GOWA, wahdah.or.id – Menutup program amaliah Ramadhan 1444 Hijriyah dan mengawali seluruh kegiatan yang sudah diliburkan selama sebulan lebih, Wahdah Islamiyah menggelar Tabligh Akbar dan Silaturahim Syawal 1444 H, pada hari Ahad (14/5/2023).
Kegiatan tersebut dipusatkan di Ibu Kota Kabupaten Gowa, Sungguminasa di Kecamatan Sombaopu tepatnya di Masjid Agung Syech Yusuf.
Seperti kebiasaan-kebiasaan tahun-tahun sebelumnya, Wahdah Islamiyah menggelar Tabligh Akbar dan Silaturahim Syawal sebagai ajang konsolidasi nasional bersama para kader dan simpatisan pasca-Ramadhan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin beserta Keynote Speaker Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, serta beberapa tokoh seperti Wakil Bupati Bantaeng dan pejabat Pemerintah Kabupaten Gowa.
Dibuka dengan sapa wilayah oleh co-host dengan tujuan memberikan semangat kepada para peserta yang berada jauh atau via online agar mereka lebih antusias meski tidak berada di lokasi acara.
Kegiatan diawali dengan pembacaan Al-Qur’an oleh salah seorang kader Wahdah Islamiyah bernama Muhammad Ikhsan Sulaeman yang beberapa hari yang lalu menjuarai STQH Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan kategori Hafalan 30 Juz Al-Qur’an di Kabupaten Selayar.
Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin juga menyampaikan ceramah tabligh akbar dihadapan ribuan peserta yang memadati Masjid Agung Syaikh Yusuf, dengan tema merefleksi kembali nilai-nilai Ramadhan.
Salah satu yang diangkat adalah tentang salat. Menurutnya, tantangan dakwah saat ini memang sangat banyak.
“Salat salah satunya. Ramadhan itu banyak yang puasa, banyak juga yang tidak salat. Iya, puasa tapi tidak salat. Bagaimana dengan diluar Ramadhan, yang memang tantangannya jauh lebih berat,” katanya.
Menurutnya, tidak cukup dengan mencetak buku-buku tentang bahaya meninggalkan shalat, tapi butuh dai dan daiyah yang menyampaikan tentang hal tersebut.
“Perjuangan para Nabi dan Ulama terdahulu adalah dakwah, tentu dengan pembinaan atau tarbiyah yang dapat mewujudkan khairuh ummat (manusia terbaik),” tegasnya.
Ia juga berpesan kepada para suami istri tentang arti kasih sayang. Menurutnya, Ramadhan adalah bulan kasih sayang yang seharusnya bisa diambil nilai dan pelajaran didalamnya.
“Cinta dan kasih sayang hendaknya menjadi hal yang mendasari kata-kata dan perilaku kita bahkan pribadi kita. Hadirkan kasih sayang di rumah kita, di hati istri dan anak-anak kita. Ibu-ibu dan istri harap ingatkan suaminya untuk selalu bersabar. Ibu-ibu dititipi oleh Allah dengan hati yang penuh kasih sayang,” tukasnya.
Rep: Tri Darmawan
Editor: Muh Akbar