PALU, wahdah.or.id– Kaget dan mencengangkan… itulah suasana pemandangan pertama kami melihat langsung parahnya dampak gempa dan tsunami kota Palu
Hari ini Ahad (30/9) kami bersama 22 Relawan dari Tim Wahdah Peduli terjun ke daerah yang paling parah terkena dampak di Perumnas Balaroa. Alhamdulillah tim berhasil evakuasi 7 mayat.
Perumahan dengan penghuni sekitar 3000 jiwa ini seperti dibalik, jalanan mencuat setinggi atap rumah.
Daerah ini yang sangat parah, banyak jenazah yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan.
Kami menangis melihat seorang ibu ditemukan mayatnya disela-sela reruntuhan bangunan di perumnas dalam keadaan mendekap anak mantunya.
Waktu sang suami datang sang ibu sudah wafat dan sang istri yang baru dua bulan dinikahinya masih sempat minta tolong kepada sang suami. Tapi karena reruntuhan akhirnya tidak bisa diselamatkan.
Proses evakuasi lumayan menantang, bekerja di sela-sela robohan bangunan ditambah bau jenazah yang terpendam sudah sangat menyengat. Evakuasi warga mesti melewati atap-atap rumah yang berbahaya.
Malam hari seperti kota mati karena lampu sampai sekarang belum nyala.
Gempa kecil masih sering terjadi siang dan malam.
Kami melihat kondisi lapangan, sangat sangat butuh tambahan relawan lagi terutama banyaknya mayat yang belum dievakuasi dan lebih penting dari itu stok bantuan makanan dan minuman yang masih sangat minim.[]
Laporan:
Nasruddin Abdul Karim, Relawan Wahdah Islamiyah