Peran Ibu Dalam  Pola Makan Anak

Date:

Menjadi seorang ibu adalah hal yang paling menyenangkan dan yang didambakan bagi setiap wanita, Allah memberikan keistimewaan dan juga kemuliaan untuk seseorang yang bernama ibu, doa-doa yang terucap lewatnya tidak akan ditolak oleh Allah, dari Anas bin Malik radiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

ثلاثُ دَعَواتٍ لا تُرَدُّ : دعوةُ الوالدِ ، و دعوةُ الصائمِ ، و دعوةُ المسافرِ

“Ada tiga doa yang tidak tertolak: dooa orang tua (kepada anaknya), doa orang-orang yang berpuasa dan doa orang yang sedang safar.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan-nya no. 6619, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).

Dari hadis tersebut menunjukkan bahwa sebuah keistimewaan pada seorang ibu, kemudian ditekankan lagi dalam hadis,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Keistimewaan ini tidaklah mudah, menjadi seorang ibu, mulai dari hamil, melahirkan menyusui hingga membesarkan anak-anak mereka dirumahnya sungguh membutuhkan pengorbanan yang besar serta kesabaran.

Seorang ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, apa yang mereka ajarkan dan apa yang mereka contohkan, akan ditiru oleh anak-anaknya,  karena anak adalah peniru ulung, Begitupun dengan asupan makan, apa yang ibu berikan kepada anak-anak akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Baik sikap, prilaku, serta pola pikirnya. Seorang ibu akan membersamai anak-anaknya setiap hari mengatur pola makan serta menyiapkan apa yang dikonsumsi oleh anak-anaknya.

Menurut hasil penelitian sangat erat hubungan antara pengetahuan seorang ibu tentang gizi dengan tumbuh kembang anak. Disinilah peran seorang ibu cerdas sangat penting, ketika seorang ibu mampu memberikan makanan yang sehat untuk anak-anaknya, itulah yang akan diproses oleh tubuh dan memberikan efek jangka pendek maupun jangka panjang, contoh ketikan anak sehat, anak tersebut tidak mudah terserang penyakit dan tidak gampang rewel.

Makanan bergizi ini cukup mudah dan murah, makanan ini kami sebut “Layak Konsumsi” yaitu makanan yang halal dan thayyib.

Makanan halal belum tentu dikategorikan sebagai makanan tayyib, karena tidak semua makanan halal itu sehat, baik untuk tubuh, seperti makanan cepat saji (instan) itu termasuk makanan yang halal namun tidak sehat untuk tubuh, ibu cerdas menyiapkan makanan halal dan thayyib ini mulai dari sumber dan juga prosesnya.

Telah diperintahkan oleh Allah dalam firmanNya disurah Al-Maidah ayat 88 yang artinya “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”

Mari Kita bahas apa itu makanan halal dan thayyib.

Yang pertama yaitu makanan halal.

Kata ‘halal’ secara harfiah berarti diizinkan, dan dalam terjemahan biasanya digunakan sebagai halal. Lawan halal adalah haram, yang berarti dilarang atau tidak diizinkan.

Makan halal berdasarkan sumbernya yaitu makanan yang diperoleh bukan dari hasil Riba, dari hasil curian, menipu dan sebagainya, selain itu yang diharamkan oleh Allah berdasarkan sumbernya yaitu daging babi, bangkai, dan sebagainya

Telah Allah sebutkan didalam al qur’an,

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ

Artinya: “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) binatang yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.” (QS. Al Baqarah: 173)

Setelah mengetahui sumber makanan yang halal, kita juga harus memperhatikan proses penyajian makanan tersebut. Ketika ibu cerdas akan menghidangkan daging dirumah,maka terlebih dahulu mengetahui proses penyembelihan tersebut, apakah sesuai dengan kaidah syar’i atau tidak.

Allah perintahkan didalam al qur’an,

حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ

Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.” (QS. Al-Maidah: 3)

Selanjutnya, yang kedua makanan yang “thayyib”

Tahyyib adalah sesuatu yang benar-benar baik. Pada dasarnya, kata ini berarti sesuatu yang dirasakan enak oleh indera dan jiwa. Al Thayyibat adalah bentuk jamak dari thayyib, yang diambil dari kata thaba-yathibu-thayyib-thayyibah; sesuatu yang baik maka disebut thayyib.

Thayyib atau Baik artinya adalah jika dikonsumsi mendatangkan kebaikan bagi tubuh seseorang karena mengandung nilai gizi atau nutrisi untuk tubuh.

Makanan yang thayyib juga perlu diperhatikan. Contoh makanan thayyib yaitu makanan yang mengandung nilai gizi diantaranya kandungan protein, vitamin, mineral, Kalori, lemak dan nilai gizi lainnya penujang kesehatan dan tumbuh kembang anak, nilai gizi ini mudah didapatkan pada buah, sayur, telur, daging, dan ikan.

Setelah berikhtiar memberikan anak-anak kita sajian sehat dirumah, kita memohon kepada Allah semoga dengan itu kita mampu memberikan asupan gizi yang baik untuk anak-anak kita dan yang akan menjadi penerus bangsa.

 

Oleh: Syamsinar Kadir

(Alumni Pasca Sarjana UMI, Anggota Pengurus KPM Wahdah dan Mahasiswi STIBA Makassar)

Editor: Syaibani Mujiono, Absaid

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Wahdah Islamiyah Kalimantan Tengah Gelar Mukerwil dan Mukerda, Teguhkan Soliditas untuk Dakwah dan Umat

PALANGKA RAYA, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah...

Menghadapi Tantangan Dakwah, Wahdah Sulbar Adakan Lokakarya Tuk Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Kader

MAMUJU, wahdah.or.id – Dalam upaya memperkokoh dakwah yang berbasis...

Programkan Gerakan 5T, Mukerwil VII DPW Wahdah Banten Siap Wujudkan Banten yang Maju dan Berkah

BANTEN, wahdah.or.id – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah...

Capai Skor IIWCP Kategori “BAIK”, Nazhir Wahdah Islamiyah Raih Piagam Apresiasi Dari Badan Wakaf Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Badan Wakaf Wahdah Islamiyah, Ustaz...