Suatu ketika, saya sedang mengikuti muhadaroh seorang ustadz. Pada kesempatan tersebut saya bertanya:
Ustadz, bagaimana saya bisa berdakwah sedangkan saya sendiri merasa masih memilki begitu banyak kekurangan, terutama ilmu agama saya yang belum seberapa. Masih terlalu banyak bagian dari agama ini yang saya belum pahami. Saya juga masih sering berbuat dosa ustadz.
Ustadz menjawab:
Memangnya ilmu apa yang kau jadikan syarat untuk dipahami agar engkau mau berdakwah?
Apakah untuk berdakwah harus menunggu engkau jadi ulama? Apakah untuk berdakwah harus paham bahasa arab? Apakah untuk berdakwah harus hafal Al Qur`an? Apakah untuk berdakwah hafal banyak hadits?
Lupakah engkau dengan Abu Bakar As Shiddiq yang baru satu hari memeluk agama islam, keesokan harinya langsung BERDAKWAH dan mengislamkan lima orang sahabat? Saat itu, apakah Abu Bakar telah menjadi ulama? Apakah ia telah hapal al Quran?
Lupakah engkau dengan Bilal Bin Rabah radiallahu anhu ketika ditindih dengan batu yang besar oleh majikannya, ia masih sempat berdakwah pada majikannya bahwa tiada tuhan yang patut disembah kecuali Allah Subehana wata`ala. Saat itu, apakah bilal telah hafal Al Quran? TIDAK! Saat itu, bilal baru baru saja memeluk islam dan baru mempelajari satu surah, SURAH AL IKHLAS dan satu surah itu lah yang beliau dakwahkan pada majikannya sehingga berkata saat disuruh untuk kembali menyembah banyak tuhan: AHAD, AHAD, AHAD!
Lupakah engkau dengan Mu`adz bin Jabal yang diutus berdakwah ke Yaman, apakah beliau adalah seorang ulama? Hafal Al Quran? TIDAK! Beliau hanya dibekali oleh satu hadits Rasulullah sallallahu `alahi wasallam: ajarkanlah penduduk Yaman bahwa tiada tuhan selain Allah subehana wata`ala, dirikan sholat dan bayarlah zakat.
Jika memang untuk berdakwah butuh banyak ilmu, maka seharusnya saya tidak duduk di sini membawakan muhadhorah ini karena ilmu saya juga masih sedikit. saya bukan ulama. Saya belum hafal seluruh Al Quran.
Jika yang boleh berdakwah hanya orang yang tanpa dosa, maka tak seorang pula boleh berdakwah kecuali Rasulullah sallallahu `alaihi wasallam karena hanya beliau yang ma`sum, dijaga dari kesalahan. Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, mereka juga punya dosa, namum mereka tak pernah berhenti berdakwah.
Syarat untuk berdakwah cuma satu, sudah mengetahui satu ayat Al quran.
Rasulullah sallallahu `alaihi wasallam bersabda: “sampaikanlah dari ku meskipun satu ayat”.
(HR. Bukhari)
Bila engkau telah berilmu satu ayat Al Quran, maka kita sudah wajib mendakwahkannya.
Dakwah juga tidak harus di podium. Saat engkau akan berangkat ke mesjid, lalu engkau mengajak orang yang engkau temui di jalan untuk ikut sholat di mesjid, itu juga sudah dakwah namanya. Bila engkau telah tertarbiyah lalu engkau mengajak orang lain ikut tarbiyah pula, maka itu juga dakwah. Dakwah tidak selamanya dengan MENGAJAR orang. MENGAJAK orang pada kebaikan pun adalah dakwah.
Sabtu, 4Agustus 2013
Pukul 7.57 WITA
Makassar
*Andi Muh. Akhyar, S.Pd|sekretaris DPW WI DIY|[email protected]
Alhamdulillah sngat bermanfaat