BENGKULU TENGAH, wahdah.or.id – Salah satu dampak kerusakan yang terjadi akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah rusaknya perkebunan kelapa sawit yang terletak di Desa Talang Boseng, Kecamatan Pondok Kelapa.
Dalam pemantauan tim Media relawan Lazis Wahdah Rustam Hafid, Selasa (30/04/2019), sekitar lebih enam hektar kelapa sawit hanyut di sepanjang bantaran sungai Bengkulu yang dilintasi oleh Jembatan Desa tersebut.
Batang-batang kelapa sawit yang hanyut bersamaan dengan pepohonan lainnya bertumpuk tepat dibawah jembatan, menyebabkan transportasi terhambat akibat ranting pohon yang menutupi sebagian badan jalan.
Ratusan batang pohon Sawit terlihat mengapung di bantaran sungai, bercampur endapan lumpur yang merupakan dampak banjir dan longsor sejak Jumat (26/04/2019) lalu.
Puluhan warga setempat yang membantu tim SAR untuk melanjutkan pencarian korban yang diperkirakan tertahan di area jembatan ikut memanfaatkan kondisi tersebut.
Salah satunya adalah Tarmizi (33), warga Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, bersama beberapa rekannya memanfaatkan batang Sawit yang hanyut untuk dibuat kayu yang kemudian diolah secara sederhana.
Bermodalkan mesin gergaji kayu sederhana, Tarmizi dan kawan-kawannya kemudian membersihkan batang-batang sawit yang ada dan membentuknya menjadi papan kayu yang siap dijadikan bahan bangunan atau mebel.
“Semua warga disini sudah sejak tiga hari lalu memanfaatkan batang sawit yang hanyut sambil melakukan proses pencarian korban yang mungkin berada di antara pohon-pohon yang hanyut,” ungkap Pria empat anak ini.
Aktivitas Tarmizi dan beberapa warga lainnya ini dilaksanakan di tengah pencarian korban jiwa yang disinyalir berada diantara patahan-patahan kayu dan pohon yang terletak di bawah jembatan.
Relawan LAZIS Wahdah bersama Relawan SAR Gabungan terlihat hingga Selasa (29/04/2019) masih terus melanjutkan pencarian dari laporan warga setempat, yang pada hari Minggu (27/04/2019) lalu berhasil menemukan satu jenazah yang diperkirakan berasal dari Desa Kertapati yang terletak 20 km di hulu sungai. [LAZIS Wahdah/Rilis]