Setiap kita kadang akan teringat sebuah kenangan hanya dengan sekadar membaca atau merasakan sesuatu. Begitulah tabiat dan fitrah manusia yang diberikan anugrah untuk bisa menyimpan memori satu kenangan dan melupakan kenangan lainnya.
Hari ini, ketika saya membuka wall FB-ku, mata saya tertuju pada sebuah poster yang dihiasi sebuah hadis indah nan menenangkan. Seketika, anganku melayang kembali beberapa tahun lalu, terkenang masa-masa indah, hanya saja tokoh, latar tempat dan waktu kenangan ini seakan sirna dibalik indahnya hadis tersebut. Saya terus mencoba tuk mengingatnya, hanya saja memori otakku seakan tak sanggup lagi mengembalikannya.
Yang saya kenang hanyalah pertanyaan salah seorang sahabat akrab; “Akhi… ada orang yang mengatakan bahwa cukuplah wanita itu shalat lima waktu, puasa ramadhan, menjaga kehormatannya, dan taat suami, sebab ini sudah bisa memasukkannya kedalam surga, ia tak perlu lagi mengikuti kegiatan ini dan itu, bahkan hadis ini menunjukkan bahwa wanita itu tidak perlu disibukkan dengan kegiatan dakwah, dll”.
Seketika saya langsung teringat hadis indah tersebut yaitu hadis AbdurRahman bin Auf radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallah’alaihi wasallam bersabda:
إذا صلت المرأة خمسها، وصامت شهرها، وحفظت فرجها، وأطاعت زوجها قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
Artinya: “Bila seorang wanita telah shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan padanya diakhirat kelak: “Masuklah kedalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki”. (HR Ahmad: 1661, dengan sanad hasan).
Ini merupakan salah satu hadis terindah yang pernah saya pelajari, semoga semua wanita muslimah bisa mengamalkan hadis ini dan mewujudkannya dalam kehidupan mereka, Allaahumma aamiin.
Saudariku… anda harus yakin bahwa dengan mewujudkan hadis ini anda akan menjadi wanita paling bahagia didunia dan diakhirat. Hanya saja anda harusnya tak membatasi ibadah anda dengan empat perkara yang disebutkan hadis ini bila anda ingin meraih surga-Nya seindah mungkin. Anda jangan rela hanya dimasukkan sebagai penduduk surga tanpa tahu ditingkat mana anda berada, namun semangatlah untuk meraih derajat surga tertinggi dengan semua ibadah dan ketaatan yang engkau sanggupi.
Hadis ini ada bukan untuk membatasi gerak gerik dirimu sebagaimana yang mereka klaim, bukan pula membatasi bahwa kewajiban dirimu hanyalah ada dalam empat perkara tersebut seperti yang mereka tuduhkan. Tidak demikian saudari.. namun anda harus mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan hal ini agar jelas bahwa kewajiban anda tidaklah terbatas dalam empat perkara ini, walaupun keempatnya adalah yang paling utama dan terbesar.
Agar anda lebih memahami penempatan hadis ini marilah menyimak ucapan seorang ulama kita: Al-‘Allamah Abdur-Rauf Al-Munawi rahimahullah (wafat: 1031 H) berkata: “Bila anda bertanya padaku: Kenapa hadis ini hanya membatasi penyebutan shalat dan puasa, tanpa menyebut rukun-rukun islam lainnya (syahadatain, zakat dan haji) ?. Maka aku akan menjawab: “(Shalat dan puasa ini disebutkan secara khusus) dikarenakan terlalu banyaknya kelalaian kaum wanita dari perkara shalat dan puasa, serta banyaknya kerusakan dalam komunitas mereka, dan kedurhakaan terhadap suami. Juga dikarenakan secara umum kaum wanita tidaklah memiliki harta yang mencapai kadar nishab zakat, atau yang bisa mencapai biaya wajib haji, sehingga hadis ini hanya membatasi perkara yang dominan bisa disanggupi oleh kaum wanita disetiap kondisi”. (Faidh Al-Qadir: 1/392).
Dari ucapan beliau ini, kita semua bisa memahami bahwa penyebutan empat kewajiban dalam hadis diatas jangan dipahami secara sempit dan jangan dijadikan alasan untuk membatasi gerak gerik wanita dari melaksanakan kewajiban lainnya baik berupa ibadah kepada Allah ta’ala seperti ibadah haji, zakat, mendidik, mengajar, berdakwah, dll, ataupun berupa hak yang harus ia dapatkan berupa mendapatkan pendidikan yang layak, atau lainnya.
Sebab itu, berdakwalah sesuai kesanggupanmu… Hadirilah kegiatan-kegiatan dakwah yang engkau ikuti… sebab itu adalah suatu kewajiban yang diembankan Allah atas dirimu. Bila para ulama telah mewajibkan sebagian kaum wanita untuk mempelajari ilmu kedokteran dan menyatakan bahwa hukum wanita muslimah mempelajari ilmu kedokteran adalah fardhu kifayah, agar menjadi dokter bagi kaum muslimah lainnya, Maka perkara dakwah dan pembinaan kader wanita muslimah seharusnya lebih wajib lagi karena permasalahan agama dan dakwah tentu lebih penting dari sekedar ilmu kedokteran, apatah lagi dakwah ditengah-tengah kaum wanita terlalu sulit dan berbahaya bagi kaum laki-laki.
Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah berkata: “Hukum wanita (dalam dakwah) adalah seperti laki-laki, ia wajib berdakwah kepada Allah, dan menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar, karena dalil-dalil wajibnya dakwah dari Al-Quran dan sunnah mencakup laki-laki dan perempuan, kecuali kalau ada dalil yang mengkhususkannya… diantara dalil tersebut adalah:
والمئمنون والمئمنات بعضهم اولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (Qs. at-Taubah ayat: 71).
Sebab itu wajib baginya untuk berdakwah kepada Allah dengan adab syar’i yang sama dengan kaum laki-laki, dan juga wajib untuk tetap bersabar dan ikhlas mengharap pahala dari Allah… bahkan ia hendaknya memperhatikan perkara penting lain yaitu menjadi contoh bagi wanita lainnya dalam sikap ‘iffah (menahan diri dari dosa dan kelalaian), berhijab dan beramal shalih, serta menjauhkan diri dari tabarruj/berhias dan menammpakkan aurat, dan ikhthilat/campur baur dengan laki-laki, agar dakwahnya mencakup ucapan dan amalan“. ( http://www.binbaz.org.sa/mat/211 : secara ringkas)
Sebab itu, apapun peran anda dalam dunia dakwah dan tarbiyah (pembinaan) ini, maka ia adalah suatu kewajiban yang mesti anda emban, bila bukan engkau siapa lagi yang akan mengembannya ?? Siapa yang akan mengemban amanah ini bila semua wanita hanya ingin mengurung dirinya dikamar dan mencukupkan diri dengan empat amalan diatas ?? Jadilah seperti sang bunda Aisyah radhiyallahu’anha yang menghabiskan usianya sepeninggal Rasulullah sebagai pembina dan pendidik generasi tabiin dari kalangan laki-laki dan perempuan, hingga menghasilkan banyak kader dan ulama handal seperti kemenakan-kemenakannya; Urwah bin Zubair, Al-Qasim bin Muhammad, ‘Amrah binti AbdurRahman dll.
Saudariku…inilah kewajiban anda, jalanilah ia sebagai suatu ibadah dan ketaatan… dan ingat !! jangan pernah mendengar suara sumbang yang tiap saat mencela dan mencerca…
Serta ingatlah selalu: Raihlah Surga Tuhanmu Seindah Mungkin !!