Renungan
Saudaraku Ingat Amanahmu
Sahabat…
Sudahkah engkau membaca kalam Rabmu hari ini? Bagaimana interaksimu dengan kalam suci itu? Salah satu yang menunjukkan bahwa engkau rindu tuk bertemu dengan Rabmu adalah selalu membaca kalam-Nya. Utsman Ibn Affan radhiyallahu pernah berkata, “Jika seandainya hati kalian itu bersih, niscaya ia tidak akan pernah kenyang untuk membaca firman-Nya.”
Sahabat…
Al-Qur’an itu bukanlah kalimat yang ringan, Ia juga berisi penjelasan-penjelasan akan amanah yang berat, dan kita sudah ditakdirkan untuk menjadi pemikul amanah yang berat itu.
Kita sedang berbicara tentang amanah. Amanah yang gunung enggan menerimanya, bumi tidak rela memikulnya, langit menolak untuk mengembannya, semua takut mengkhianatinya, lalu manusia justru menerimanya. Allah azza wajalla berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا (٧٢)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab: 72)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Amanah itu ialah kewajiban-kewajiban, Allah kemukakan pada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya mereka akan mendapatkan pahala dan jika mereka tidak menunaikannya mereka akan mendapatkan azab. Ternyata mereka tidak menginginkan hal itu karena takut, bukan karena berbuat maksiat pada-Nya, melainkan sebagai wujud pengangungan pada agama Allah jangan sampai mereka tidak mampu menunaikannya.” (Tafsir Ibnu Katsir: 6/488)
Karena itu wahai Sahabat…
Mari kita berbenah diri, tinggalkan semua hal yang dapat membuatmu tergelincir hingga terjerumus dalam lubang api neraka yang mengerikan. Takutlah, karena neraka itu bukanlah dongeng seperti buku peri khayalan.
Sahabat…
Jika engkau hari ini adalah seorang yang ingin menjadi pengemban amanah rakyat negri ini, maka pertimbangkanlah dan berhati-hatilah. Pikirkan beribu-ribu kali sebelum mengambil keputusan dan jangan melihat mereka yang sedang tertawa-tertawa dengan jabatan mereka, karena pertanggug jawaban besar dihadapan mereka.
Jika engkau telah berhasil mencapai dan memenangkan podium seorang pemimpin di negri ini, sebelumnya engkau akan disumpah dengan al-Qur’an di kepalamu. Maksudnya adalah amanah. Amanah, ya amanah…
Maka takutlah pada doa-doa rakyat yang mengetuk pintu-pintu langit karena engkau telah mengabaikan hak-hak mereka, jika engkau menjadi pemimpin mereka. Takutlah pada doa-doa rakyat yang telah engkau zhalimi, dimana tak ada hijab antara doa mereka dengan Rab-Mu, jika engkau menjadi pemimpin mereka. Takutlah pada doa Nabimu shallallahu ‘alaihi wasallam:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِه
“Yaa Allah siapa saja yang mengurusi kepentingan umatku lalu ia memberatkan/ menyusahkan mereka maka susahkanlah ia, dan siapa yang mengurusi kepentingan umatku lalu ia memudahkan mereka, maka mudahkanlah mereka.” (HR. Muslim)
Karena itu wahai sahabat…
Jika keinginanmu itu tercapai, maka ingatlah kalau engkau sedang mengemban amanah yang agung, amanah yang telah Allah jelaskan dalam kitab sucimu, al-Qur’an, yang saat engkau disumpah memikul amanah itu Ia diletakkan di atas kepalamu. Renungilah firman Tuhanmu:
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al-Hasyr: 21)
Mari berbenah diri
Abu Ukaysah Wahyu al-Munawy