MAKASSAR – Merespon kebutuhan pelayanan terhadap Covid-19 di kota Makassar, pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda Makassar berinisatif beralihfungsi menjadi Rumah Sakit Covid-19.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh direktur RSIA Sayang Bunda, dokter Iip Larasati. Dia mengatakan, saat ini Covid-19 dalam kondisi penyebaran yang sangat aktif. Maka menurut dia, perlu ada dukungan tambahan fasilitas kesehatan untuk memudahkan penangananan.
“Kami berinisiatif untuk mendirikan Rumah Sakit darurat yang khusus menangani pasien ODP atau PDP Covid-19, dengan maksud pelayanan lebih tersentralisasi lagi,” ungkap dokter Iip seusai mengikuti rapat bersama pembuatan Rumah Sakit darurat, di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda, Jalan Letjen Hertasning No.52 Makassar, Senin (23/03/2020).
Dia menambahkan dengan tindakan ini maka insya Allah akan memudahkan memutus rantai penyebaran Covid-19. “Persiapan kita adalah penanganan lebih spesifik terkait penyakit Covid-19, jadi isolasi dan penanganan di Rumah Sakit ini lebih ketat,” ujar dia.
Sebagai tim pengarah pembuatan Rumah Sakit darurat Covid-19, pihak RSIA Sayang Bunda kemudian bekerja sama dengan beberapa tenaga medis dan relawan kemanusiaan yang dipimpin oleh dr. Hisbullah sebagai tenaga medis yang telah menangani beberapa kasus PDP Covid-19 di Makassar.
Sebagai langkah awal, dokter Hisbullah memanggil beberapa tenaga medis dan relawan kemanusiaan untuk mempersiapkan pendirian rumah sakit tersebut.
Persiapan diawali dengan rapat yang dihadiri oleh 6 orang dokter, perawat dan unsur lembaga kemanusiaan antara lain Wahdah Peduli, Para Relawan Indonesia (PRI), Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran beberapa perguruan tinggi di Makassar.
Membuka rapat, dokter Hisbullah menyampaikan bahwa pembuatan Rumah Sakit Darurat Covid-19 ini akan berupaya untuk memberikan edukasi dan pelayanan kepada masyarakat terkait Covid-19.
“Ini adalah bukan sekedar bekerja, namun juga ada edukasi mengenai begini cara bekerja yang benar untuk menangani Covid-19, termasuk mengundang unsur Wahdah Islamiyah dalam rangka edukasi tersebut,” tutur dokter Hisbullah.
Rapat ini kemudian membahas beberapa kebutuhan utama yang akan dilengkapi sebelum Rumah Sakit darurat ini difungsikan, antara lain pembersihan area rumah sakit, perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis, tenaga administrasi dan logistik, serta keamanan.
Pembersihan dilakukan di area internal dan eksternal Rumah Sakit yang dilaksanakan oleh Relawan Wahdah Peduli dan PRI. Pembersihan dilakukan untuk mempersiapkan area perawatan pasien yang direncakanan akan digelar secara outdoor, dan melakukan penyemprotan desinfektan area internal.
“Pekerjaan awal ini harus segera selesai agar pelayanan terhadap masyarakat bisa segera dimulai, maka kami memanggil relawan Wahdah Peduli yang telah berpengalaman bersama kami di bencana Palu kemarin,” ungkap dokter Hisbullah.
“Jika semuanya telah siap, APD dan kebersihan area, maka hari ini juga pelayanan kita buka,” ungkap dokter Hisbullah.
Pembuatan Rumah Sakit darurat ini kemudian dilanjutkan dengan kordinasi bersama pemerintah setempat agar penanganan Covid-19 di kota Makassar bisa lebih maksimal dengan adanya penambahan fasilitas kesehatan.
Muhammad Syukri Turusi selaku kordinator relawan Wahdah Peduli mengatakan pihaknya menyambut baik panggilan kemanusiaan ini dengan harapan bisa berkontribusi dalam menyelamatkan masyarakat terhadap Pandemi yang sedang menjadi masalah utama, Covid-19.
“Hari ini kami terjunkan relawan dari kader Wahdah Islamiyah untuk melakukan pembersihan rumah sakit, dan insya Allah akan berlanjut dengan pelayanan logistik kepada pasien dan tenaga medis,” tambah dia.
Diantara kebutuhan logistik yang dibutuhkan antara lain, APD tenaga medis dan konsumsi tenaga medis, pasien dan relawan.
Tenaga Medis yang akan bekerja bersama para relawan kemanusiaan ini kemudian akan berkantor dan menempati tenda-tenda yang didirikan di halaman Rumah Sakit, untuk kemudian menggelar beberapa pelayanan, antara lain pemeriksaan, perawatan, isolasi dan pemasokan logistik kepada tenaga medis dan pasien. (*rls)