Suhu politik akhir-akhir ini makin memanas. Namun hendaknya suhu politik yang makin panas itu tidak sampai merusak ukhuwah dan persatuan kita sesama ummat dan warga bangsa. Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah (WI), Ustad. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA dalam segmen dialog Siang Televisi Republik Indonesia (TVRI), di Jakarta pada hari Sabtu (05/07/2014). “Meskipun suhu politik terasa cukup panas, tapi hendaknya tetap dalam suasana persatuan. Hendaknya semua pihak tetap menjaga dan memperhatikan hal-hal pokok yang merupakan ciri kita sebagai bangsa yang beradab, seperti menjaga persatuan, ukhuwah”, jelasnya.
Bagaimanapun juga, ukhuwah dan persatuan harus tetap dijaga. Ia merupakan karunia Allah yang sangat mahal. “Pemilu Pilpres ini hanya hajatan lima tahunan, kalau salah masih bisa dikoreksi 5 tahun berikutnya. Tapi persatuan yang tekoyak akibat pemilu mungkin perlu 50 tahun untuk memulihkannya”, terang wakil ketua Komisi Luar Negeri MUI Pusat ini. “Persatuan jangan sampai tergadaikan”, imbuhnya.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menghiambau kepada semua pihak agar menghindari berbagai upaya yang dapat merusak keutuhan ukhuwah dan persatuan. “Para tokoh hendaknya memperlihatkan sikap kenegarawanan dan menggunakan kata-kata yang santun”, ujarnya. Demikian pula beliau mengharapkan kiranya media dan para pendukung harus dapat menahan diri. “Berita yang belum jelas validitasnya jangan disebarkan, apalagi berkaitan dengan harga diri dan kehormatan seorang Muslim”, pungkasnya. (sym)
Date: