Puasa Terafdhal Setelah Ramadhan

Date:

Islam memiliki rukun. Makna rukun adalah yang menopang, menjadi pondasi bagian bawah. Atau disebut juga dengan dasar atau landasan.

Rukun Islam ada lima seperti yang sudah kita ketahui bersama, yaitu; berucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dan haji. Menjadi seorang Muslim, tentu rukun-rukun ini harus dijalankan

 عن عبد الله بن عمر -رضي الله عنهما- حيث قال: سمعت رسول الله يقول: (بُنِي الإسلامُ على خمسٍ: شَهادةِ أن لا إلهَ إلا اللهُ وأنَّ محمدًا رسولُ اللهِ، وإقامِ الصلاةِ، وإيتاءِ الزّكاةِ ، والحجِّ، وصومِ رمضانَ)

Artinya: “dari sahabat Abdullah bin ‘Umar rahdiyallaahu ‘anhumaa, ketika dia mengatakan, aku mendengar Nabi bersabda,”Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa di bulan Ramadhan'”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Semoga di edisi yang lain ada pembahasan rukun Islam secara mendetail dan kita bisa mempelajarinya lebih mendalam lagi.

Nah, salah satu dari rukun-rukun Islam yang disebutkan oleh Nabi kita pada hadits diatas adalah PUASA.

Sebelum kita lanjut dalam pembahasan ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa Islam tidak pernah memberatkan penganutnya dalam beribadah. Ketika seseorang tidak mampu mengamalkan ibadah yang satu, maka akan ada ibadah yang lain yang bisa dikerjakannya. Bahkan dalam satu ibadah ada penamaan khusus, seperti ibadah wajib dan ibadah sunnah, yang setelah kita mengerjakan yang wajibnya kita boleh menambahnya dengan yang sunnah.

Rukun-rukun Islam diatas, karena dia adalah pondasi, landasan, atau dasar dari ke-Islaman seseorang. Maka, ketika kita telah menunaikan yang wajibnya, ada peluang lain untuk menunaikan sunnahnya. Jika ini diibaratkan point, ketika point yang wajib kita sudah miliki. Kita bisa juga  menambah point lagi dengan melaksanakan yang sunnahnya.

Untuk itulah kita mengenal ada yang namanya sholat wajib dan sholat sunnah, puasa wajib dan puasa sunnah, zakat harta dan zakat fitr. Ibadah sosial ini, selain bentuknya zakat, ada juga yang lainnya yang mana kita dianjurkan untuk menjalankannya seperti bersedekah, infaq, hibah, berwaqaf dan memberi hadiah.

Kemudian haji dan puasa. Jika kita belum mampu menunaikan ibadah haji, maka tunaikan saja terlebih dahulu apa yang kita sanggupi seperti umrah. Puasa demikian adanya. Setelah puasa wajib Ramadhan kita tunaikan, masih ada kesempatan lain lagi untuk menambah pundi amalan kita berupa puasa-puasa sunnah lainnya.

Mari memperbanyak berpuasa, khususunya Ramadhan dan hari-hari yang disyariatkan untuk berpuasa didalamnya, khususnya pada bulan ini yaitu bulan Muharram.

Kenapa? Karena salah satu ibadah atau amalan yang Allah sendiri mengatakan tentang balasannya adalah ibadah puasa.

Firman-Nya dalam hadits qudsi,

عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (H.R. Bukhari: 1761 dan Muslim: 1946)

 

Bulan-Bulan Puasa

Jika kita mendengarkan kata “bulan puasa” maka pasti benak kita akan tertuju pada Ramadhan. Untuk itulah sub judul diatas, bunyinya “bulan-bulan puasa.”

Apakah ada bulan puasa yang lain selain Ramadhan?

Jika kita sebut “bulan puasa” itu artinya puasa yang akan kita laksanakan pada bulan itu adalah puasa sebulan penuh.

Nah, dalam Islam, ada beberapa bulan yang kita dianjurkan untuk berpuasa didalamnya. Dan puasa dibulan tersebut memiliki keutamaan-keutamaan khusus.

Bulan-bulan puasa itu adalah:

  1. Bulan syawwal

Setelah kita berpuasa penuh selama sebulan di Ramadhan. Nabi kita menginformasikan dalam haditsnya untuk menutup puasa Ramadhan dengan berpuasa enam hari dibulan syawwal. Ganjarannya kata Nabi kita, seperti berpuasa setahun penuh.

