Kutuliskan kata demi kata.
Dalam tetesan air mata yang telah mengering pada jiwa.

Untuk Nusantaraku tercinta.
Tanahmu yang indah dipandang mata.
Harum semerbak nafas imanmu.
Menyatu pada garis katulistiwa.

Ku hirup semangat dari seruan Iskandar Muda,
Dari keberanian Sultan Agung yang perwira,
Dalam kata bijak Karaeng Patingalloang,
sungguh ilmu digelap buta…

Pada langkah-langkah tegar Sultan Hasanuddin sang Panglima.
Pada syahidnya Sultan Khaerun sang permata dari Timur.
Dan tegarnya sang anak berbakti Sultan Babullah.

Untukmu, kutuliskan kembali…
Sejarahmu Indonesiaku.
Dengan ayat-ayat al Qur’an yang terindah,
pada garis sunnah sang Nabi tercinta,
agar tasbih semesta menyatu disetiap jengkalmu, wahai Nusantaraku.
Cintaku padamu tak padam oleh badai kedengkian.
Tak hilang oleh rasnya kemungkaran.
Karena sejuta cintaku padamu wahai Indonesia, hanya karena Allah.

Untuk Allah dan melebur
dalam cinta sejati kepada-Nya.

Klik LINK untuk tonton Video puisi: “Untuk Nusantaraku Tercinta”

 

_________

Oleh: Ust. Muh. Ikhwan Jalil, Lc., M.H.i

(Puisi ini dibacakan pada Dialog Kebangsaan WI di Aula Gedung Aisyah STIBA Makassar)

Artikulli paraprakTak Disangka, Moderator Dialog Kebangsaan Wahdah Bagi-Bagi Hadiah Spesial Untuk Para Narasumber
Artikulli tjetërMEMETIK HIKMAH DARI KISAH HIJRAH

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini