh pengetahuan, tapi membaca juga dapat mengubah sikap dan pendirian seseorang.
Dengan membaca pula seseorang dapat menunaikan tanggung jawabnya menemukan solusi dari berbagai persoalan yang terjadi. Dan jika membaca mengantarkan pada sikap tanggung jawab, maka kegiatan membaca menjadi terasa lebih nyaman dan menyenangkan.
Merawat Diri Lebih Baik Lewat Membaca
Ini manfaat lain dari membaca. Membaca bukan hanya membuat kita bertambah ilmu dan pengetahuan serta bertumbuh jadi bijak. Tapi juga memberi kita kesehatan yang lebih baik. Pertama, memberikan kesehatan bagi memori. Membaca, kata para ahli memberikan jenis latihan berbeda bagi otak dibandingkan menonton Tv atau mendengarkan radio.
Kebiasaan membaca berpengaruh positif bagai setiap manusia. Sehingga otak bisa bekerja secara optimal sampai tua. Sebagaimana tesis seorang peneliti dari Rush UniversityMedical Centre di Chicago AS, Dr. Robert S Wilson P.hD. Menurutnya, membaca merupakan cara ampuh melatih otak. Bila sejak kecil anak-anak suka membaca, niscaya kesehatan otak terjaga sampai tua. Bahkan menurut studi terbaru di kampus yang sama, “membaca buku-buku yang bagus dapat meremajakan otak sehingga memanjangkan umur pikiran kita.
Kedua, menghilangkan stress. Meringkuk untuk membaca buku yang bagus menurunkan tingkat hormon stress yang tidak sehat, seperti kortisol. Pada sebuah penelitian di Inggris, peserta dilibatkan dalam kegiatan yang merangsang kecemasan, kemudian diberikan waktu selama beberapa menit untuk melakukan sejumlah aktivitas.
Tingkat stress mereka yang melakukan aktivitas membaca turusn 67 %. Ini angka yang sangat signifikan dibanding dengan kelompok yang melakukan kegiatan selain membaca. “Asyik membaca dapat menghilangkan kekhawatiran dan tekanan dari luar”, kata peneliti, Dr David Lewis.
Ketiga, membantu tidur lebih baik. Banyak ahli merekomendasikan melakukan beberapa aktivitas sebelum tidur untuk membantu menenangkan pikiran dan memberi isyarat tubuh kita untuk memejamkan mata. Ternyata, membaca dapat menjadi salah satu cara yang baik untuk itu. Itulah sebabnya menyediakan buku di sebelah tempat tidur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan meletakkan laptop atau gadget.
Alhasil, membaca merupakan jalan bertumbuh secara mandiri dan menuntun kita lebih banyak tahu serta membuat kita lebih sehat dan bertanggung jawab, menghargai kehidupan dan merawat diri. Mari cerahkan hari-hari kita dengan membaca. Karena dengan membaca kita menemukan diri semakin matang, dewasa, dan lebih bijak dalam hal apapun. Selamat membaca. #Salamlietarasi. []
Sumber: Disadur dari Majalah Tarbawi, ed:314 1435 H/2014
#Membaca #Literasi #LiterasiIslami
Saya mau belajar agama di wahda
Masya Allah
Masya allah ..
Syukron jakallahukhoiron semoga Bermanfa’at
Wa anta Jazakallahu khairan