Dari sahabat Abu Ayyub, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (H.R. Muslim: 1164)

  1. Bulan zulhijjah

Dibulan ini kita berjumpa dengan 10 hari pertama bulan Zulhijjah. Kita dianjurkan untuk banyak berzikir, berdoa dan juga berpuasa, khususnya berpuasa di tanggal 9 hari ‘Arafah. Keutamaan puasa hari ‘arafah ini kata Nabi adalah menghapus dosa setahun yang akan datang dan setahun yang telah lewat.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

  1. Bulan muharram

Nah, saat ini, kita barada pada bulan Muharram. Beberapa hari yang lalu baru saja pergantian tahun dari 1442 H – 1443 H. Kita awali tahun hijriyah ini dengan banyak melakukan kebaikan khususnya banyak berpuasa dan lebih khususnya lagi berpuasa dihari ‘asyuro.

Inilah salah satu bulan yang Allah muliakan. Dalam setahun ada 12 bulan, Allah memilih 4 bulan untuk Allah muliakan, Rajab, Zulqa’dah, Zulhijjah dan Muharram. Didalam empat bulan ini kita diperintahkan untuk tidak melakukan kezhaliman sekecil apapun. Dan Muharram adalah bulannya Allah. Di dalamnya Nabi kita menyemangati kita untuk berpuasa karena dia adalah puasa terafdhal setelah puasa Ramadhan.

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

  1. Tiap Tiga Hari Bulan Hijriyah

Puasa yang satu ini adalah puasa yang kita dianjurkan untuk melaksanakannya tiap bulan. Dan pelaksanaannya tidak full selama 30 hari, 31 atau 29 hari. Puasa ini hanya dikerjakan selama tiga hari dipertengahan bulan ketika BULAN pada posisi 13, 14 dan 15 purnama. Puasa ini juga dikenal dengan puasa ayyaamul biydh atau puasa putih. Salah satu hikmah penamaannya adalah karena waktu pelaksanaannya pada malam-malam purnama tiap bulan hijriyah.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Masih banyak hadits yang menyebutkan tentang puasa tiga hari tiap bulan ini. Namun, disini kami hanya menyebutkan hadits yang umum beserta keutamaannya agar kita lebih termotivasi lagi mengamalkannya.

  1. Tiap Bulan, Puasa Senin Kamis

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.”(HR. At-Tirmidzi: 747)

Ada satu bulan yang tersisa, yang mana didalam bulan itu Nabi kita memperbanyak berpuasa, higga Aisyah mengira bahwa Nabi kita telah berpuasa sebulan penuh. Dan bulan ini adalah bulan pembukaan puasa Ramadhan. Ibaratanya berpuasa dibulan ini adalah pemanasan, agar kita sudah siap untuk berpuasa Ramadhan dan agar badan tidak kaget dengan begitu banyaknya ibadah amaliyah Ramadhan. Bulan yang dimaksud disini adalah bulan Sya’ban.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu anhuma,ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berpuasa hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka; dan pernah beliau senantiasa berbuka hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berpuasa. Aisyah Radhiyallahu anhuma melanjutkan,

 …وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ

“Aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari: 1969 dan Muslim: 1156, 175 )

Puasa asyuro tahun ini bertepatan dengan hari kamis tgl 19 Agustus 2021 M. kita juga di anjurkan untuk berpuasa sehari sebelumnya yaitu berpuasa pada tgl 9 Muharram untuk menyelisihi kaum Yahudi dan melaksanakan sunnah Nabi kita.

Selamat berpuasa…!!!

Oleh: Absaid
(Alumni STIBA Makassar, Penulis Buku “Naungan Cinta”)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Pelajari Pengelolaan Sampah Dengan Lalat, Wahdah Islamiyah Studi Banding Ke Agro Farm Econesia Cyclevalue

PANGKEP, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah...

Wahdah Islamiyah Kalimantan Tengah Gelar Mukerwil dan Mukerda, Teguhkan Soliditas untuk Dakwah dan Umat

PALANGKA RAYA, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah...

Menghadapi Tantangan Dakwah, Wahdah Sulbar Adakan Lokakarya Tuk Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Kader

MAMUJU, wahdah.or.id – Dalam upaya memperkokoh dakwah yang berbasis...

Programkan Gerakan 5T, Mukerwil VII DPW Wahdah Banten Siap Wujudkan Banten yang Maju dan Berkah

BANTEN, wahdah.or.id – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah...