Renungan – Racun Yang Amat Lezat
جاء رجل لخالد بن الوليد فقال له ان فلانا شتمك فقال: “تلك صحيفته فليملأها بماشاء
Suatu hari seseorang datang kepada Khalid Ibn al-Walid radhiyallahu ‘anhu dan berkata kepadanya: ” Sesungguhnya si fulan telah membicarakannmu dengan celaan terhadapmu.” maka Khalid Ibn al-Walid berkata padanya: “Itu adalah buku catatan amalannya, maka silahkan saja dia memenuhinya sesuai kehendak hatinya.”
قال رجل لوهب بن منبه: إن فلانا شتمك! قال: “أما وجد الشيطان رسولا غيرك ؟!”.
Berkata seseorang kepada Wahb Ibn Munabbih rahimahullah: ” Sesungguhnya si fulan telah mencelamu”. Maka Wahb Ibn Munabbih berkata padanya: “Apakah Syaithan tidak mendapat utusan selain dirimu?”
قال أحدهم لرجل: فلان شتمك فقال: “هو رماني بسهم ولم يصبني فلماذا حملت السهم وغرسته في قلبي؟”.
Berkata seorang dari mereka kepada seorang lelaki: “Si fulan telah mencelamu.” Maka ia berkata: “Sifulan itu telah memanahku dengan anak panah tapi anak panahnya meleset, lalu mengapa engkau yang membawa anak panah itu lalu menancapkannya di dalam hatiku?”
جاء رجل إلى الشافعي فقال له فلان يذكرك بسوء فأجابه: “إذا صدقت فأنت نمام و إذا كذبت فأنت فاسق” فخجل وانصرف.
حفظنا الله واياكم من القيل والقال.
راقت لي –
Seorang lelaki datang kepada Imam asy-Syaf’i rahimahullah, lalu ia berkata padanya: “Si fulan menyebut-nyebutmu dengan keburukan. Maka imam Syafi’i rahimahullah berkata padanya: ” Jika apa yang kau sebut itu adalah kebenaran, maka engkau adalah seorang tukang adu domba dan jika yang engkau sebutkan adalah dusta maka engkau adalah seorang yang fasik.” Maka laki-laki itupun merasa malu, lau ia segera pergi.
Saudaraku…
Tak usahlah engkau menyebutkan orang-orang yang membenci saudaramu atau melupakan kebaikannya. Biarkanlah ia tertawa dengan saudara-saudaranya.
Saudaraku…
Jangan menjadi penerus-penerus ghibah, biarkanlah ghibah itu berhenti, agar kau tak ikut merasakan dosanya. Jika tidak, kau akan terjebak dalam pusaran api yang membakar amalan-amalanmu, sedang engkau merasa sedang meminum madu.
Saudaraku…
Setiap orang pasti berbuat salah, tapi boleh jadi ia telah menyesalinya dan memohon ampun pada Rabnya lalu Allahpun mengampuninya, sedang engkau terjebak dalam kubangan lumpur yang membinasakan.
Berhentilah membicarakan orang lain yang engkau pun tidak mengetahui akar masalahnya, karena terkadang orang lain pun hanya mencari pembenaran untuk dirinya dengan menjatuhkan orang lain. Jika kau ikut-ikut menyebarnya, maka celakalah engkau.
Diterjemah dan di edit dengan sedikit tambahan dari artikel berbahasa Arab.
Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy