Safari LP3Q di 8 Daerah Sulbar dan Sulteng
Setelah merampungkan Sosialisasi pada seluruh kabupaten-kota di Sulawesi Selatan, LP3Q DPP WI memulai kunjungannya di luar Sulsel. Sebanyak 8 daerah di Sulawesi Barat dan Tengah yaitu Majene, Mamuju, Baras, Pasangkayu, Palu, Parigi, Poso dan Toli-toli mendapatkan kesempatan menerima sosialisasi LP3Q sekaligus pelatihan Pembina TK-TPA dan Dirosa. Kegiatan ini dilaksanakan secara keseluruhan selama 2 pekan mulai tanggal 4- 17 Desember 2010. Setiap daerah mendapatkan 1 hari atau 2 hari dalam melaksanakan kegiatan ini.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat strategis, disamping menghemat biaya, waktu dan tenaga, juga dapat dimaksimalkan keikutsertaan ikhwah akhwat dan simpatisan di daerah yang dikunjungi sekaligus dapat melihat langsung kondisi mereka, sehingga dapat diberikan masukan-masukan yang sesuai.
Menurut Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Al Quran (LP3Q) Ustadz Qomari, S.Pd, sosialisasi selain silaturrahim adalah menyamakan persepsi tentang Pendidikan al-Qur’an sebagai pintu awal pembinaan kepada masyarakat. Juga dalam rangka koordinasi dan komunikasi tentang perlunya LP3Q sebagai payung pendidikan al-Qur’an di Wahdah Islamiyah. Agar pembinaan-pembinaan baca al-Qur’an baik di tingkat anak-anak (TK-TPA), remaja dewasa (dirosa) dan tahsinul qira’ah (tartil) dapat dikelola dengan lebih baik. Begitu juga dengan pelaksanaan pelatihan Pembina TK-TPA dan dirosa dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan para Pembina dalam pengajaran al-Qur’an.
Pengajaran al-Qur’an memiliki peran penting dalam program dakwah. Pendidikan al-Qur’an menjadi kebutuhan tiap kaum muslimin, menjadi ujung tombak, pembuka jalan bagi gerakan dakwah selanjutnya, sederhana pengelolaannya, murah modalnya, cepat hasilnya.
Secara khusus Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah menekankan bahwa pendidikan al-Qur’an merupakan pembinaan awal (pra tarbiyah). Para peserta dibiasakan dengan al-Qur’an, duduk beberapa saat dengan tenang, mendengar nasehat-nasehat/ pengajaran agama, ayat-ayat, hadits dan lain-lain, terbiasa dengan ibadah-ibadah, akhlak yang mulia; sehingga mereka siap lahir dan batin dengan situasi pembinaan-pembinaan yang dilaksanakan secara kontinyu.
Para peserta diberi gambaran umum tentang metode Pengajaran Baca al-Qur’an yang berkembang saat ini antara lain Iqra’, Al Barqy , Qira’ati , Tilawati , Qira’ah, Al Bayan , Iqra’ Klasikal , Iqra’ Dewasa , PQOD, Dirosa , Tilawati Dewasa , An Nur dan lain-lain. Di TK-TPA, tidak ada metode yang secara khusus direkomendasikan oleh DPP. Tetapi pada tataran pengajaran al-Qur’an Orang Dewasa, metode Dirosa telah direkomendasikan oleh DPP Wahdah Islamiyah melalui SK DPP no. D.153/QR/DPP-WI/V/1430, tetapi dalam pelaksanaan di lapangan, tak ada paksaan dalam penggunaan metode. Prinsip pemilihan metode adalah : pertama, Mudah dan murah mendapatkan pelatihan-pelatihan bagi Ustadz/ah.Kedua, Mudah dikuasai oleh mayoritas Ustadz/ah. Ketiga, Mudah dan murah mendapatkan buku panduan. Keempat, Mudah dan sederhana pengelolaannya
Bagi ikhwan akhwat di daerah, safari pelatihan ini begitu istimewa karena bukan saja dipandu langsung oleh Ketua LP3Q DPP bersama istri, juga karena pelatihan seperti ini sudah lama dinanti-nantikan khususnya para akhwat/ummahat. Mereka menyadari bahwa metode pengajaran dan pengelolaan yang diterapkan selama ini, hanya berdasarkan kreasi masing-masing Pembina, sehingga hasilnya belum maksimal dan beragam. Karena begitu berharganya pelatihan ini, maka mereka kerahkan kader dan binaannya untuk mengikutinya, agar nantinya mereka dapat menerapkan di daerah masing-masing.
Materi pelatihan meliputi sosialisasi LP3Q, konsep dasar TK-TPA, kurikulum TK-TPA , manajemen singkat dan administrasi TK-TPA, metode Iqra’ ( tentang TK-TPA ); adapun materi pengajaran al-Qur’an bagi orang dewasa antara lain penguasaan buku Dirosa, metodologi pengajaran Dirosa, manajemen pengelolaan Dirosa, simulasi pengajaran Dirosa dan program tindak lanjut. Karena keterbatasan waktu, beberapa materi terpaksa diringkas atau bahkan tak sempat disajikan. Namun itu semua tak mengurangi antusias peserta dalam mengikuti pelatihan. (*) Lihat Dokumentasi