MENTERI luar negeri Prancis Senin ini (28/1/2013) mengatakan Suriah berisiko jatuh ke tangan kelompok pejuang Islamis jika para pendukung oposisi Suriah tidak berbuat lebih banyak untuk membantu pemberontakan yang berlangsung selama 22-bulan melawan Presiden Bashar al-Assad.
Berbicara pada pembukaan sebuah konferensi di Paris dengan anggota senior dari Koalisi Nasional Suriah, Laurent Fabius mengatakan pertemuan itu harus fokus membuat oposisi politik dan militer secara kohesif mendorong adanya bantuan internasional.
“Menghadapi runtuhnya suatu negara dan masyarakat, maka kelompok-kelompok Islamis berisiko mendapatkan pijakannya jika kita tidak bertindak sebagaimana seharusnya,” ujarnya. “Kita tidak bisa membiarkan sebuah revolusi yang dimulai sebagai aksi protes damai dan demokratis berubah menjadi konflik antar milisi.”
Kekhawatiran Barat terkait atas semakin kuatnya kelompok jihad melawan otonom di jajaran pasukan pejuang anti-Assad meningkat. Hal ini telah menghambat bantuan internasional untuk oposisi Suriah yang moderat dari Koalisi Nasional dan dapat mendorong lebih maraknya para pendukung kelompok pejuang Muslim, sumber-sumber diplomatik mengatakan.
Pertemuan, yang secara bersama berkumpul negara-negara Barat dan Arab dan tiga wakil presiden dari koalisi, bertujuan untuk mengatasi kurangnya kohesi terkait janji bantuan.
Wakil presiden Koalisi oposisi Riad Seif mengatakan “waktu tidak di pihak kita” dan oposisi tidak lagi ingin adanya janji dukungan yang tidak ada tindak lanjutnya.
“Kita perlu pemerintah sementara atau pemerintah transisi untuk memberikan bantuan kepada jutaan rakyat Suriah di zona bebas dan untuk membantu membawa runtuhnya rezim (Assad),” tegasnya.
“Dari awal kami katakan kami harus berbasis di Suriah, tapi sejauh ini kami belum menerima uang untuk menjalankan pemerintahan.”
sumber : islampos