Rukun Wudhu

  1. Niat dalam hati.

Jika seseorang membasuh anggota wudhu dengan niat untuk mengurangi rasa panas atau untuk membersihkannya maka tidak dianggap sebagai orang yang berwudhu.

الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…“(HR. Muttafaqun Alaihi)

 

  1. Membasuh wajah (termasuk berkumur-kumur dan istinsyaq).

كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ وَقَالَ « هَكَذَا أَمَرَنِى رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ »

Merupakan kebiasaan (Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam) jika beliau akan berwudhu, beliau mengambil segenggaman air kemudian beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai ketenggorokannya kemudian beliau menyela-nyela jenggotnya”. Kemudian beliau mengatakan, “Demikianlah cara berwudhu yang diperintahkan Robbku kepadaku.” (HR. Abu Dawud)

  1. Mencuci kedua tangan sampai siku.

« ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمَرْفِقِ ثَلاَثًا ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى إِلَى الْمَرْفِقِ ثَلاَثًا »

…Kemudian beliau membasuh tangannya yang kanan sampai siku sebanyak tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri sampai siku sebanyak tiga kali…”(HR. Muttafaqun Alaihi).

  1. Mengusap kepala (termasuk kedua telinga).

« ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ ، فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ ، حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ، ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِى بَدَأَ مِنْهُ »

Kemudian beliau membasuh mengusap kepala dengan tangannya,(dengan cara) menyapunya ke depan dan ke belakang. Beliau memulainya dari bagian depan kepalanya ditarik ke belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya lagi ke bagian depan kepalanya.”(HR. Muttafaqun Alaihi)

  1. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki.

« ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ »

…Kemudian beliau membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki…”(HR. Muttafaqun Alaihi).

  1. Berurutan / tertib.

فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

…maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,”(QS. Al-Maidah : 6)

 

  1. Berkesinambungan

Tidak dibenarkan adanya jarak yang panjang antara satu anggota wudhu dengan anggota wudhu lainnya. Batas waktu antara basuhan  satu anggota wudhu dengan anggota wudhu lainnya adalah keringnya anggota wudhu yang sebelumnya dibasuh

أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ». فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى

ada seseorang yang berwudhu lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya dan bersabda, “Ulangilah, perbaguslah wudhumu.” Lantas ia pun mengulangi dan kembali shalat.”(HR. Muslim no. 243)

Artikulli paraprakBerangkat ke Masjid dengan Berjalan Kaki
Artikulli tjetërIntegrasikan Nilai Islam Ke Dalam Pengajaran Bahasa Inggris, Aktivis Muslimah Wahdah Raih Best Paper Award

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini