Hidup masih menjadi cemeti hingga saat ini sampai-sampai aku merasa asa tak ada lagi dalam hidup ini…
Perjalanan ini begitu berat, panjang dan melelahkan, hingga akupun tak mampu melihat kapan akhir penderitaan…
Masalah-masalah baru datang silih berganti dan belum ada satupun pertanda adanya jalan keluar…
Aku mulai bosan dengan ritual ibadah yang harus dikerjakan berulang-ulang dan menghabiskan banyak waktu…
Mengapa mereka yang tidak pernah ibadah bahkan ingkar dari-Nya mendapatkan dunia danyang mereka inginkan…
Mengapa tatkala aku minta setangkai bunga yang indah, Allah malah berikan batang yang berduri…
Aku sedih, kecewa, dan tidak terima atas ketidakadilan ini…
Tapi apa mungkin ini karena aku tak pernah bersungguh-sungguh…?
Bersungguh-sungguh menjadi orang yang bertaqwa sepenuh hati yang ikhlas, benar-benar mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, dan ikhtiar bekerja keras sekuat tenaga untuk mencapai kemuliaan…
Betapa cintanya Allah pada orang-orang beriman dan bertaqwa…
Allah tidak memberikan apapun secara remeh dan tak berharga namun mengandung hikmah dan pembelajaran…
Batang berduri yang Allah berikan itu akan tumbuh dan mengeluarkan bunga mawar yang indah dan semerbak wanginya…
Pernah terfikir kenapa Allah tidak langsung turunkan saja sehujan beras dari langit atau Allah biarkan ikan-ikan berjalan sendiri menuju rumah-rumah kita…?
Bahkan apa yang kita usahakan dan peroleh tersebut oleh Allah tidak hanya diberikan hal-hal yang berbentul material saja namun juga bertumpuk-tumpuk pahala atas ketaqwaan yang dibarengi dengan kerja keras tersebut…
“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Al-Jumu’ah 62:10)
Betapa banyak contoh diluar sana para kaum Muslimin yang diberikan oleh Allah kejayaan…
Lantas apakah mereka bermalas malasan dalam ibadah dan bekerja?
Tentu saja Allah tidak akan menumbuhkan emas dari tanah, Ia menginginkan kita berfikir dan berusaha bagaimana caranya menambang emas-emas tersebut.
Allah memberikan kita lahan dan peralatan berkebun, maka kitalah yang berusaha menanam, merawat, dan membesarkan tanaman-tanaman yang kelak akan menghasilkan buah-buahan yang manis dan ranum.
Allah telah menyediakan semua fasilitas untuk kita bergerak dan berusaha, tinggal kita saja yang harus meyelaraskan antara usaha dan taqwa.
Dengan penuh keyakinan, Allah akan membuka jalan keluar permasalahan dari arah-arah yang tak pernah kita sangka-sangka.
Ingat bagaimana beratnya perjuangan Hajar mencari mata air berlari dari bukit Safa lalu turun dan menuju bukit Marwah dilakukan berkali-kali namun Allah keluarkan mata air tersebut di tempat dimana ia menaruh Nabi Ismail ‘Alaihissalam.
Bagaimana beratnya perjuangan Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam beserta para sahabat Radhiallahu’anhum ketika menggali parit di perang Khandaq. Tidak hanya dalam kondisi letih namun juga rasa lapar yang berat. Namun dengan ketekunaan, keuletan, dan berserah diri, Allah antarkan kaum muslimin kepada kemenangan.
Ini saatnya untuk sadar dan bertekad sepenuh hati akan menyapa hari-hari dengan penuh taqwa.
Para ‘ulama’ memperingatkan kita “apabila engkau inginkan rezeki maka bertakwalah kepada Allah”
Allah Subhanahuwata’ala karena sayangnya kepada kita, memberikan petunjuk dari firman-Nya ;
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (Al-Insyiqaq 84:6)
“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah”. (HR Ahmad)
Yakinlah bahwa Allah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya, Ia akan menepati janji-janji-Nya…
Sekarang tergantung kita, apakah kita benar-benar ingin keluar dari permasalahan kita dan meraih Ridha-Nya.
Sungguh dibalik kesulitan itu ada kemudahan…
Dan tidaklah Allah memberikan kita ujian dengan permasalahan hidup melainkan untuk menaikkan derajat kita di sisi-Nya.
Semoga kita selalu menjadi hamba-hamba yang mendapatkan bimbingan dari-Nya.
Oleh Abu Ahmad Daud